Opini

Sirah Nabawiyah

Syair karya Al-Imam Al-Jazuli, pengarang kitab Dalailul Khairat,

يَا نَبِيَّ اللهِ، يَا رَحْمَةَ اللهِ
قَدْ شَقَّ فِي الْقَلْبِ حُبُّكَ الأَكْفَانَا
أَنْتَ الْفَيْضُ الَّذِي لاَ يَنْقَطِعُ أَبَدًا
وَالنُّورُ الَّذِي بِكَ تَنْجُو الأَدْيَانُ

Wahai kekasih Allah, wahai yang diutus menjadi rahmat.

Cintamu telah merobek kain kafan yang membungkus hatiku karena kukira telah mati. Cintamu menghidupkannya kembali.

Engkau adalah rahmat, bahkan hujan rahmat yang tak pernah berhenti turun untuk menyuburkan bumi.

_Engkau cahaya yang menuntun umat manusia keluar dari kabut kebodohan dan kehampaan._

Sebelum kita tahu manisnya mencintai Rasulullah, hati ini bagai mayat yang terbungkus kafan keputusasaan, mengira bahwa kematian rasa adalah akhir segalanya.

Lalu cintanya yang tulus membangunkan kita dari kubur panjang kelalaian. Inilah mukjizat cinta sejati, yaitu memberikan kehidupan yang kedua. Memberikan detak baru pada hati yang beku, untuk merasakan lagi getaran iman.

Rahmatnya bukan seperti embun yang sebentar lalu mengering. Ia bagai hujan abadi yang lembut dan terus-menerus, menyirami setiap jengkal tanah di bumi yang gersang, hingga darinya tumbuh benih-benih kebaikan.

Dunia ini dahulu diselimuti kabut tebal yang membuat manusia tersesat, dan merasa hampa. Baginda Nabi adalah cahaya penuntun yang menerangi jalan keluar dari kegelapan dan mengajak umat manusia berjalan meninggalkan segala bentuk kebodohan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator