ARSIP DISKUSI

Sirah Nabawiyah dan Diutusnya Rasulullah, Muslim Harus Tahu

TSIRWAH INDONESIA – Sejumlah muslim mungkin masih mempertanyakan tentang tujuan diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan Sirah Nabawiyah.

Sementara dua hal tersebut merupakan hal dasar yang wajib seluruh umat muslim ketahui, tanpa terkecuali. Demi menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini adalah rekam kajian di Komunitas Tsirwah Indonesia:

Kajian ini berlangsung pada tanggal 24 Oktober 2024 dengan pertanyaan muncul yang dijawab oleh Ustadzah Syarifah Habibah BSA.

Para nabi dan rasul khususnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah bentuk rahmat dari Allah subhanahu wata’ala.

Salah satu tujuan Allah subhanahu wata’ala mengutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu sebagai pegangan manusia agar umat manusia sukses di dunia, dan akhirat serta tidak merasakan kesulitan.

Rahmat yang Allah subhanahu wata’ala anugerahkan kepada kita ini harus kita syukuri dengan menggunakan setiap nikmat Allah subhanahu wata’ala untuk keta’atan. Jangan sampai anggota tubuh kita dan segala nikmat-Nya menjauhkan kita dari keta’atan.

Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 128 yang berbunyi:

‎لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Pada ayat tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan seorang Rasul yang begitu rahmat dan lembut terhadap umatnya, bahkan segala kesulitan yang menimpa umatnya lebih dulu membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sakit sebelum mereka, misalnya:

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mau melihat umatnya mengalami kesulitan-kesulitan di dunia dan di akhirat, karena hal itu sangat menyakitkan bagi beliau.
  2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam cemburu dan sakit hati ketika melihat umatnya melakukan dosa.
  3. Kelembutan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap umatnya melebihi kelembutan seorang ibu kepada anaknya.
  4. Diriwayatkan pada suatu hari, Sayyidah Aisyah meminta didoakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sayyidah Aisyah sangat gembira, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa, “Ya Allah ampunilah dosa Aisyah yang lampau dan yang akan datang“. Baginda rasul tidak hanya berdoa seperti itu untuk Sayyidah Aisyah saja, tetapi untuk seluruh umatnya. Hal ini membuktikan bahwa beliau lebih sayang terhadap kita melebihi kita terhadap diri kita sendiri.

BACA JUGA : Wanita Haid Ziarah Kubur, Bolehkah, Ini Ragam Pendapat Ulama

Sirah adalah biografi atau cerita mengenai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sirah merupakan gambaran nyata yang harusnya menjadi ritme bagi kehidupan umat muslim saat ini.

Di dalam sirah terdapat tujuh garis besar sangat berkaitan dengan rihlah seorang mukmin dalam kehidupan ini menuju kesuksesan dunia akhirat yakni:

  1. Allah pertama kali menurunkan ayat Al-Qur’an kepada nabi Muhammad, yaitu surat Al-Alaq (Iqra’). Allah subhanahu wata’ala dengan segala kebijaksanaannya menurunkan ayat ini sebagai pengingat bahwa segala musibah yang terjadi karena jauhnya manusia dari membaca.
  2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membangun Darul Arqam. Tujuan pembangunan Darul Arqam sebagai tempat menuntut ilmu dan berkumpulnya para sahabat. Hal ini menandakan bahwa tidak ada yang lebih penting dari ilmu.
  3. Syi’ib Abu Thalib, pada saat itu terjadi pemboikotan umat muslim. Peristiwa ini mengajarkan kepada mereka untuk selalu bersabar.
  4. Hijrahnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah. Setelah kesakitan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan umatnya alami, Allah memerintahkan beliau untuk hijrah ke Madinah dan melanjutkan risalah di Madinah.
  5. Rasuluah shallallahu ‘alaihi wasallam membangun masjid Quba dan mengikatkan Ukhuwah Islamiyah. Di Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membangun masjid Quba dan mempersaudarakan antara kaum Anshor dan Muhajirin. Hal ini memiliki makna bahwa seorang mukmin harus mempunyai prinsip, yaitu di manapun umat muslim berada, mereka adalah saudara. Muslim hendaknya saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa dengan persaudaraan tersebut.
  6. Peperangan yang terjadi di Kota Madinah. Selama di Madinah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan umatnya mengalami peperangan. Dalam hal ini Allah subhanahu wata’ala mengajarkan mereka pengorbanan, karena Allah subhanahu wata’ala memiliki janji untuk kaum Muslim.
  7. Fathu Mekkah adalah janji Allah subhanahu wata’ala selama kurang lebih 20 tahun Rasulullah SAW beserta kaum muslimin berjuang untuk kemenangan.

Dari tujuh gambaran di atas kita belajar tentang kesabaran, di mana segala sesuatu itu mempunyai waktu.

Berdasarkan penjelasan di atas, tidak ada pengorbanan yang lebih besar selain pengorbanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jangan membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sakit hati dengan perbuatan dosa kita.

Sesungguhnya perjuangan kita untuk melaksanakan ketaatan tidak sebanding dengan perjuangan para nabi dan sahabat di zaman dulu.

Wallahu A’lam
Notulen: Oleh Hanifatun Nisa


✍🏻 FREE SHARE, TANPA MENGUBAH FORMAT PENULISAN

🏛️ ©® Tsirwah Indonesia : GABUNG KOMUNITAS, KLIK DI SINI

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator