Akhlak

Bahaya Perilaku Riya’, Ternyata jarang Disadari, Simak Selengkapnya

TSIRWAH INDONESIA – Riya’ sangatlah bahaya bagi orang yang melakukannya, karena riya’ merupakan penyakit hati dan syirik kecil. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَاءُ 

Artinya: “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’,” (HR Ahmad)

Perbuatan riya’ sangat berbahaya terhadap diri seseorang, amal, masyarakat, dan umat. Perbuatan ini juga dapat merugikan pelakunya, dapat merusak amalan baik yang pernah dilakukan, dan memiliki balasan dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Riya’ berasal dari bahasa Arab yaitu (ﺍﻟﺮﻳﺎﺀ), yang artinya memamerkan. Seseorang melakukan sesuatu agar orang lain memujinya. Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari berkata: 

وَالْمُرَادُ بِهِ إِظْهَارُ الْعِبَادَةِ لِقَصْدِ رُؤْيَةِ النَّاسِ لَهَا فَيَحْمَدُوا صَاحِبَهَا

Artinya: “Riya’ ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu.”

Menurut Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia, dengan cara memperlihatkan atau memamerkan suatu hal kebaikan yang dilakukannya.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ

Artinya: “Barangsiapa yang beramal karena sum’ah, Allah subhanahu wa ta’ala akan menjadikan dia sebagai orang yang dikenal sum’ah, sebaliknya barangsiapa yang beramal karena riya’ Allah akan menjadikan dia sebagai orang yang dikenal riya’,” (HR Bukhari).

Tujuan dari perbuatan riya’ adalah untuk memperoleh perhatian dari orang lain, pujian, dan penghargaan. Misalnya, ada orang yang rajin sholat, akan tetapi niatnya karena riya’, yaitu ingin disebut sebagai orang yang sholeh.

Seseorang yang memiliki sifat riya’, ketika dalam keadaan sendirian, dia tidak mau mengerjakan sholat karena tidak ada orang yang melihatnya dan memujinya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala surat An-Nisa’ ayat 142 yaitu:

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَا دِعُهُمْ ۚ وَاِ ذَا قَا مُوْۤا اِلَى الصَّلٰوةِ قَا مُوْا كُسَا لٰى ۙ يُرَآءُوْنَ النَّا سَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًا 

Artinya: “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah subhanahu wa ta’ala kecuali sedikit sekali.”

Allah subhanahu wa ta’ala juga menyebutkan dalam surat Al-Ma’un ayat 4-6 yaitu:

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ (٤) الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَا تِهِمْ سَاهُوْنَ (٥) الَّذِيْنَ هُمْ يُرَآءُوْنَ (٦)

Artinya:  “Maka celakalah orang yang sholat (4), yaitu orang-orang yang lalai  terhadap  sholatnya (5), yang berbuat riya’ (6).”

Riya’ khafi adalah riya’ yang dilakukan dengan niat. Riya’ ini muncul sejak awal perbuatan, bahkan sebelum perbuatan itu dilakukan. Ia memang meniatkan perbuatan itu untuk riya’, bukan untuk mengharap ridho Allah SWT. Amalan seseorang akan berubah statusnya, tergantung niat dalam melakukan sesuatu. 

Apabila dia berniat melakukan sesuatu hal untuk kebaikan, maka hasil yang didapatkan ialah kebaikan. Sebaliknya, apabila dia melakukan sesuatu hal karena keburukkan, maka hasil yang didapatkan ialah keburukkan juga. Sebagaimana disebutkan dalam hadits arba’in an-nawawiyyah yaitu:

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

Artinya: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, sedangkan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah SWT dan Rasul-nya, maka hijrahnya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin dia raih atau wanita yang ingin dinikahi, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riya’ jali yaitu seseorang yang memamerkan atau menunjukkan perbuatannya di depan orang banyak, agar perbuatan yang dia lakukan tersebut dipuji dan diperhatikan oleh orang lain, sehingga seseorang tersebut terlihat baik dihadapan orang lain.

Perbuatan riya’ mempunyai dampak yang negatif bagi orang yang melakukannya, dalam buku akidah akhlak karangan Fakhri Nurul Fajri, disebutkan bahwa ada beberapa dampak dari orang yang melakukan perbuatan riya’ di antaranya:

1. Tidak pernah merasakan kepuasan.

2. Kecewa jika tidak ada yang memujinya.

3. Tidak khusyuk dalam beribadah kepada Allah.

4. Allah akan memasukkan orang yang berbuat riya’ ke dalam neraka wail.

5. Mendapatkan dosa besar karena telah melakukan perbuatan syirik. Riya’ merupakan syirik kecil disebabkan, orang tersebut terlalu mengharapkan pujian dari seseorang yang memujinya.

Pelajaran yang dapat ambil dari penjelasan di atas, ialah buruknya dampak dari perbuatan riya’. Apabila seseorang mempunyai sifat riya’ di dalam hatinya, maka sangatlah berbahaya, karena dia termasuk ke dalam golongan orang munafik, karena dapat mendatangkan murka Allah SWT, dan mendapatkan balasan berupa siksa api neraka.

Wallohu A’lam
Oleh Nathania Desy Indriani

Editor: Dewi Anggraeni, S.Hum

Aktivis dakwah, jurnalis, interpersonal skill, tim work, content creator, dan emotional management.

2 komentar pada “Bahaya Perilaku Riya’, Ternyata jarang Disadari, Simak Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator