Hukum Menyemir atau Mewarnai Rambut: Kata Imam Ghozali tentang Trend, Berikut Rinciannya, Simak
TSIRWAH INDONESIA – Artikel kali ini adalah publikasi dari hasil diskusi di grup whatsapp Tsirwah, yang sudah diarsipkan oleh pengurus ataupun Asatidz, membahas tentang hukum menyemir atau mewarnai rambut. Simak dengan baik ilmumu.
Menyemir atau Mewarnai Rambut: Tinjauan Hukum Islam disertai Contoh dari Nabi
PERTANYAAN
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Izin bertanya Ustdz ustdzah🙏🏻Apa hukumnya mewarnai rambut? apakah haram? terus kalo misalnya di sebutkan haram apa alasannya karna mengubah ciptaan alloh? Makasih dan maaf kalo misalkan pertanyaan nya agak gk penting,,tapi ini beneran pengen tau hehe
Jazakumulloh khoir🙏🏻
JAWABAN (I)
Oleh: Ust Akhmad Sayyid Abdullah
Waalaikum salam warahmatullahi wa barakatuh, boleh asal tidak menutupi jalannya air (tidak sampai membuat wudhu tidak sah) dan bukan yang berwarna hitam.
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Amru bin As Sarh dan Ahmad bin Sa’id Al Hamdani keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dari Abu Az Zubair dari Jabir bin Abdullah ia berkata:
“Pada saat pembukaan kota Makkah, Abu Kuhafah dihadapkan kepada Rasulullah, sementara rambut dan janggutnya putih seperti bunga berwarna putih, maka Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Rubahlah warna rambutmu ini dengan sesuatu, dan jauhilah warna hitam’.”
Hadits Riwayat Abu Daud
JAWABAN (II)
Oleh: Ust Hafidz Ramdhani
Menyemir rambut atau mewarnai rambut, bisa kita klasifikasikan pembahasan hukumnya, namun sebelumnya, hal yang penting untuk kita ketahui dulu adalah tentang warna.
Dalam hadits yang dibawakan oleh Sahabat Jabir, berikut:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ أُتِيَ بِأَبِي قُحَافَةَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَرَأْسُهُ وَلِحْيَتُهُ كَالثَّغَامَةِ بَيَاضًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيِّرُوا هَذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ
Artinya: “Ada seorang sahabat bernama Abi Quhafah, yang sepulang dari Fathu Makkah datang dalam keadaan kepala berambut putih (beruban). Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Rubahlah warna rambut ini dengan selain warna hitam’.”
Dari hadits di atas ada keterangan lebih lanjut dari Imam Nawawi dalam kitabnya Syarh Shahih Muslim, berikut:
وَمَذْهَبنَا اِسْتِحْبَاب خِضَاب الشَّيْب لِلرَّجُلِ وَالْمَرْأَة بِصُفْرَةٍ أَوْ حُمْرَة ، وَيَحْرُم خِضَابه بِالسَّوَادِ عَلَى الْأَصَحّ ، وَقِيلَ : يُكْرَه كَرَاهَة تَنْزِيه ، وَالْمُخْتَار التَّحْرِيم لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( وَاجْتَنِبُوا السَّوَاد ) هَذَا مَذْهَبنَا
Artinya: “Dalam madzhab kita (madzhab syafi’i, karena imam Nawawi penganut Syafi’i), disunahkan bagi lelaki atau wanita untuk menyemir rambut dengan warna kuning atau merah, dan haram menggunakan warna hitam, ada pendapat yang mengatakan makruh, tapi yang terpilih adalah haram, sebab perkataan nabi sebagaimana hadits di atas tadi.”
Maka, perihal mewarnai rambut dengan warna hitam adalah tidak boleh, sedangkan dengan warna lain bukan tidak boleh.
Lanjut, kita merinci hukum menyemir atau mewarnai rambut dengan warna selain hitam, yaitu:
Madzhab Syafi’i, mewarnai dengan selain hitam adalah boleh, dengan syarat untuk kepentingan syar’i seperti menakuti musuh atau membuat musuh gentar (selayaknya dulu, kisah para sahabat nabi saat masa peperangan).
Jika justru malah menyerupai orang-orang kafir atau menyerupai yang buruk-buruk, jatuhnya malah tidak boleh.
Ada lagi yang tidak boleh, misalnya menyemir rambut dengan putih, agar terlihat sudah berumur (sepuh) dengan tujuan agar disepuhkan atau dituakan, sehingga nantinya akan lebih dihormati atau semacamnya, itu juga tidak boleh.
📚 Madzahibul Arba’ah
مذاهب الأربعة الجزء الثاني صحـ 46 – 47
حكم صباغة الشعر تفصيل المذاهب
الشافعية- قالوا : يكرة صباغة اللحية والشعر بالسواد إلا الخضاب بالصفرة والحمرة فإنه جائز إذا كان لغرض شرعي كالظهور الشجاع أمام الأعداء في الغزو ونحوه. فإذا كان لغرض فاسد كالتشبه بأهل الدين فهو مذموم, وكذلك يكره صبغها بالبياض كي يظهر بمظهر الشيب ليتوصل بذلك إلى الأغراض المذمومة كتوقيره والإحتفاء به وقبول شهادته وغير ذلك وكما يكره تبييض اللحية بالصبغ فإنه يكره نتف شيبها.
Bagaimana bila untuk Tujuan Gaya-gayaan. Imam Ghozali termasuk ulama yang berpendapat bahwa jika suatu TREND menjadi identik dengan ahli bid’ah atau hal yang buruk, maka begitupun tidak boleh mengikutinya, dikhawatirkan tasyabbuh dengan mereka.
Misalnya gaya semir rambut sudah menjadi trend bagi anak-anak punk, preman atau semacamnya, maka tidak bagus juga untuk menirunya. Meskipun di sisi lain Syaikh Izzuddin bin Abdissalaam tidak sependapat dengan statment Imam Ghozali tersebut.
📚 Husnus Sair fi Bayani Ahkami Anwa’it Tasyabbuh
حسن السير فى بيان أحكام أنوع التشبه صحـ 11-12
ما نصه فإن قلت فقد صرح هذا الخضاب شعارا الأعاجم وقد نهينا عن التشبه بهم لأن من تشبه بقوم فهو منهم فما تصنع فى هذا التعارض قلت أما حجة الإسلام الغزالى رضى الله عنه فإنه قال فى كتاب السماع من إحيائه مهما صارت السنة شعارا لأهل البدعة قلنا لتركها خوفا من التشبه بهم وأما سلطان العلماء العزالدين عبد السلام فإنه أشار إلى رده فى فتاوه إذا قال المراد بالأعاجم الذين نهينا عن التشبه بهم أتباع الأكثرة فى ذالك الزمان ويختص النهى بما يفعلون على خلاف مقتضى شرعنا فأما ما فعلوه على وفق الإيجاب أو الندب أو الإباحة في شرعنا فلا يترك لأجل تعاطيهم إياه فإن الشرع لا ينهى عن التشبه بما أذن الله فيه.
Namun demikian, terlepas dari itu semua, Imam Nawawi dalam teks dalil lanjutan dari penjelasan hadits yang di atas tadi, menjelaskan bahwa salah seorang dari sahabat atau tabi’in mengatakan:
تَرْك الْخِضَاب أَفْضَل
Artinya: “Meninggalkan Khidob (menyemir rambut) adalah Afdhol atau Utama.”
Sebab Nabi Muhammad SAW sendiri tidak merubah atau menutupi rambutnya yang beruban, baik dengan warna apapun.
✒️ KESIMPULAN
- Menyemir rambut dengan warna hitam, haram.
- Menyemir rambut dengan warna lain untuk tujuan syar’i, boleh.
- Menyemir rambut dengan tujuan menutupi uban, boleh.
- Menyemir rambut dengan tujuan. gaya-gayaan, ada yang melarang ada pula sebaliknya, tapi lebih baik ditinggalkan.
Wallohu Alam
Oleh Ustadz Hafidz, menyadur hasil diskusi grup Whatsapp Tsirwah