3 Hikmah yang Dapat Dipetik dari Kisah Mush’ab bin Umair, Simak
TSIRWAH INDONESIA – Mush’ab bin Umair adalah salah satu sahabat nabi yang kisahnya patut untuk dicontoh bagi setiap muslim. Beliau merupakan seorang Quraisy terkemuka yang memiliki semangat tinggi dalam berdakwah. Penulis akan menjelaskan tentang hikmah yang dapat dipetik dari kisah Mush’ab bin Umair.
Kisah Teladan Mush’ab bin Umair
Adapun hikmah yang bisa dipetik dalam kisah Mush’ab bin Umair, di antaranya:
1. Kesetiaan
Di dalam buku berjudul Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah karya Khalid Muhammad Khalid, terdapat penjelasan bahwa Mush’ab gugur sebagai syuhada pada perang Uhud. Pada saat perang Uhud, Ibnu Qumaiah, seorang tentara Quraisy melihat bendera Islam yang Mush’ab pegang.
Tak berpikir panjang, ia pun menebas tangan kanan Mush’ab hingga putus. Lalu, Mush’ab berusaha mengambil bendera itu dengan tangan kirinya. Tentara tersebut kembali menebas tangannya. Hingga putus pula tangan kirinya.
Mush’ab pun terus berusaha untuk memegang bendera tersebut menggunakan kedua pangkal lengan dan meraihnya ke dada. Lalu tentara tersebut menyerangnya lagi dengan tombak hingga ia gugur dan bendera jatuh.
Sungguh sosok yang bijaksana dan tidak pernah menyerah dalam mendakwahkan Islam. Kecintaan dan kesetiaannya pada Islam sangatlah mendalam.
2. Konsisten
Melansir dari situs web muslimahnews.net, bahwa keimanan mendorong seseorang untuk tetap konsisten pada jalan dakwah. Inilah yang terjadi pada diri seorang Mush’ab.
Masuk islamnya Mush’ab sempat ia sembunyikan dari ibunya. Namun, seorang pemuda Quraisy yaitu Usman bin Thalhah menyampaikan berita keislamannya.
Hal inilah yang membuat ibunya marah, lalu mengurung, dan memenjarakannya di suatu tempat terpencil. Walaupun begitu, semangat dan tekad Mush’ab tak pernah berhenti. Ia pun lolos dalam kurungan tesebut dan pergi untuk ikut hijrah bersama rombongan muslimin ke Habsyi.
Tak berhenti di situ, ia kembali melanjutkan perjalanan ke Madinah untuk menyampaikan ajaran Islam. Sikap dan tindakan yang Mush’ab ambil pastinya sangat tidak mudah.
Berbagai rintangan yang ia hadapi tidak menjadikannya merasa lelah atau pun mundur dalam membela agama Allah subhanahu wa ta’ala. Karena kesungguhan hati dan keyakinannya yang kuat, ia pun berhasil membuat penduduk Madinah memeluk Islam.
3. Kesederhanaan
Mush’ab adalah pemuda yang tampan dan hidup berkecukupan. Semasa hidupnya, ia dimanjakan dengan segala kemewahan oleh kedua orangtuanya. Ibu Mush’ab bernama Khunas binti Malik. Ia merupakan wanita yang memiliki pendirian kuat, bahkan warga Mekkah pun segan takut kepadanya.
Saat Mush’ab memeluk Islam, ibunya tidak lagi memberikan semua kemewahan padanya. Mush’ab pun hidup dengan kesederhanaan.
Melansir dari situs liputan6.com, bahwa kisah Mush’ab bin Umair mengajarkan tentang sederhana dalam hidup dan tawakal terhadap takdir. Baginya, harta kekayaan bukanlah satu-satunya sumber kebahagiaan. Keimanan, akhlak, dan tawakkal adalah kunci dari sebuah kebahagiaan.
Hikmah dari kisah Mush’ab bin Umair tersebut dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang muslim, alangkah baiknya jika memiliki sosok panutan hidup untuk memberikan motivasi dan tercapainya suatu tujuan.
Wallahu ‘Alam
Oleh Rena Angguntia