Asal Usul Sunni dan Syiah: Mengenal Aliran Utama dalam Islam
TSIRWAH INDONESIA – Islam sebagai agama besar di dunia memiliki beragam pemahaman dan pandangan. Salah satu perbedaan yang paling dikenal adalah antara Sunni dan Syiah.
Keduanya memiliki akar sejarah yang panjang dan sering kali menjadi pembahasan menarik, khususnya bagi umat Muslim yang ingin lebih mengenal perjalanan Islam dari masa ke masa. Lalu, bagaimana sebenarnya asal usul aliran Sunni dan Syiah? Berikut penjelasan detailnya:
Awal Mula Perpecahan
Setelah wafatnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun 632 Masehi, umat Islam menghadapi persoalan besar.
Siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin umat? Perbedaan pendapat ini menjadi awal mula terbentuknya dua aliran besar, Sunni dan Syiah.
Sunni: Mayoritas sahabat Nabi saat itu sepakat bahwa pemimpin umat dipilih melalui musyawarah. Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat dekat Nabi, terpilih sebagai khalifah pertama.
Kelompok ini kemudian dikenal sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah (Sunni), yang berarti “pengikut sunnah Nabi dan jamaah.”
Syiah: Sebagian umat meyakini bahwa kepemimpinan harus berada pada garis keturunan Nabi, yakni Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Nabi.
Kata “Syiah” berasal dari bahasa Arab yang berarti “pengikut” atau “pendukung,” merujuk pada pendukung Ali.
Perbedaan Utama Sunni dan Syiah
Meskipun berakar pada perbedaan pandangan politik, perbedaan antara Sunni dan Syiah juga mencakup beberapa aspek lain, seperti teologi, praktik ibadah, dan tradisi.
Kepemimpinan: Sunni percaya pada sistem musyawarah (syura) dalam memilih pemimpin, sementara Syiah menegaskan bahwa hanya keturunan Nabi yang berhak memimpin umat.
Sumber Hukum: Sunni mengandalkan Al-Qur’an, Hadis, Ijma (konsensus ulama), dan Qiyas (analogi). Syiah lebih menekankan Al-Qur’an, Hadis dari imam-imam mereka, dan akal.
Hari Asyura: Bagi Sunni, Hari Asyura adalah hari puasa sunnah. Namun, bagi Syiah, hari ini diperingati sebagai hari berkabung atas syahidnya Imam Husain di Karbala.
Penyebaran Sunni dan Syiah
Saat ini, Sunni menjadi kelompok mayoritas dalam Islam, dengan sekitar 85-90% dari total populasi Muslim di dunia.
Negara-negara seperti Indonesia, Arab Saudi, Mesir, dan Turki didominasi oleh Sunni. Di sisi lain, Syiah adalah kelompok minoritas, tetapi memiliki populasi signifikan di Iran, Irak, Bahrain, dan Lebanon.
BACA JJUGA: 7 Golongan yang Mendapatkan Naungan Allah Pada Hari Kiamat
Hikmah dari Keberagaman
Meskipun perbedaan antara Sunni dan Syiah sering kali menjadi bahan perdebatan, penting bagi kita untuk memahami bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan persatuan.
Keberagaman ini seharusnya menjadi sarana untuk saling belajar dan memperkaya pemahaman kita tentang agama. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Surah Al-Hujurat ayat 13:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.”
Wallahu A’lam
Oleh Rizky Ramadhani