4 Keutamaan Ilmu dalam Pandangan Islam, Poin 4 Ini Sangat Menarik
TSIRWAH INDONESIA – Ilmu dalam bahasa Arab: علم “ilm” yang artinya memahami, mengerti, atau mengetahui. Ilmu merupakan masdar dari kata ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang artinya mengerti atau memahami benar-benar.
Berkaitan dengan itu ada juga hikmah atau biasa disebut dengan bijaksana yang artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan hal itu mustahil tercapai tanpa adanya pengetahuan yang dimiliki. Menurut imam Al-Ghazali ilmu merupakan cahaya yang akan menerangi jalan hidup seseorang dan membantunya dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tanpa ilmu tentunya kita tidak dapat mengetahui apa yang Allah subhanahu wa ta’ala ridhoi, perintah dan larangnya. Ilmu dapat diraih dengan belajar, dan Allah telah memerintahkan sebagaimana termaktub dalam Qur’an surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5:
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾
Artinya: “1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Mengapa Kita Harus Mempelajari Ilmu
Hakikatnya manusia terlahir tanpa mengetahui apa-apa. Bayangkan tanpa ilmu kita dapat dimanipulasi oleh orang lain dan tanpa ilmu kita tidak dapat membedakan baik, buruk, halal dan haram. Di antara alasan mengapa kita harus mempelajari ilmu ialah sebagai berikut:
Pertama, warisan para nabi adalah ilmu, sebagaimana hadits nabi berikut ini:
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya: “Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup,” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Kedua, Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Sebagaimana hadits nabi berikut ini:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ
Artinya: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi,” (HR Ibnu Majah).
Keutamaan Ilmu dalam Pandangan Islam
Pertama, seperti keutamaan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terhadap umatnya. Sebagaimana dalam hadits nabi sebagai berikut:
فَضلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضلِى عَلَى أُمَّتِي. إبن عبد البر
Artinya: “Keutamaan yang berilmu atas yang beribadah seperti keutamaanku atas umatku,” (HR Ibnu Abdil Barr).
Kedua, seperti keutamaan Rasulullah SAW atas seorang yang paling dekat di antara sahabatnya. Sebagaimana dalam hadits nabi sebagai berikut:
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَصْلِي عَلَى أَدْنَى رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِي. الترمذي
Artinya: “Keutamaan yang berilmu atas yang beribadah seperti keutamaanku atas seorang laki-laki yang paling dekat di antara sahabat-sahabatku,” (HR At-Tirmidzi).
Ketiga, seperti keutamaan bulan di malam purnama. Sebagaimana dalam hadits nabi sebagai berikut:
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَصْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ. أبو داود
Artinya: “Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang- bintang,” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Keempat, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Qur’an surat Al-mujadalah ayat 11 sebagai berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”
Tips Memperoleh Ilmu
Ilmu itu diperoleh dengan cara dicari dan dipahami. Akan tetapi ada tips kunci untuk membuka pemahamannya. Sebagaimana dalam hadits nabi berikut ini:
أَلْعِلْمُ خَزَائِنُ مَفَاتِيحُهَا السُّؤَالُ أَلا فَاسْأَلُوا فَإِنَّهُ يُوجَرُ فِيهِ أَرْبَعَةٌ: السَّائِلُ وَالْعَالِمُ وَالْمُسْتَمِعُ وَالْمُحِبُّ لَهُمْ
Artinya: “Ilmu itu gudang kunci-kuncinya adalah bertanya, untuk itu bertanyalah. Sesungguhnya akan diberi pahala dalam hal itu empat orang: yang bertanya, yang berilmu, yang mendengarkan dan yang mencintai mereka,” (HR Abu Nu’aim).
Imam Bukhari dalam kitabnya yang berjudul Shahih Bukhari membuat bab, beliau mengatakan:
باب : “العلم قبل القول والعمل”.
Artinya: “Bab: ilmu itu sebelum ucapan dan amalan.”
Wallohu A’lam
Oleh Bunga Ayu Fitriani