Jangan Sombong pada Allah: Doa Adalah Senjata Terkuat Umat Muslim
TSIRWAH INDONESIA – Allah subhanahu wata’ala mencintai orang yang suka memohon kepada-Nya. Karena hal itu menunjukkan bahwa manusia itu merasa fakir (butuh). Justru Allah subhanahu wa ta’ala membenci orang yang menyombongkan diri dan enggan berdoa kepada-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من لم يسأل الله يغضب علَيهِ
Artinya: “Barangsiapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka Allah murka kepadanya,” (HR Tirmidzi).
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman dalam Qur’an surat Al-Mu’min ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْن
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina’.”
Namun, tidak sedikit orang yang merasa cukup, dirinya merasa mampu mendapatkan keinginannya tanpa pertolongan dari rabb-Nya, dan meninggalkan doa. Padahal yang akan dia dapatkan hanya kesulitan di dunia apalagi di akhirat. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Qur’an surat Al-Lail ayat 8-10:
وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ ﴿ ٨﴾ وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ ﴿ ٩﴾ فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ ﴿ ١٠﴾
Artinya: “Adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),serta mendustakan (balasan) yang terbaik,Kami akan memudahkannya menuju jalan kesengsaraan.”
Tanpa Doa Tidak Akan Sempurna
Jika hanya mengandalkan kecerdasan pikir, alat canggih maupun kekuatan fisik, jelas manusia tidak akan bisa meraih tujuan bahagia dengan sempurna. Alangkah kecil modal dan kekuatan yang di miliki, sementara harapan dan cita-cita begitu besar.
Maka dari itu, manusia membutuhkan kekuatan lain yang lebih besar untuk mencapai tujuannya, dan barang siapa yang menjadikan doa sebagai jembatan, niscaya dia adalah orang yang paling kuat.
Doa adalah kekuatan paling besar yang mampu menghasilkan keajaiban karena Allah subhanahu wa ta’ala yang maha tinggi, maha berkehendak, maha berkuasa, dan maha kuat yang mampu melakukan segala-galanya.
Khasiat Doa
Allah subhanahu wa ta’ala telah mengisahkan betapa dahsyatnya kekuatan sebuah doa yang menjadi sebab selamatnya manusia dari berbagai problem dan peristiwa besar dari zaman ke zaman.
Jika di zaman ini ada orang yang masih belum di karuniai keturunan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, maka dahulu Nabi Zakaria alaihissalam juga mengalami hal yang sama, kemudian beliau berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, termaktub dalam Qur’an surat Ali Imran ayat 38:
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةًۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ
Artinya: “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”
Akhirnya Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa beliau dengan mengirimkan malaikat Jibril untuk memberitakan kabar baik tersebut. Hal ini termaktub dalam Qur’an surat Maryam ayat 7:
يٰزَكَرِيَّاۤ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ اۨسۡمُهٗ يَحۡيٰى ۙ لَمۡ نَجۡعَلْ لَّهٗ مِنۡ قَبۡلُ سَمِيًّا
Artinya: “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.”
Di samping itu, ada juga kisah Nabi Ayyub alaihissalam, beliau menderita penyakit kulit yang tak kunjung sembuh. Pada akhirnya penyakit beliau sembuh dengan doa yang termaktub dalam Qur’an surat Al-Anbiya ayat 83:
رَبِّ إِنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan yang maha Penyayang di antara semua penyayang.”
Akhirnya Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa beliau, termaktub dalam Qur’an surat Al-Anbiya ayat 84:
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ
Artinya: “Maka Kami kabulkan (doa) nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”
Kekuatan doa begitu dahsyat, mampu menjadi jembatan saat manusia tidak menemukan jalan keluar, menyembuhkan penyakit, mencegah bahaya dan masih banyak lagi. Akan tetapi semua tidak menafikan dan menghapus keharusan kita untuk ikhtiar, mestinya doa harus mengiringi sebelum, di saat dan setelah ikhtiar dilakukan.
Wallohu Alam
Oleh Nurul Assyfa Susilawati