4 Tips Menjadi Guru yang Sukses ala Rasulullah
TSIRWAH INDONESIA – Guru memiliki peran penting dalam perkembangan hidup seseorang. Guru adalah sosok yang bisa membentuk watak dan kepribadian dari muridnya.
Untuk mendidik seseorang memiliki keahlian dan kepribadian yang baik, guru dituntut tidak hanya untuk mengajar tetapi juga mendidik serta menjadi teladan bagi muridnya.
Islam sendiri memiliki sosok guru yang sempurna, sosok yang dapat menjadi contoh oleh siapa saja. Tokoh itu tidak lain adalah Rasulullah Muhammad salallahu ‘alaihi wa salam.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا
Artinya: “Aku diutus sebagai seorang muallim atau guru,” (HR Ibnu Majah)
Sebagai seorang guru, Rasulullah telah sukses dalam membimbing para sahabat dan keluarganya. Terbukti dengan utuh dan berkembangnya ajarannya ke seluruh dunia selama ribuan tahun.
Hal ini tak terlepas dari sifat Rasulullah SAW sebagai seorang guru. Dalam buku Ar-Rasul al-Mu’allim, seorang da’i asal Amerika, Ustadz Nouman Ali Khan merangkum setidaknya ada 4 tips yang menjadikan Rasulullah sukses menjadi guru:
Berpikir Layaknya Murid
Ketika mencapai keilmuan yang tinggi, banyak dari guru, professor, atau orang terpelajar yang berbicara dengan bahasa dan kosakata yang sulit orang awam mengerti.
Seorang guru sebaiknya memikirkan tentang cara penyampaian ilmu yang mudah dipahami. Hal tersebut karena muridnya adalah orang tidak banyak memiliki pengetahuan dasar atau ilmu yang sama dengannya.
Guru harus bisa membayangkan bagaimana ketika ia menjadi murid, bagaimana penyampaian materi yang bisa dimengerti, dan bagaimana metode yang dapat diserap dengan baik oleh seorang murid.
Mengambil Perhatian Murid dengan Kepercayaan Diri
Seorang guru harus menampilkan kepercayaan diri saat mengajar.
Ketika menceritakan tentang sesosok singa maka guru itu harus memperagakan gerak-gerik seekor singa tanpa rasa malu. Menirukan suara singa dengan lepas.
Ketika ingin membuat gurauan, guru tidak perlu memikirkan tentang lucu atau tidaknya gurauannya. Setidaknya, guru tersebut menampilkan kepercayaan diri dan kebebasannya dalam berekspresi.
Dengan seperti itu, perhatian murid akan tertuju kepada apa yang guru sampaikan. Murid tidak akan merasa cepat bosan.
Sehingga murid dapat memahami materi yang guru tersebut sampaikan dengan baik.
BACA JUGA : Mengenal Wali Qutub Kiai Haji Bahri Bin Pandak, Ulama Nusantara
Menjadi Diri Sendiri
Cobalah menjadi diri sendiri ketika mengajar. Jangan tampilkan sifat yang berbeda saat sedang mengajar dan ketika sedang tidak mengajar. Murid akan merasakan ketidakjujuran itu.
Dengan menjadi diri sendiri, murid akan merasa bahwa ia memperhatikan seorang manusia yang dapat ia pahami, memiliki kelemahan dan juga kelebihan.
Dengan begitu, murid dapat merasa kedekatan antara dia dan gurunya.
Menyeimbangkan antara Kelembutan dan Ketegasan
Sangat penting untuk guru mencari sebuah keseimbangan, antara menjadi seorang teman dan menjadi seorang yang memiliki wewenang.
Ketika guru terlalu tegas dan keras, murid akan merasakan jarak antara dia dan gurunya. Murid akan merasa bahwa gurunya terlalu mengerikan untuk didekati.
Adanya jarak antara murid dan guru, akan menciptakan sebuah batasan dalam belajar.
Ketika guru terlalu lembut, maka murid tidak akan berkembang. Mereka akan merasakan bahwa kelasnya hanya sebuah tempat bersantai-santai.
Murid akan cenderung tidak memperdulikan tentang tujuan pembelajaran yang harus ia capai.
Murid harus mengerti tentang kapan guru harus bercanda, bersantai, memberikan istirahat, dan kapan guru meninggikan suara. Hal tersebut merupakan hal yang penting untuk membentuk suasana pembelajaran yang baik.
Demikian beberapa tips menjadi guru yang sukses ala Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat.
Wallohu A’lam
Oleh Dennis Ramadhan