Alquran & HaditsHikmah & Wawasan

Keutamaan Mengingat Kematian, Hati-hati Jika Sering Lupa

TSIRWAH INDONESIA – Mengingat kematian adalah salah satu perintah tegas dari Allah subhanahu wata’alaa. Hal ini merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT kepada umat manusia, agar dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

Kematian merupakan sebuah perkara mutlak, namun misterius. Kedatangannya tidak bisa ditebak oleh siapapun dan apapun, bahkan dengan teknologi paling canggih. Kematian adalah rahasia Allah SWT sebagai pencipta seluruh alam.

Kematian datang tanpa pemberitahuan serta tanpa mengenal waktu dan tempat.

Kematian merupakan suatu peristiwa keluarnya ruh dari raga manusia. Kematian menjadi awal perjalanan atau perpindahan manusia dari kehidupan sementara menuju kehidupan akhirat (kekal).

Seluruh manusia pasti akan mengalami kematian. Kematian bukanlah akhir dari segalanya, masih ada lika-liku perjalanan setelah kematian. Keadaan manusia di alam kubur tergantung bagaimana ia menghabiskan waktunya ketika di dunia.

Mengenai kematian, Allah SWT sudah menegaskan di dalam surat Al-‘Ankabut ayat 57:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Artinya: “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”

Baca Juga: 4 Pengingat Takdir Kematian, Datangnya Langsung dari Allah SWT

Manusia perlu persiapan untuk mendapatkan kematian yang indah. Salah satunya dengan memperbanyak mengingat kematian.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ الَّلذَّاتِ اَلْمَوْتِ`

Artinya: “Perbanyaklah mengingat hal-hal yang dapat memutus kelezatan-kelezatan, yaitu kematian,” (HR. Ibnu Hibban, An Nasa’i dan lainnya).

Secara fiqih, mengingat kematian hukumnya sunah, dan melakukannya secara sering hukumnya sunah muakkadah (sunah yang dikukuhkan).

Dilansir dari situs jatim.nu.or.id, dalam sudut pandang tasawuf, kematian adalah suatu hal yang indah dan sangat dinantikan oleh orang yang sudah mencapai derajat ma’rifatu billah (orang yang sangat mengenal tentang sifat-sifat Allah SWT).

Bagi mereka, kematian adalah sebuah pertemuan dengan kekasih. Karenanya, mereka sangat sering mengingat kematian dan membuatnya menjadi tidak selera dengan hiruk pikuk dunia. Bagi mereka pula, kelezatan kehidupan yang sebenarnya adalah ketika di akhirat.

Senada dengan perkataan Hujjatul Islam, Imam Ghazali, di dalam kitabnya Ihya Ulumiddin juz 4 halaman 434:


وأما العارف فإنه يذكر الموت دائما لأنه موعد لقائه لحبيبه والمحب لا ينسى قط موعد لقاء الحبيب وهذا في غالب الأمر يستبطئ مجيء الموت ويحب مجيئه ليتخلص من دار العاصين وينتقل إلى جوار رب العالمين

Artinya: “Sedangkan al-arif (orang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang sifat-sifat kebesaran Allah) akan selalu mengingat kematian karena kematian adalah waktu yang dijanjikan untuk pertemuan dengan kekasihnya. Sang pecinta tak akan lupa waktu yang dijanjikan untuk bertemu kekasihnya. Seseorang yang demikian ini umumnya menganggap kedatangan mati yang begitu lamban dan menyukai kedatangannya, agar ia bisa terlepas dari tempatnya para pelaku maksiat dan berpulang menuju ke hadirat Tuhan sang penguasa alam.”

Pernyataan Imam Ghazali di atas selaras dengan perkataan Syekh al-Laffaf di dalam kitab Faidl al-Qadir, juz 1, halaman 109, karya Syekh Abdur Rauf al-Manawi:


 وقال اللفاف من أكثر ذكر الموت أكرم بثلاثة أشياء تعجيل التوبة وقناعة القلب ونشاط العبادة ومن نسيه عوقب بثلاثة أشياء تسويف التوبة وترك الرضا بالكفاف والتكاسل في العبادة

Artinya: “Dan berkata Syekh al-Laffaf ‘Barang siapa memperbanyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga hal, mempercepat taubat, menerimanya hati dan semangat beribadah. Barang siapa lupa mati, ia dihukum dengan tiga hal, menunda-nunda taubat, meninggalkan ridla dengan rezeki yang cukup dan malas di dalam ibadah.’

Demikianlah keutamaan mengingat kematian. Semoga kita semua diberi taufiq dan hidayah oleh Allah SWT dalam mengingat kematian untuk mencapai kematian yang husnul khotimah, aamiin.

Wallahu a’lam
Oleh Hudzaifatul Awwalin

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator