Lafaz Isti’adzah dalam Ilmu Qira’at
TSIRWAH INDONESIA – Isti’adzah atau ta’awwudz adalah kalimat doa dan pembuka sebelum memulai tilawah Alquran agar Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi dari segala hal yang negatif.
Pembahasan isti’adzah dalam ilmu qira’at dapat ditinjau dari segi membaca dengan sirr (suara samar) dan jahr (suara keras) dalam melantunkan Alquran oleh para imam qira’at.
Artikel kali ini akan mengupas mulai dari definisi, ayat dan hadis, lafaz isti’adzah, hukum, serta cara membaca isti’adzah.
Pengertian Isti’adzah
Makna isti’adzah (استعاذة) adalah meminta perlindungan kepada Allah SWT dan mengharapkan penjagaan-Nya dari bisikan setan.
Isti’adzah atau ta’awwudz berdasarkan kesepakatan para ulama bukan bagian dari Alquran.
Ayat dan Hadis Tentang Isti’adzah
Alquran merekam ragam redaksi isti’adzah berdasarkan pada beberapa ayat, di antaranya dalam surah An-Nahl ayat 98:
فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
Artinya: “Apabila engkau hendak membaca Alquran, mohonlah pelindungan kepada Allah SWT dari setan yang terkutuk.”
Para qurra’ (ahli qira’at) membaca secara jahr setiap tilawah Alquran sebagaimana perintah (amr) ayat di atas tanpa menambahi dan mengurangi redaksi karena merupakan lafaz yang mudah.
Selain ayat di atas juga banyak hadis nabi shallallahu ‘alahi wassallam yang menjelaskan tentang ta’awwudz, di antaranya:
عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ، قَالَ كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ” إِنِّي لأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ. ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ ”. فَقَالُوا لَهُ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ” تَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ”. فَقَالَ وَهَلْ بِي جُنُونٌ
Artinya: “Dari Adi bin Tsabit dari Sulaiman bin Shurad berkata, saya duduk bersama dengan nabi SAW dan dua lelaki meminta penjelasan, salah seorang lelaki tersebut wajahnya merah karena naik darah, maka nabi SAW bersabda: ‘sesungguhnya aku tau ada satu kalimat, kalau dia baca kalimat tersebut, maka akan hilang apa yang dia derita, kalau dia baca a’udzu billahi min assyaithan, maka akan hilang apa yang dia derita’. Mereka berkata kepadanya, sesungguhnya nabi SAW bersabda: ‘berlindunglah kepada Allah SWT dari godaan setan’. Laki-laki itu pun menjawab: apakah diriku terkena penyakit gila,” (HR. Bukhari).
BACA JUGA: Macam-Macam Qira’at, Hukum dan Kaidahnya
Shighat Bacaan Isti’adzah
Tercatat ada banyak lafaz isti’adzah atau ta’awwudz, antara lain:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم
أعوذ بالله العظيم من الشيطان الرجيم
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم إن شاء الله هو السميع العليم
أعوذ بالله العظيم السميع العليم من الشيطان الرجيم
أعوذ بالله العظيم من الشيطان الرجيم إن الله هو السميع العليم
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم وأستفتح الله وهو خير الفاتحين
أعوذ بالله العظيم و وجه الكريم وسلطانه القديم من الشيطان الرجيم
أعوذ بالله العلي من الشيطان الغوي
Adapun lafaz yang banyak dipilih oleh’ ahlu al-ada’ (ulama qira’at/ahli membaca yang berada dalam rantai transmisi sanad qira’at hingga Rasulullah SAW) pada lafaz surah An-Nahl ayat 98, karena sesuai dengan Alquran dan Sunnah adalah:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
Hukum Membaca Isti’adzah
Berdasarkan surah An-Nahl ayat 98, diperintahkan untuk membaca isti’adzah bagi setiap orang yang mau membaca Alquran.
Perbedaan para ulama terletak pada pemahaman kata amr, apakah indikasi wajib atau sunnah.
Jumhur (mayoritas) ulama dan ahlu al-ada’ berpendapat bahwa amr dalam ayat menunjukkan sunnah dan bagi qari’ yang tidak membaca isti’adzah, maka tidak berdosa. Sedang sebagian ulama lain menyatakan bahwa perintah ayat di atas adalah wajib.
Cara Membaca Isti’adzah
Pertama, membaca dengan suara sirr dan jahr: Imam Nafi’ membaca isti’adzah dengan suara sirr di seluruh Alquran.
Sedangkan Imam Hamzah membaca isti’adzah dengan suara sirr di dalam bacaan Alquran, kecuali pada awal surah Al-Fatihah membaca dengan jahr.
Baqil qurra’ selain imam qira’at di atas mereka adalah: Ibnu Katsir, Abu ‘Amr, Ibnu ‘Amir, Ashim dan Al-Kisa’i membaca dengan sirr dan jahr di seluruh Alquran.
Kedua, tempat yang disunnahkan membaca isti’adzah dengan suara pelan:
1. Membaca Alquran ketika sendiri maupun tadarus berjamaah.
2. Membaca Alquran dalam sholat, baik sholat jahr maupun sirr, sholat sendirian atau jamaah.
3. Membaca Alquran di tempat yang sepi.
4. Membaca Alquran secara tadarus berjamaah, tetapi bukan pembaca pertama.
Empat Cara Membaca Isti’adzah dan Basmalah
Pertama, memutus isti’adzah, basmalah, dan permulaan surah.
Kedua, menyambungkan isti’adzah, basmalah, dan permulaan surah.
Ketiga, menyambungkan isti’adzah, basmalah, dan berhenti pada akhir basmalah. Lalu mulai membaca permulaan surah atau permulaan ayat dari tengah surah.
Keempat, memutus isti’adzah dari basmalah, dan menyambungkan basmalah dengan permulaan surah.
Wallohu A’lam
Oleh Anni Kholidah