Hikmah & Wawasan

Menemukan Cahaya di Balik Kegelapan, Hikmah Menjadi Tunanetra dalam Perspektif Islam

TSIRWAH INDONESIA – Dalam Islam, setiap kondisi yang dialami oleh seorang hamba merupakan bentuk ujian dan kasih sayang Allah SWT. Salah satu kondisi yang seringkali dianggap sebagai sebuah ujian berat adalah ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk melihat, atau menjadi tunanetra.

Namun, dari sudut pandang Islam, menjadi tunanetra bukanlah sekadar cobaan, melainkan juga terdapat banyak hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik oleh orang yang mengalaminya serta oleh orang-orang di sekitarnya.

Kesabaran adalah salah satu sifat yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Allah subhanahu wa ta’ala. berfirman dalam Al-Qur’an Surah  Al-Baqarah ayat 155.

    وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ

Artinya: “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” 

Ketika seseorang kehilangan penglihatannya, ia dihadapkan pada ujian besar yang menuntut kesabaran luar biasa. Nabi Muhammad, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    “إذا أخذت كريمتي عبدي فصبر واحتسب لم أرض له ثوابا دون الجنة.”

Artinya: “Jika Allah mengambil penglihatan seorang hamba-Nya, kemudian ia bersabar, maka tiada balasan baginya selain surga,” (HR. Bukhari).

Dari hadis ini, jelas bahwa menjadi tunanetra dan tetap bersabar adalah salah satu jalan menuju surga.

Menjadi tunanetra seringkali membuat seseorang lebih dekat kepada Allah SWT. Dalam keterbatasan fisik, seseorang akan lebih banyak mengandalkan kemampuan spiritualnya.

Banyak tunanetra yang menemukan kedamaian dalam ibadah dan semakin rajin mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat, dzikir, dan doa. Ketika penglihatan fisik hilang, mata hati seringkali menjadi lebih tajam, dan seseorang dapat merasakan kehadiran Allah lebih dekat.

Baca Juga: Sedekah Tersembunyi: Keajaiban di Balik Kebaikan Tak Terlihat

Kehilangan penglihatan adalah pengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini fana. Apa yang dimiliki saat ini, suatu saat mungkin saja bisa hilang. Hal tersebut mengajarkan manusia agar tidak terlalu bergantung pada dunia dan lebih fokus pada persiapan untuk kehidupan akhirat.

Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati ada di akhirat, dan kehilangan penglihatan bisa menjadi sarana untuk mengalihkan fokus manusia dari dunia yang sementara ini ke kehidupan yang kekal.

Seringkali, ketika satu pintu tertutup, pintu lain akan terbuka. Demikian pula, ketika seorang muslim kehilangan penglihatannya, ia masih memiliki potensi lain yang bisa diasah. Banyak tunanetra yang sukses dalam berbagai bidang seperti hafalan Al-Qur’an, seni, dan ilmu pengetahuan.

Islam tidak pernah membatasi seseorang untuk meraih kesuksesan hanya karena keterbatasan fisik. Justru, Islam mendorong setiap muslim untuk menggali potensi yang ada dalam dirinya, apapun kondisinya.

Tunanetra yang tetap bersemangat dalam menjalani hidup dan beribadah kepada Allah SWT, seringkali menjadi inspirasi bagi orang lain. Mereka menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih ridha Allah dan sukses di dunia.

Kisah-kisah para tunanetra yang tetap produktif dan positif dapat menjadi motivasi bagi orang lain, untuk selalu bersyukur dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi ujian hidup.

Dalam Islam, menjadi tunanetra bukanlah akhir dari segalanya. Justru, di balik ujian ini terdapat hikmah yang sangat besar jika seseorang mau merenunginya. Setiap keterbatasan yang Allah berikan pasti ada tujuannya, dan bagi mereka yang sabar, balasannya tidak lain adalah surga yang penuh kenikmatan.

Wallahu A’lam
Oleh Rizky Ramadhani

Avatar photo

Rizky Ramadhani

Seorang Tunanetra yang biasa-biasa saja, namun ingin berdampak bagi orang-orang di sekitarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator