Alquran & Hadits

2 Jenis Kaidah dan Hukum Mim Jamak dalam Ilmu Qira’at

TSIRWAH INDONESIA – Ulama qira’at membagi pembahasan kaidah dalam ilmu qira’at menjadi dua, yaitu kaidah ushuliyyah dan kaidah far’iyyah.

Selain kaidah ushuliyyah dan far’iyyah, kita juga harus mengetahui hukum mim jamak dalam Alquran.   

Artikel kali ini akan mengupas seputar kaidah ushuliyyah dan far’iyyah berikut hukum mim jamak dalam ilmu qira’at.

Definisi Kaidah Umum dan Khusus

Pertama, kaidah umum atau al-ushul (الأصول) adalah kaidah bacaan imam qira’at bersifat menyeluruh yang berlaku pada kasus tertentu di seluruh Alquran.

Contoh: mim jama’ahkam al-mad wa al-qasharal-idghamimalah, dan lainnya.

Kedua, kaidah khusus atau al-farsy (الفرش) adalah kaidah bacaan imam tujuh yang berlaku hanya pada kalimat dan ayat-ayat tertentu. Kaidah ini populer dengan istilah farsy al-Huruf.

Misal: farsy al-huruf dalam surah Al-Fatihahfarsy al-huruf surah Al-Baqarah, dan seterusnya.

BACA JUGA: Korelasi Ilmu Qira’at dan Al-Qur’an

Hukum Mim Jamak

Mim jamak adalah mim yang menunjukkan jamak muzakkar mukhathab (orang kedua jamak), seperti: أنتم، لكم,  atau jamak muzakkar ghaib (orang ketiga jamak), seperti: هم، عليهم, adakalanya setelahnya berupa huruf hidup atau huruf mati. 

Adapun kaidah mim jamak sebagai berikut:   

Pertama, mim jamak terletak sebelum huruf hidup selain hamzah qatha’ (hamzah yang dapat dibaca dan ditulis, baik di awal, di tengah, dan di akhir kata isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan harf (kata sambung). 

Contoh: فهم لا يؤمنون dan لعلكم تتقون.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Al-Baqarah ayat 183:  

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Adapun bacaan imam qira’at pada lafaz di atas sebagai berikut:

1.  Qalun membaca dengan dua wajah (model bacaan) yaitu dengan sukun mim jamak, لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ dan shilah (menyambungkan mim jamak dengan huruf mad), لَعَلَّكُمُو تَتَّقُوْنَ.

2.  Ibnu Katsir membaca dengan shilah, لَعَلَّكُمُو تَتَّقُوْنَ.

3.  Baqil qurra’ atau para imam selain yang telah disebutkan di atas, yaitu Warsy, Abu ‘Amr, Ibn ‘Amir, Ashim, Hamzah dan Al-Kisa’i membaca dengan sukun, لَعَلَّكُم تَتَّقُوْنَ.

Kedua, mim jamak terletak sebelum hamzah qatha’. 

Misal: عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ dan فَلَهُمْ أَجْرٌ.

Firman Allah SWT dalam surah At-Tin ayat 6:

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍ

ْAdapun bacaan imam qira’at pada lafaz di atas adalah:

1.  Qalun membaca dengan tiga wajah, yaitu sukun فَلَهُمْ أَجْرٌ, shilah ma’a al-qashar (panjang mad dua harakat) فَلَهُمُو أَجْرٌ, dan shilah ma’a at-tawassuth (panjang mad empat harakat) فَلَهُمُو أَجْرٌ.

2.  Warsy membaca dengan shilah ma’a ath-thul (panjang mad enam harakat) فَلَهُمُو أَجْرٌ.

3.  Ibnu Katsir membaca dengan shilah ma’a al-qashar فَلَهُمُو أَجْرٌ.

4.   Baqil qurra’ yaitu Abu ‘Amr, Ibn ‘Amir, Ashim, Hamzah, dan Al-Kisa’i membaca dengan sukun فَلَهُمْ أَجْرٌ.

Ketiga, mim jamak terletak sebelum huruf sukun. Misal: لَهُمُ الْبُشْرَى dan لَكُمُ الْيَوْمَ.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Yunus ayat 64:

لَهُمُ الْبُشْرٰى فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ

Dalam kasus ini, para imam qira’at sepakat dengan mendhammahkan mim tanpa shilah mim jamak, yaitu لَهُمُ الْبُشْرَى.  

Keempat, posisi mim jamak sebelumnya berupa huruf ha, sebelum huruf ha berupa huruf ya sukun atau huruf yang berharakat kasrah. Adapun setelah mim jamak berupa huruf sukun. 

Misal: بِهِمُ الْأَسْبَاب danعَلَيْهِمُ الْقِتَال .

Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 166:

اِذْ تَبَرَّاَ الَّذِيْنَ اتُّبِعُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا وَرَاَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْاَسْبَابُ

Adapun bacaan imam qira’at pada lafaz di atas adalah:

1.  Abu ‘Amr membaca dengan mengkasrahkan huruf ha dan mim بِهِمِ الْأَسْبَابُ.

2.  Hamzah dan Al-Kisa’i membaca dengan mendhammahkan ha dan mim بِهُمُ الْأَسْبَابُ.

3. Baqil qurra’ yaitu Nafi’, Ibnu Katsir, Ibn ‘Amir, dan Ashim membaca dengan mengkasrahkan huruf ha dan mendhammahkan mim بِهِمُ الْأَسْبَابُ.

Kelima, Tiga lafaz khusus  عليهم – اليهم – لديهم

Imam Hamzah membaca tiga lafaz khusus (alfadz makhshushah al-tsalatsah) di atas dengan mendhammahkan huruf ha di mana pun berada dalam Alquran, baik ketika wakaf maupun wasal.  

Firman Allah SWT dalam surah Al-Fatihah ayat 7:

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Bacaan imam qira’at pada lafaz عَلَيۡهِمۡ dan yang semisal di atas sebagai berikut:

1.  Hamzah membaca dengan mendhammahkan huruf ha, عَلَيْهُمْ. 

2.  Imam qira’at yang lain yaitu Nafi’, Ibnu Katsir,  Abu ‘Amr, Ibn ‘Amir, Ashim, dan Al-Kisa’i membaca dengan  mengkasrahkan huruf ha, عَلَيۡهِمۡ.

Kesimpulan

Kaidah ini belum selesai, karena masih ada kaitannya dengan pembahasan sakin mafshul (huruf sukun bertemu dengan hamzah qatha’).

Wallahu A’lam
Oleh Anni Kholidah Ritonga

Editor: Havidz Ramdhani

Aktivis Dakwah, Penulis, Guru Agama, Hafidzul Quran, Web Developer, Graphic Designer, memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan pesantren sesuai relevansi zaman dan teknologi

5 komentar pada “2 Jenis Kaidah dan Hukum Mim Jamak dalam Ilmu Qira’at

  • Terima kasih bu atas ilmunya🙏🙏

    Balas
  • Handayani Siregar

    Terimakasih ibu atas ilmunya 🙏🥰

    Balas
  • Terima kasih bu atas ilmunya🙏🙏

    Balas
  • Terima kasih ibu atas ilmunya

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator