Tafsir Al-Falaq: Kisah Nabi Disihir oleh Dukun Yahudi, Begini Ceritanya
TSIRWAH INDONESIA – Surat Al-Falaq termasuk surat yang sangat kental dikait-kaitkan dengan peristiwa atau perihal semacam sihir. Hal ini tidak lain adalah karena dalam ayat-ayat yang ada di dalam surat Al-Falaq membahas tentang sihir. Seperti para wanita peniup buhul dan lain-lain.
Asbabun nuzul atau momen turunnya surat Al-Falaq memiliki latarbelakang peristiwa yang fenomenal terkait sihir sebagaimana yang kita tahu.
Dalam kitab tafsir Jalalain yang juga dirinci oleh kitab tafsir Showiy, dijelaskan bahwa momen turunnya adalah saat Nabiyyina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam terkena sihir dukun yahudi. Labid bin A’shom adalah nama dari dukun yahudi tersebut, sebagian membaca Lubaid bukan Labid.
Diriwayatkan bahwa pada suatu malam saat nabi tidur, datanglah dua malaikat, satu malaikat berada di sebelah kepala beliau dan satunya lagi berada di sebelah kaki beliau.
Malaikat yang ada di sebelah kepala beliau bertanya pada satunya, “Kenapa ini?,” Dijawabnya oleh malaikat satunya, “Ini disihir.”
Bertanya lagi malaikat sebelah kepala, “dengan apa beliau disihir?,” Malaikat sebelah kaki menjawab, “dengan sisir dan rontokan rambut yang ada di sisir beliau.“
Sebab menurut keterangan yang ada di kitab tafsir Showiy, Labid bin A’shom sebelum melakukan ritual menyihir nabi, dia mendatangi seorang yahudi yang menjadi budak dan kebetulan mengabdi di ndalem nabi.
Diajaknya bercengkerama oleh Labid dan bicara panjang, hingga akhirnya sampai pada momen Labid meminta dia agar melihat apakah nabi punya sisir, berapa gigi dari sisir tersebut.
Setelah dijelaskan bahwa sisir nabi memiliki gigi sebanyak sebelas, kemudian dimintanya agar memberikan sisir nabi tersebut, lalu dibawa oleh Labid.
Dengan benda tersebut dan juga rontokan rambut baginda nabi, dukun yahudi tersebut melangsungkan aksinya dengan membuat seperti buhul yang ditali sebanyak sebelas simpul.
Buhul tersebut diletakkan olehnya di bawah batu besar di sumur Dzirwan. Hal ini senada dengan perbincangan dua malaikat yang hadir saat nabi tidur di suatu malam.
Kedua malaikat tersebut membicarakan di mana buhul tersebut diletakkan, akhirnya mereka memberikan informasi posisi benda yang ada di sumur Dzirwan tersebut kepada baginda nabi.
Keesokan harinya, nabi mengutus sahabat Zubair dan Ammar bin Yasir untuk pergi ke sumur tersebut dan memeriksa apakah ada benda seperti yang diceritakan itu.
Sontak ketika mereka mendatangi sumur tersebut, dilihatnya warna air yang kemerah-merahan seperti bekas pacar, kemudian dicarilah benda tersebut dan ditemukan, lalu dibawa ke hadapan nabi.
Nabi ketika melihat ada sebelas simpul tali yang ada di buhul tersebut, memerintahkan para sahabat agar membukanya, namun tidak seorangpun dapat membukanya bahkan Sayyidina Umar bin Khattab.
Kemudian nabi diberikan wahyu agar membaca surat Muawwidzatain (yaitu surat Al-Falaq dan surat An-Naas), inilah momen turunnya surat Al-Falaq.
Dijelaskan dalam tafsir jalalain, setiap kali nabi membaca satu ayat daripada muawwidzatain, maka serasa terlepas dari satu ikatan tali besar dari dirinya, hingga beliau selesaikan sebelas ayat dan terlepaslah semua ikatan tersebut.
Baca juga tafsir surat Al-Falaq part 2 di sini.
Wallohu A’lam bis Showaab.
Oleh Ustadz Hafidz