Alquran & HaditsTajwid & Tahsin

Mabadi’u Asyarah: 10 Prinsip Dasar Ilmu Tajwid, Berikut Rinciannya

TSIRWAH INDONESIA – Alquran adalah kalamullah Ta’ala yang memiliki mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan perantara Malaikat Jibril, tersampaikan kepada kita dengan sanad yang mutawatir, bersifat ibadah, dimulai dari surah Al-Fatihah dan ditutup dengan surah An-Naas.

Sebagaimana diterangkan di atas, kitab suci Alquran bernilai ibadah dalam membacanya, tentu bukan dengan sembarang dibaca, melainkan menggunakan ilmu-ilmu yang sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salah satu ilmu tersebut adalah ilmu tajwid.

Setiap ilmu berpijak di atas sepuluh prinsip dasar sehingga dengan prinsip-prinsip tersebut diketahuilah apa, bagaimana, dan betapa disiplin ilmu tersebut. Sebagian ulama menghimpun sepuluh prinsip tersebut dalam syair berikut:

إن مبادئ كل علم عشرة … الحد والموضوع ثم الثمرة
ونسبة وفضله والواضع … والاسم الاستمداد حكم الشارع
مسائل والبعض بالبعض اكتفى … ومن درى الجميع حاز الشرفا

Artinya: “Sesungguhnya prinsip-prinsip dasar setiap ilmu ada sepuluh, yaitu definisi, judul, manfaat, kelebihan, penisbatan, dan peletak dasarnya. Namanya, pengambilannya, dan hukumnya menurut syara’. Masalah-masalahnya, sebagian dan lainnya telah mencukupi. Orang yang mengetahui semuanya meraih kemuliaan.”

BACA JUGA: 11 Adab dalam Membaca dan Mendengarkan Al-Quran, Nomor 4 Sering  Dilupakan

Penjelasan sepuluh prinsip dasar ilmu tajwid tersebut, sebagai berikut:

Definisi Ilmu Tajwid

Secara bahasa, kata tajwid berasal dari Bahasa Arab yang merupakan bentuk mashdar dari “jawwada” yang berarti menjadikan bagus atau membuat lebih baik. Tajwid pula berarti tahsin yang artinya memperindah sesuatu.

Adapun secara istilah, menurut Syaikh Abdul Fattah As-Sayyid ‘Ajmiy Al-Murshofiy, kata tajwid berarti:

إخراجُ كُلِّ حَرْفٍ مِنْ مخرَجِهِ، مع إعطائِه حقَّه ومستحقَّه

Artinya: “Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya serta memberikan haq untuk setiap huruf dan mustahaq-nya.”

Haq huruf adalah sifat-sifat yang melekat pada huruf yang tidak bisa terlepas dari huruf tersebut, seperti jahr, syiddah, isti’la dan sebagainya.

Adapun mustahaq huruf adalah sifat-sifat yang tidak tetap, dapat berubah-rubah sesuai keadaan kata, seperti tafkhim atau tarqiq pada huruf ra dan lam.

Nama Ilmu

Ilmu yang mempelajari keindahan dalam membaca alquran adalah ilmu tajwid.

Tema dan Arah Utama Pembahasan Ilmu Tajwid

Tema dan arah utama yang dituju oleh ilmu tajwid adalah cara membaca kalimat atau kata dalam Alquran sesuai dengan haq dan mustahaq huruf-hurufnya.

Faidah Mempelajari Ilmu Tajwid

Manfaat dari mempelajari ilmu tajwid adalah meraih kebaikan dan keselamatan hidup dunia dan akhirat.

Keutamaan Ilmu Tajwid

Keutamaan dan kelebihan ilmu tajwid dibandingkan dengan ilmu lainnya adalah sebaik-baik ilmu, karena ia berhubungan langsung dengan Alquran. Ilmu ini menjadi dasar seseorang dapat membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai dengan riwayat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Tujuan Ilmu Tajwid

Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam mempelajari ilmu tajwid adalah dalam rangka menjaga cara baca Alquran sehingga lidah terhindar dari kesalahan dalam membacanya.

Peletak Dasar Ilmu Tajwid

Dari segi praktik tata cara membaca Alquran pertama kali adalah dari Nabi Muhammad SAW yang diterima dari Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril.

Kemudian Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada para sahabat, kemudian para tabi’in, kemudian para tabi’ tabi’in dan seterusnya hingga kepada kita.

Adapun dari segi keilmuan, berasal dari ijtihad para ulama imam-imam qira’at yang sanadnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Terdapat ikhtilaf mengenai orang pertama yang meletakkan dasar-dasar kaidah tajwid. Ada yang mengatakan orang yang pertama kali menulis adalah Al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi, murid dari Abul Aswad Ad Duwali dan ada yang mengatakan Abu Ubaid al-Qasim bin Sallam.

Adapun yang menulis ilmu tajwid dalam bentuk bait-bait nadzam adalah Musa bin Abdillah bin Yahya bin Khoqoni al-Baghdadi.

Pengambilan Ilmu Tajwid

Pengambilan ilmu tajwid diperoleh dari tata cara membaca Nabi Muhammad SAW yang dilanjut oleh para sahabat, kemudian para tabi’in, kemudian para ulama yang sanadnya tersambung hingga Nabi Muhammad SAW.

Hukum Mentajwidkan Alquran

Hukum mempelajari ilmu tajwid terbagi menjadi dua, yaitu:

Pertama, ilmu tajwid amali adalah penerapan tajwid saat membaca alquran sebagaimana diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan hukumnya wajib ‘ain (kewajiban bagi setiap individu).

Kedua, tajwid ilmi adalah membaca alquran berdasarkan ilmu, kaidah dan hukum membacanya. Terkait tajwid ilmi, masyarakat dibagi dua kelompok:

Satu, bagi masyarakat awam hukumnya mandub (digalakkan untuk mempelajarinya sekuat kemampuannya) namun tidak wajib mendalami sampai tuntas.

Dua, kelompok masyarakat tertentu yang kualifikasi dan profesinya mengajarkan Alquran, maka wajib mendalaminya mengingat mereka adalah panutan masyarakat dalam membaca Alquran. Maka, di setiap kota perlu ada jama’ah yang mempelajari ilmu tajwid secara mendalam kemudian mengajarkan kepada masyarakat lainnya.

Sebagaimana diterangkan dalam Quran surat At-Taubah ayat 122:

۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ

Artinya: “Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”

Adapun mengetahui teori tajwid secara mendalam adalah fardhu kifayah.

Masalah-masalah yang Dibicarakan oleh Ilmu Tajwid

Pembahasan yang dbicarakan dalam ilmu tajwid adalah kaidah-kaidah umum cara indah membaca Alquran serta penerapan rincian saat membacanya, seperti tata cara membaca nun sakinah dan tanwin seperti idzhar, idgham, dan lain-lain, hukum bacaan panjang (mad) dan sebagainya.

Demikianlah kesepuluh prinsip dasar dalam ilmu tajwid. Dengan mengetahui dasar-dasar di atas diharapkan kita mampu memahami hakikat serta urgensi ilmu tajwid.

Wallahu A’lam
Oleh: Hikmawati Agustina

Editor: Havidz Ramdhani

Aktivis Dakwah, Penulis, Guru Agama, Hafidzul Quran, Web Developer, Graphic Designer, memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan pesantren sesuai relevansi zaman dan teknologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator