4 Fungsi Kepemimpinan Rasulullah Perspektif Teori Modern
TSIRWAH INDONESIA – Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan memengaruhi para bawahan maupun anggotanya dalam melakukan berbagai kegiatan di suatu organisasi tertentu. Dalam bahasa inggris disebut leadership atau dalam islam dikenal khalifah.
Para ilmuan modern maupun guru leadership memiliki teori kepemimpinannya masing-masing. Salah satunya, Stephen Covey dalam bukunya berjudul The 8th Habit From Effectiveness to Gratness menegaskan empat fungsi kepemimpinan yang ternyata terdapat pula dalam pribadi Rasulullah shallahu alaihi wa sallam.
Fungsi Kepemimpinan Rasulullah Perspektif Teori Modern
1. Fungsi Perintis (Pathfinding)
Fungsi ini berarti adanya seorang pemimpin atau khalifah ialah sebagai pelopor dalam memulai segala sesuatu. Sehingga, menjadi sosok pemimpin haruslah paham visi dan misi institusi yang dipimpinnya agar tahu arah dan tidak salah dalam mengambil keputusan.
Dalam kepemimpinan, Rasulullah menerapkan pula fungsi perintis, yang kemudian dikembangkan oleh para khalifah setelahnya.
Misalnya pada zamannya dulu, beliau berhasil menjadi pelopor dalam membangun modernisasi tatanan sosial yang mengenalkan berbagai nilai kesetaraan universal, prinsip hukum, semangat kemajemukan, dan sebagainya.
2. Fungsi Penyelaras (Aligning)
Dalam kepemimpinan, fungsi penyelaras berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan seluruh sistem dalam institusi yang dipimpin agar hasil kerja sama berjalan optimal. Utamanya terkait pemahaman dan penyelarasan tupoksinya dengan menyesuaikan strategi yang akan dilakukan, agar visi yang ditentukan tercapai.
Hal tersebut terlihat pada kepemimpinan Rasulullah SAW yang menggunakan fungsi penyelarasan ini dalam berbagai strategi untuk mencapai visinya, yaitu menyiarkan ajaran Islam dan membangun tatanan sosial yang baik dan modern.
Misalnya sistem hukum maupun pertahan yang kuat, hubungan diplomasi dengan beberapa suku yang ada di Madinah dan sebagainya.
Terbukti saat para sahabat menolak kesediaan beliau untuk melakukan perjanjian Hudaibiyah dipandang menguntungkan pihak kafir Quraisy, tetapi beliau tetap bersikukuh mempertahankan kesepakatan tersebut. Akhirnya terbukti bahwa perjanjian tersebut justru berdampak baik dan menguntungkan kaum muslim.
BACA JUGA: Kepemimpinan: Benarkah Wanita Dilarang untuk Menjadi Pemimpin, Ini Jawabannya
3. Fungsi Pemberdayaan (Empowering)
Fungsi ini terkait dengan upaya pemimpin dalam memotivasi maupun mengembangkan kemampuan anggotanya. utamanya terkait tanggungjawab terhadap tugas yang diembannya, serta dapat mengatur anggotanya untuk memberikan dampak baik sesuai visi dan misi.
Dalam kepemimpinan Rasulullah SAW menerapkan pula fungsi pemberdayaan ini dalam bekerja sama mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para pengikutnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Misalnya, dalam mengatur strategi perang uhud beliau menempatkan pasukan pemanah di punggung bukit untuk melindungi pasukan muslim. Selain itu mengangkat para pejabat sebagai amir (kepala daerah) atau hakim berdasarkan kompetensi yang mereka miliki.
4. Fungsi Panutan (Modelling)
Fungsi ini berarti bahwa segala perkataan dan perbuatan yang ada pada diri seorang pemimpin hendaknya menjadi panutan bagi para anggota atau pengikutnya. Namun, yang lebih pantas menjadi panutan ialah Rasulullah Saw. Beliau ialah suri tauladan yang baik.
Sebagaimana firman Allah subhanallahu wa ta’ala dalam surat Al-Ahzab ayat 21 berikut:
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗ
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
Buktinya Rasulullah SAW melakukan berbagai hal yang positif. Tidak hanya semata-mata memerintahkan saja, tetapi langsung bertindak untuk selanjutnya diikuti oleh umatnya.
Hal ini terlihat saat pembangunan Masjid Nabawi beliau memikul batu, mengambil sekop tanah, dan sebagainya.
Sebenarnya masih banyak bukti kepemimpinan yang baik pada diri Rasulullah SAW yang sebagaimana dikemukakan oleh para ilmuan modern maupun guru leadership.
Wallohu A’lam
Oleh Nur Rokhmatul Aziza