Muslimah

Esensi Cantik Menurut Islam, Muslimah Wajib Tahu

TSIRWAH INDONESIA – Berbicara mengenai kecantikan, baik fisik atau hati adalah sesuatu yang selalu diinginkan oleh setiap wanita, tetapi hampir semuanya memprioritaskan kecantikan fisik. Banyak wanita yang rela menghabiskan uangnya hanya untuk mempercantik wajah, padahal hakikatnya kecantikan yang paling baik adalah kecantikan dari dalam atau inner beuty.

Cantik adalah keistimewaan dan anugerah yang Allah berikan kepada setiap perempuan, hanya saja bagaimana bentuk rasa syukur ia terhadap Allah subhanahu wata’alaa dengan tidak mengubah suatu apapun yang memang bukan kodratnya, namun cantik yang paling hakiki adalah kecantikan dari dalam hati atau inner beauty.

Tahukah anda, kecantikan dalam islam sangat jauh berbeda. Kecantikan menurut Al-Qur’an dan Islam adalah bukan dilihat dari fisik dan rupa semata, melainkan dari sifat, kebaikan serta hati seorang wanita.

Pada hakikatnya, cantik dalam islam tidak didasarkan pada wajahnya yang cerah, kulit yang putih, atau penampilan fisik yang sempurna. Kecantikan wanita dalam islam tidak ditentukan dari fisiknya, melainkan dilihat dari hati dan tingkat keimanannya kepada Allah SWT.

Inner beauty adalah kecantikan yang berasal dari dalam diri seseorang yang akan terpancar ketika hati dipenuhi dengan kebaikan, artinya hati harus selalu bersih. Allah SWT berfirman dalam Qur’an surah Asy-Syu’ara ayat 88-90 yaitu:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَا لٌ وَّلَا بَنُوْنَ, اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ, وَاُ زْلِفَتِ الْجَـنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, dan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa.”

Menurut pandangan Islam, muslimah yang memiliki cantik dari dalam atau inner beauty meliputi beberapa hal berikut:

Menjaga Kehormatan Diri

Menjaga kehormatan diri memiliki peranan penting dalam setiap diri seseorang, baik muslim ataupun muslimah. Berhijab syar’i merupakan salah satu bentuk menjaga kehormatan diri yang harus ditunaikan bagi setiap muslimah, selain itu perintah berhijab juga merupakan bentuk Allah memuliakan wanita. Allah SWT berfirman dalam Qur’an surah Al-Ahzab ayat 59 dan surah An-Nur ayat 31 yaitu:

يٰۤـاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَا جِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَا بِيْبِهِنَّ ۗ ذٰلِكَ اَدْنٰۤى اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Artinya: “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”


وَقُلْ لِّـلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَا رِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَـضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَآئِهِنَّ اَوْ اٰبَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَآئِهِنَّ اَوْ اَبْنَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَا نِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اِخْوَا نِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَآئِهِنَّ اَوْ مَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِ رْبَةِ مِنَ الرِّجَا لِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِاَ رْجُلِهِنَّ لِيُـعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ ۗ وَتُوْبُوْۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”

Memiliki Sifat Malu

Sifat malu di sini bukanlah suatu hal yang menghambat perkembangan dalam seorang muslimah, tapi sikap yang selalu rendah hati dan tidak riya’. Rendah hati adalah sikap yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada seluruh umat islam di dunia, dan sikap itu harus kita memiliki karena Allah SWT sangat menyukai sikap rendah hati. Firman Allah dalam Qur’an surah Al-Furqon ayat 63 yaitu:

وَعِبَا دُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَ رْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا

Artinya: “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam”.”

Bijaksana dalam Semua Hal

Setiap muslimah harus memiliki sikap bijaksana, karena ia merupakan suatu kepandaian individu dalam menggunakan akal budinya, berdasarkan pengalaman, pengetahuan, pikiran, perasaan, dan tingkah laku serta adanya kemauan untuk mengevaluasi diri dalam menilai dan memutuskan suatu masalah.

Sikap bijaksana memiliki ciri-ciri yaitu mampu mengatur diri sendiri, memiliki budi luhur, menjadikan masa lalu sebagai pembelajaran, mempertimbangkan sebelum mengambil keputusan, dan memanfaatkan situasi terburuk dengan sebaik-baiknya.

Bersabar dalam Semua Hal

Secara bahasa, sabar berasal dari bahasa Arab diambil dari kata “shobaro, yasbiru” artinya menahan. Secara istilah, ialah menahan diri dari berbagai macam bentuk kesulitan, kesedihan atau dengan kata lain menahan diri dari hal yang tidak disukai atau dibenci.

Seorang muslimah harus memiliki sifat sabar yang tinggi, baik ketika masalah, rintangan, atau tantangan datang. Pada kegiatan Training Motivation di Maskanul Huffadz Cijeruk, pada Sabtu, 13 Mei 2023, seorang motivator Indonesia yaitu Dr. Dirgantara Wicaksono, CH., Cht., S.Pd., M.Pd., M.M berkata, “Tidak semua ujian membuat kita terpuruk, bisa jadi ujian itu adalah tantangan dan rintangan untuk kita berubah menjadi lebih baik.”

Ustadzah Dr. Oki Setiana Dewi, S.Hum., M.Pd, ia adalah pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Maskanul Huffadz, selalu berkata pada setiap kajiannya, “Sabar itu dibagi menjadi tiga yaitu sabar dalam ketaatan, sabar dalam menjauhi maksiat dan sabar dalam menghadapi takdir atau ujian yang pahit.” Allah SWT berfirman dalam Quran surah Al-Baqarah ayat 153 yaitu:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Kesimpulan

Kecantikan fisik adalah suatu hal yang selalu diinginkan oleh para muslimah, tetapi dalam islam esensi cantik yang paling diutamakan adalah inner beauty atau kecantikan dari dalam hati. Jika kita terus menerus mengejar penilaian manusia, pasti kita akan lelah.

Sherly Annavita, ia seorang motivator Indonesia berkata dalam postingan instagramnya, “Satu diantara hal yang paling menyiksa dan melelahkan dalam hidup adalah ketika kita hidup dalam bayang-bayang penilaian orang lain,” oleh karena itu cukuplah Allah sebaik-baik penilai.

Wallohu A’lam
Oleh Firda Nur Intan

Editor: Dewi Anggraeni, S.Hum

Aktivis dakwah, jurnalis, interpersonal skill, tim work, content creator, dan emotional management.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator