Surat Cinta untuk Muslimah, Pergaulanmu Adalah Kualitasmu
TSIRWAH INDONESIA – Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan kehormatan dan kemuliaan seorang perempuan, status ini diabadikan dalam Alquran dan Hadis sebagai pedoman manusia dalam bertingkah laku. Islamlah yang mengubah posisi perempuan dari kehinaan dan kezaliman menjadi berkedudukan sama dengan laki-laki.
Sebelum islam datang perempuan mendapatkan kehinaan dalam mata masyarakat, kehadirannya adalah aib yang tidak diinginkan oleh setiap pasangan suami istri, namun setelah islam menjadi pelita dunia perbedaan gender itu hilang dari muka bumi.
Berikut ini penjelasan dari Alquran surah Al-Hujurat ayat 17:
يَمُنُّوْنَ عَلَيْكَ اَنْ اَسْلَمُوْا ۗ قُلْ لَّا تَمُنُّوْا عَلَيَّ اِسْلَامَكُمْ ۚبَلِ اللّٰهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ اَنْ هَدٰىكُمْ لِلْاِيْمَانِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Artinya: “Mereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, “Janganlah kamu merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar.”
Berdasarkan ayat di atas maka jelas status kemuliaan manusia di mata Allah dilihat dari ketaatannya, bukan gender atau kedudukannya di dunia, lalu pada akhir-akhir ini kita sering mendengar kehormatan perempuan sedang mengalami kemerosotan, lantas kehormatan perempuan seperti apa yang dimaksud.
Dalam bahasa arab kehormatan diistilahkan dengan kata izzah yang artinya mulia, kuat dan perkasa, sedangkan yang menjaganya disebut iffah yaitu keutamaan yang dimiliki seseorang ketika mampu mengendalikan syahwat untuk menahan diri dalam hubungannya. Menjaga izzah merupakan proses sulit untuk dilakukan, namun bagi seorang perempuan akan memperoleh kemuliaan didalamnya.
Dasar kehormatan seorang perempuan adalah akhlak, menurut imam Al-Ghazali seorang ulama tasawuf islam, akhlak diartikan sebagai perbuatan jiwa yang menghasilkan tindakan secara spontan tanpa pemikiran dan pertimbangan, tindakan yang menghasilkan sikap positif yang merupakan buah pemikiran akal manusia dan agama itulah yang disebut akhlak terpuji, sedangkan jika tindakan tersebut bernilai keburukan maka tindakan itu termasuk akhlak buruk.
Pada dasarnya tujuan dari akhlak itu adalah agar setiap orang mempunyai pedoman dalam bertindak dan bersikap, serta memiliki budi pekerti sesuai tuntunan Alquran dan hadis. Seorang yang memiliki akhlak mulia maka dia akan memperoleh kemuliaan dalam hidupnya seperti mendapatkan ridho Allah, berkepribadian mulia dan terhindar dari perbuatan tercela.
Akhlak Perempuan dalam Pergaulan Lawan Jenis
Seorang perempuan muslimah yang lurus tidak akan pernah mudah berhubungan bebas dengan lawan jenisnya, ia tidak akan mencari-cari alasan untuk mengarah pada hal tersebut serta ia akan memperhatikan akhlak dalam pergaulannya. Berikut beberapa adab pergaulan antara lawan jenis:
1. Saling Menjaga Pandangan dan Kemaluan
Maksud menjaga pandangan bisa dikatakan sebagai saling berpandang-pandangan antar lawan jenis dalam waktu yang lama, atau melihat aurat antara keduanya terlebih jika memandangnya dengan syahwat, dan pandangan tersebut bisa berlanjut pada zina. Seperti yang termaktub dalam Alquran surah An-Nur ayat 30:
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ
Artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
Salah satu cara mengatasinya adalah dengan memupuk sifat malu, maksudnya malu untuk melakukan kemaksiatan. Secara istilah menjaga kemaluan ini diartikan menjadi dua makna.
Pertama, berzina dengan lawan jenis secara sadar dan penuh perasaan, seperti berpacaran yang mendekatkan kepada zina. Kedua, tidak mendekatkan diri kepada hal-hal yang mengarahkan kepada gairah nafsu, sehingga saat dia melihat, mendengar atau membacanya mengakibatkan imajinasi lalu menuntaskan syahwatnya.
2. Menutup Aurat
Menutup aurat merupakan syariat islam agar seorang perempuan dan laki-laki terjaga dirinya dari kejahatan dan kemaksiatan. Dalam islam menutup aurat bertujuan sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah, serta sebagai unsur untuk menjunjung nilai-nilai moral dengan menjaga kemuliaan yang Allah berikan.
3. Tidak Saling Bersentuhan
Dikutip dari jurnal studi Komparatif Pemikiran Imam Nawawi dan Yusuf Al-Qaradhawi tentang Berjabat Tangan dengan Bukan Mahram dalam Islam, dijelaskan setiap orang yang haram untuk dilihat maka haram juga untuk disentuh, ungkapan ini sesuai dengan perkataan Rasulullah, beliau tidak pernah bersentuhan dan berjabat tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya.
Menurut pendapat Imam Nawawi hukum bersentuhan kulit (berjabat tangan) dengan bukan mahram adalah haram. Pendapat ini berlandaskan pada hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ma’qil bin Yasar:
لِأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمَخِيْطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ
Artinya: “Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya,” (HR Ar-Ruyani, Ath-Thabrani, dan Baihaqi).
4. Tidak Berduaan dengan Lawan Jenis
Adab selanjutnya yang perlu diterapkan adalah tidak berkhalwat atau berduaan dengan lawan jenis, tujuannya untuk menghindari fitnah dan menjauhi dari perbuatan dosa, seperti dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW:
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّوَمَعَهاَذُو مَحْرَمٍ
Artinya: “Janganlah seorang laki-laki itu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita kecuali ada mahram yang menyertai wanita tersebut,” (HR Bukhari dan Muslim).
Kesimpulannya, jadilah perempuan terhormat dan mulia dengan menjaga izzah dan iffah, dan berusahalah agar tidak mudah berinteraksi dengan lawan jenis, karena kehormatanmu ditentukan seberapa pandainya kamu menjaga batasan dengan lawan jenis.
Wallohu A’lam
Oleh Rahmiwati Abdullah