Muslimah Berkualitas Pandai Menjaga Lisan, Simak Penjelasan Ustadzah Oki Setiana Dewi
TSIRWAH INDONESIA – Kualitas diri adalah suatu hal yang sangat penting untuk dijaga oleh seorang muslimah. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah kemampuan untuk menjaga lisan.
Seorang muslimah berkualitas adalah mereka yang pintar dalam menggunakan lisannya dengan bijak. Kesalahan dalam berbicara dapat mengantarkan seseorang dalam kerugian, baik untuk dirinya sendiri maupun lawan bicaranya.
Mengapa muslimah berkualitas adalah mereka yang pandai menjaga lisannya. Bagaimana hal ini dapat menjadi landasan utama dalam membangun karakter yang baik. Simak beberapa ulasan berikut ini:
Menjaga Hak dan Privasi Orang Lain
Sebagai seorang muslimah yang berkualitas, menjaga lisan berarti tidak hanya menjaga dari perkataan kasar atau menyakitkan, tetapi juga mencakup penghormatan terhadap hak dan privasi orang lain.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 11:
وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ
Artinya: “Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.”
Ayat di atas mengingatkan umat Islam, terutama muslimah untuk tidak merendahkan atau meremehkan sesama muslimah lainnya. Dalam dunia yang kompetitif, pengamalan ayat ini dapat sejalan dengan konsep ‘woman support woman.‘
Refleksi dari Kualitas Akhlak
Kemampuan seorang muslimah dalam menjaga lisan merupakan refleksi dari kualitas akhlaknya. Artinya, cara berbicara yang baik dan bijaksana adalah indikator dari kebaikan budi pekerti atau moral seseorang itu sendiri.
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَسْلَمُ الْمُسْلِمِينَ إِسْلاَمًا مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Artinya: “Orang yang paling sempurna keislamannya di antara kaum muslim adalah orang yang menjaga lisan dan tangannya dari menyakiti muslim lainnya,” (HR Ibnu Hibban).
Ustadzah Oki Setiana Dewi dalam akun TikTok nya, menyampaikan pesan kepada seorang muslimah supaya mampu menjaga lisannya dengan berhati-hati. Jika tidak bisa berbicara baik, maka diam dianggap sebagai solusi yang terbaik.
Meningkatkan Kualitas Hubungan Sosial
Pentingnya menjaga lisan juga tercermin dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hubungan sosial. Hal ini menciptakan lingkungan sosial yang positif untuk mendukung nilai-nilai kebaikan, seperti saling menghormati dan tolong-menolong.
Dalam konteks menjaga lisan, Ustadzah Oki juga menekankan, “Perbanyak berdzikir kepada Allah SWT dengan membaca subhanallah, wa alhamdulillah, wa laa ilaha illallahu allahu akbar, atau membaca istighfar sebanyak-banyaknya,” nasihat Ustadzah Oki.
Rasulullah SAW bersabda:
لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي
Artinya: “Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras,” (HR Tirmidzi).
Hadis ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menyertakan dzikir kepada Allah dalam setiap percakapan atau aktivitas sehari-hari. Banyak berbicara tanpa mengingat Allah dapat membuat hati menjadi keras dan jauh dari pertolongan-Nya.
Pada hakikatnya, lisan dari seorang muslimah yang berkualitas tidak ada yang suka berkata kasar, gosip, fitnah, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, berbicara dengan penuh kebaikan menjadi alat terkuat dalam membentuk masyarakat yang lebih baik.
Wallohu A’lam
Oleh Nurul Fauziah