Fatimah Az-Zahra: Wanita Penghulu Surga, Simak Penjelasan
TSIRWAH INDONESIA – Fatimah Az-Zahra, yang juga dikenal sebagai Siti Fatimah Az-Zahra, adalah putri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari istri pertamanya, Khadijah binti Khuwaylid.
Dia adalah sosok wanita mulia yang terkenal dan diakui sebagai penghulu semua wanita di dunia, serta dikenal sebagai wanita penghulu surga, sebagaimana hadis Rasulullah SAW berikut ini:
عن أنس بن مالك -رضي الله عنه- أنّ النبيّ -صلّى الله عليه وسلّم- قال: خيرُ نساءِ العالَمينَ: مَريمُ بنتُ عِمرانَ، وخديجةُ بنتُ خُوَيلدٍ، وفاطمةُ بنتُ مُحمَّدٍ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، وآسيةُ امرأةُ فِرعونَ
Artinya: “dari Anas bin Malik mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: ‘pemuka wanita ahli Surga ada empat. Ia adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulallah SAW, Khadijah binti Khawailid dan Asiyah, istri Firaun’,” (HR Muslim dan Hakim).
Wanita merupakan makhluk Allah subhanahuwa ta’ala yang indah. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan manusia-manusia pengisi bumi. Salah satu ibu dan wanita terbaik sepanjang masa itu adalah Sayidah Fatimah, penghulu wanita surga.
Fatimah Az-Zahra adalah sosok ibu dari semua keturunan Nabi Muhammad SAW. Darah mulia Nabi mengalir abadi melalui rahimnya hingga akhir zaman. Sosoknya menjadi pujaan umat Islam dan simbol cinta kepada Ahlulbait.
Bagaimana Nabi menanamkan nilai-nilai aqidah, akhlak, ilmu dan kasih sayang untuk mendidik Fatimah Az-Zahra. Sosok Fatimah sebagai Istri yang sholehah dan tegar dalam menghadapi berbagai ujian.
Fatimah Az-Zahra menjadi model kesempurnaan dalam keislaman dan kehidupan sehari-hari, dan dianggap sebagai contoh kesempurnaan dalam keislaman.
Fatimah Az-Zahra memainkan peran penting dalam sejarah Islam, terutama dalam masa hidup ayahnya, Nabi Muhammad SAW.
Dia menjadi saksi kesedihan dan penderitaan hidup ayahnya sejak awal hidupnya dan terus-menerus melihat bagaimana Nabi dianiaya oleh orang-orang kafir.
Atas ketaatan dan kebaikan semasa hidupnya, Fatimah Az-Zahra telah dijanjikan akan masuk surga.
Kisah Cinta Fatimah
Rasul tidak sembarangan dalam mencari jodoh untuk putrinya. Mengutip dari laman detik.com, dijelaskan bahwa, kala itu Umar bin Khattab dan Abu Bakar berniat meminang Fatimah.
Rasul merasa masih sabar menunggu petunjuk jodoh dari Allah SWT untuk sang putri. Hingga akhirnya, datanglah Ali bin Abi Thalib.
Ali diketahui memiliki niat untuk meminang Fatimah. Namun, kala itu Ali tidak berani mengutarakan maksudnya karena sama sekali tidak memiliki apa-apa.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain, The Untold Story oleh Sayyid Hasan al-Husaini, disebutkan zirah tersebut merupakan pemberian dari Utsman bin Affan.
Keduanya pun akhirnya menikah dengan mahar empat ratus dirham yang didapat Ali dari hasil penjualan baju perangnya. Pernikahan Ali dan Fatimah digelar secara sederhana dan membuat banyak orang gembira.
Kehidupan Fatimah dan Ali pun sangat damai dan sederhana. Mereka menjadi keluarga yang bahagia dan teladan di lingkungannya.
Pernikahan Fatimah mendapatkan empat orang anak, yakni Hasan, Husein, Zainab, dan Ummi Kulsum.
Wafatnya Fatimah pada Bulan Ramadhan
Fatimah Az-Zahra menjadi sosok yang tegar dan bersahaja, yang menjadikannya sebagai panutan bagi wanita Muslimah, dan wafat pada bulan Ramadan tahun 11 Hijriah.
Tepatnya pada hari ketiga Ramadan. Dia wafat dalam usia 28 tahun. Wafatnya Fatimah hanya berselang sekitar enam bulan setelah wafatnya Rasulullah.
Kelahiran Fatimah disambut sangat gembira oleh Rasulullah karena dia lahir pada saat tahun kelima sebelum diangkat menjadi Rasul.
Julukan Az-Zahra didapatkan karena dia tidak pernah haid dan saat melahirkan nifasnya hanya sebentar. Dia juga dijuluki sebagai pemimpin para wanita penduduk surga.
Sejak kecil, Fatimah memang telah menunjukkan keberaniannya. Pada awal masa kenabian, Rasul pernah beribadah di depan Kakbah.
Saat beliau melakukan sujud, beberapa orang Quraisy menumpahkan kotoran unta di atas punggungnya. Orang-orang Quraisy itu lantas tertawa terbahak-bahak.
Melihat sang ayah diperlakukan seperti itu, Fatimah kecil langsung berlari menuju Rasul dan menghardik orang-orang Quraisy itu. Mereka lantas membubarkan diri karena malu dan Fatimah menangis melihat sang ayah.
Rasul mencoba menenangkan putri kesayangannya itu. Rasul mengatakan bahwa ia akan selalu dilindungi Allah SWT.
Meskipun Fatimah merupakan sosok wanita yang bertubuh lemah dan rentan, itu tidak menyurutkan semangatnya dalam berjihad. Fatimah merupakan seorang mujahidin yang membantu merawat luka para pejuang di medan perang.
Bahkan saat Rasulullah terluka, ia membakar sobekan tikar dan membungkusnya di luka sang ayah hingga darahnya tak keluar lagi.
Kesimpulan
Fatimah Az-Zahra, putri kesayangan Nabi Muhammad SAW dan Khadijah Al Kubra, adalah wanita yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT dan disebut sebagai penghulu para wanita di surga, serta memiliki peran penting dalam sejarah Islam dan dianggap sebagai contoh teladan yang harus diikuti oleh umat Islam.
Wallohu A’lam
Oleh Suningsih