6 Cara Memperbarui Keimanan agar Tidak Usang, Simak
TSIRWAH INDONESIA – Hati manusia ada yang bercahaya, dan ada yang gelap gulita. Ada yang hidup, ada yang sakit, bahkan ada yang mati. Ada yang senantiasa baru, dan ada juga yang sudah usang dan lusuh.
Usangnya iman dalam hati membuat diri tidak memiliki kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan amal kebaikan, dan mencegah diri dari keburukan. Oleh karena itu, kewajiban atas setiap muslim untuk senantiasa memperbarui keimanannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa hati seorang muslim akan menjadi usang dan lusuh seperti lusuhnya pakaian yang dikenakan. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ الْخَلِقُ، فَاسْأَلُوا اللَّهَ أَنْ يُجَدِّدَ الْإِيمَانَ فِي قُلُوبِكُمْ
Artinya: “Sungguh iman itu dapat lusuh di dalam dada salah satu di antara kalian, sebagaimana lusuhnya pakaian yang sudah usang. Maka, mohonlah kepada Allah agar memperbarui iman di dalam hati kalian,” (HR Hakim dan Thabrani).
Usangnya iman tidak dapat dilihat dengan kasat mata, namun dapat diketahui dari berbagai indikasi, diantaranya yaitu bermalas-malasan dalam ketaatan, meninggalkan amalan sunah, meninggalkan bacaan Al-Quran, jarang berdzikir, melakukan perkara yang sia-sia, lemah tanggungjawab, ambisi duniawi dan egois.
Banyak cara untuk memperbarui keimanan agar tidak usang. Di antaranya adalah dengan enam cara berikut ini:
1. Berdoa kepada Allah SWT
Doa adalah senjata ampuh yang dimiliki orang beriman. Seyogyanya membiasakan berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai keimanan yang kuat, dan qalbun salim, yaituhati yang yang lurus, bersih, suci, dan ikhlas dalam segala gerak, pikiran, perasaan, perbuatan, dan lain sebagainya.
Allah SWT menegaskan di dalam Al-Quran surat Ali Imron ayat 8, yaitu:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Artinya: “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
Rasulullah SAW juga sering memanjatkan doa sebagai berikut:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
2. Memperbanyak Ucapan Tahlil
Memperbanyak ucapan tahlil yaitu laa ilaaha illallaah, dan berusaha menyelami maknanya serta mengamalkan apa yang menjadi konsekuensinya. Rasulullah SAW bersabda:
جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا؟ قَالَ: أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Artinya: “Perbarui iman kalian, ‘ya Rasulullah, bagaimana cara kami memperbarui iman kami? tanya para sahabat. Beliau bersabda, ‘perbanyaklah mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’,” (HR Hakim dan Ahmad).
3. Memperbanyak Tilawah Al-Quran
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ هَذِهِ الْقُلُوبَ تَصْدَأُ، كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيدُ إِذَا أَصَابَهُ الْمَاءُ. قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا جِلاَؤُهَا؟ قَالَ: كَثْرَةُ ذِكْرِ الْمَوْتِ وَتِلاَوَةُ الْقُرْآنِ.
Artinya: “Sesungguhnya hati ini bisa berkarat sebagaimana besi berkarat ketika terkena air. Dikatakan (ditanyakan oleh sahabat) kepada Rasulullah: ‘wahai Rasulullah, apa kiranya yang bisa membersihkan hati yang berkarat itu?’ Beliau menjawab: ‘memperbanyak mengingat kematian dan membaca Al-Quran’,” (HR Al Baihaqi).
Seorang muslim yang membaca Al-Quran, dan mentadabburi maknanya, serta mengamalkan konsekuensinya, akan menjadi mushaf yang berjalan atau insan qurani seperti pribadi Rasulullah SAW.
BACA JUGA : 7 Cara Menikmati Liburan yang Baik dan Islami, Simak Ulasannya
4. Memperbanyak Dzikir
Selain memperbanyak ucapan tahlil dan tilawah Al-Quran, seorang muslim hendaknya memperbanyak dzikir dengan lafadz-lafadz dzikir lainnya supaya hati kembali bersinar, dan iman akan tumbuh serta meraih segudang keutamaan.
Rasulullah SAW bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
Artinya: “Permisalan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti orang yang hidup dengan yang mati,” (HR Bukhori).
Rasulullah SAW juga bersabda:
ألا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أعْمَالِكُم، وأزْكَاها عند مَلِيكِكُم، وأرْفَعِهَا في دَرَجَاتِكُمْ، وخير لكم من إنْفَاق الذهب والفضة، وخير لكم من أن تَلْقَوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أعْنَاقَهُمْ ويَضْرِبوا أعْنَاقَكُم. قالوا: بلى، قال: ذكر الله تعالى.
Artinya: “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sebaik-baik amalan dan yang paling bagus dihadapan Tuhan kalian, lebih mengangkat derajat kalian, dan lebih baik bagi kalian daripada menyedekahkan emas dan perak, dan lebih baik daripada kalian bertempur dengan musuhmu lalu mereka menunggal leher kalian, dan kalian memenggal leher mereka?’ mereka menjawab: ‘tentu saja mau.’ Rasulullah bersabda: ‘amalan tersebut adalah berdzikir kepada Allah Ta’ala’,” (HR Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).
Rasulullah SAW juga bersabda:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا قَطُّ أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ
Artinya: “Tiada suatu amalan dikerjakan oleh anak Adam yang lebih menyelamatkan dirinya dari siksa Allah selain berdzikir kepada Allah,” (HR Ahmad).
5. Istiqomah
Istiqomah dalam merealisasikan berbagai amal kebaikan yang menjadi konsekuensi iman, akan menjaga iman itu senantiasa baru dan terus tumbuh. Berkaitan dengan hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ سُفْيان بنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِيّ رضي الله عنه قال :قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ، قَالَ: قُلْ: آمَنْتُ بِاللهِ، ثُمَّ اسْتَقِمْ.
Artinya: “Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi raḍhiyallohu ‘anhu, berkata: ‘aku bertanya, ‘wahai Rasulullah! katakan kepadaku sebuah ucapan tentang Islam yang tidak akan aku tanyakan kepada siapa pun selainmu’, Beliau bersabda, “katakanlah! aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah’,” (HR Muslim dan Ahmad).
Keimanan yang senantiasa baru dan tumbuh, tidak akan terwujud kecuali dengan hati dan lisan diatas kebenaran islam. Rasulullah SAW bersabda:
لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ ، وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ
Artinya: “Tidaklah istiqomah iman seorang hamba sampai istiqomah hatinya, dan tidaklah istiqomah hatinya sampai istiqomah lisannya,” (HR Imam Ahmad).
6. Senantiasa Beristighfar dan Bertaubat
Dosa-dosa sebesar apapun yang telah dilakukan akan dihapuskan oleh Allah SWT dengan taubat dan istighfar. Dengan taubat dan istighfar, akan bersih dari semua dosa seakan-akan menjadi manusia baru dengan keimanan baru. Rasulullah Saw bersabda:
التائبُ من الذنبِ كمن لا ذنبَ لهُ
Artinya: “Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa,” (HR Ibnu Majah, Baihaqi dan Thabrani).
Apabila manusia terus menerus melakukan taubat dan istighfar meski tidak melakukan dosa secara sengaja, maka taubat dan istighfar tersebut akan menjadikan manusia tersebut termasuk orang-orang yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya di surga.
Salah satu rahasia Rasululah SAW menjadi manusia yang paling mulia, dan paling tinggi derajatnya di surga, adalah karena beliau senantiasa bertaubat, dan beristighfar tidak kurang dari seratus kali dalam seharinya, padahal beliau sudah mendapatkan jaminan pengampunan dosa.
Demikianlah penjelasan enam cara memperbarui keimanan. Jangan sampai kita membiarkannya usang dan lusuh, yang menyebabkan kita termasuk orang-orang yang celaka di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semuanya, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Aryan Andika