Kiai Haji Hasyim Asy’ari: Sosok Kiai Teladan Umat
TSIRWAH INDONESIA – Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kata kiai, yaitu gelar yang disandang oleh tokoh agama dan sangat dihormati oleh masyarakat, gelar kiai sendiri tidak semua orang bisa mendapatkannya, gelar kiai hanya bisa didapatkan oleh pimpinan pondok pesantren atau orang yang a’lim dan menguasai beberapa bidang ilmu.
Diindonesia sosok kiai sudah menjadi teladan bagi masyarakat dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini. pada tahun 1900-an muncullah beberapa kiai yang menjadi teladan bagi masyarakat, yang ajaran-ajarannya masih dipegang teguh oleh penerus-penerusnya. Dari beberapa kiai, kita akan membahas salah satu dari mereka, yaitu seorang kiai sekaligus seorang pahlawan kemerdekaan, seorang kiai yang sangat-sangat dihormati sampai saat ini.
Sosok kiai yang akan kita bahas adalah seorang ulama dan tokoh pergerakan nasional Indonesia yang terkenal sebagai pendiri Nahdhatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Beliau dikenal dengan nama Hadhratu Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari.
Biografi Kiai Haji Hasyim Asy-A’ri
KH. Hasyim Asy’ari memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ari, lahir pada tanggal, 14 februari 1871 dari pasangan Kiai Asy’ari dan Halimah pada hari selasa kliwon, adapun jalur keturunan dari ayah beliau sampai kepada Sunan Giri, dan dari jalur ibu beliau sampai ke Prabu Brawijaya enam, beliau memiliki garis keturunan bangsawan dan elit agama islam. Tak lepas dari itu ayah dan kakek beliau adalah ulama terkemuka.
Latar Belakang Pendidikan Kiai Haji Hasyim Asy’ari
Perjalanan pendidikan KH. Hasyim Asy’ari, beliau menerima pendidikan awal dari ayahnya, dan kemudian melanjutkan studinya di pesantren-pesantren sampai ke Mekkah, diindonesia sendiri beliau pernah duduk di Pesantren Wonokoyo, Pesantren Langitan, Pesantren kademangan, dan banyak lagi pesantren yang pernah diduduki oleh beliau, karena kehausan beliau dengan ilmu, beliau melanjutkan studinya di mekkah Al-Mukarramah.
Pada saat di mekkah beliau berguru kepada banyak guru, beberapa di antara mereka ialah, syaikh Ahmad Amin al-Attar, Sayyid Sultan bin Hashim, Sayyid Ahmad bin Hasan al-Attas, Syaikh Sa’id al-Yamani, Sayyid Alawi bin Ahmad al-Saqqaf, Sayyid Abbas Maliki. Selain itu, beliau juga pernah berguru kepada ulama yang berasal dari Indonesia dan menjadi guru besar di mekkah pada saat itu yaitu, Syaikh Ahmad Khatib Minankabawi dan Syaikh Nawawi al-Bnatani.
Perjuangan Kiai Haji Hasyim Asy’ari
Perjuangan KH. Hasyim Asy’ari dimulai ketika mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng jombang pada tahun 1899, beliau memulai dari pesantren yang kecil sampai menjadi salah satu pesantren terbesar di jawa timur pada awal abad ke dua puluh. Kemudian Pada tahun 1926, beliau mendirikan Nahdhatul Ulama (NU) yang bertujuan untuk memperkuat keimanan dan keislaman umat Islam di Indonesia. Organisasi ini juga berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan melawan penjajahan Belanda.
Selain ulama beliau juga sebagai sosok pejuang. Pada masa penjajahan, beliau mengeluarkan fatwa untuk membakar semangat para pejuang, beliau sangat menentang keras segala bentuk penjajahan terhadap Indonesia. Karena itu, Presiden Soekarno memberikan penghargaan kepada beliau sebagai Pahlawan Nasional.
Karya-karya Kiai Haji Hasyim Asy’ari
Selama hidupnya KH. Hasyim Asy’ari memiliki beberapa karya yang masih populer sampai sekarang bahkan menjadi rujukan ulama dalam menentukan hukum dan karya-karya beliau masih tersusun rapi dipesantren tebuireng jombang, adapun beberapa karya beliau sebagai berikut:
v At-Tibyan fi al-Nahy’an Muqatha’at al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan
v Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama
v Risalah fi Ta’kid al-Akhdzi bi Mazhab al-A’immah al-Arba’ah
v Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat Nahdlatul Ulama
v Adab al-‘Alim wa al-Muta’alim fi ma Yanhaju Ilaih al-Muta’allim fi Maqamati Ta’limihi
v Rasalah Ahl aas-Sunnah wa al-Jamaah fi Hadts al-Mauta wa Syuruth as-Sa’ah wa Bayani Mafhum as-Sunnah wa al-Bid’ah
Itulah sekilas profil dari KH. Hasyim Asy’ari panutan dan teladan bagi ummat, dari biografi beliau yang sangat luar biasa, mengajarkan kepada kita jangan pernah merasa cukup dengan ilmu karena ilmu itu luas, semakin jauh kita menyelami lautan ilmu maka semakin haus kita dengan ilmu, dan mengajarkan kita agar berguru kepada ulama-ulama dan guru-guru yang hebat.
Wallohu Alam
Oleh Ustadz Aktal Kheir