Kisah Heroik, 2 Pemuda Anshar Pembela Rasulullah, Simak
TSIRWAH INDONESIA – Seorang muslim harus memiliki idola untuk dijadikan contoh dalam menjalani kehidupannya. Pengalaman para tokoh muslim terdahulu dapat dijadikan contoh dalam menjalani kehidupan ini.
Kisah para tokoh muslim ini, bisa didapatkan melalui lembaran-lembaran sejarah yang telah diwahyukan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ataupun kisah para salafussalih yang ditulis oleh ulama-ulama terdahulu.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”
Pada zaman ini, generasi muda lebih mengidolakan para artis dibandingkan dengan Rasulullah SAW serta sahabatnya. Bahkan, ketika idolanya dihina, tidak segan-segan akan mati-matian membela para idolanya.
Mirisnya adalah ketika mereka mendengar Rasulullah SAW dihina yang dilakukan hanya diam dan acuh saja. Ini adalah hal yang negatif pada generasi saat ini.
Terdapat kisah dua sosok pemuda yang dapat dijadikan motivasi atau contoh untuk pemuda masa kini. Dua sosok yang sangat mencintai Rasulullah SAW hingga rela mati untuk Rasulullah SAW.
Berikut kisah dua sosok pemuda Anshar yang membela Rasulullah SAW.
Baca Juga: Sultan Muhammad Al-Fatih: Simak Kisah Sang Penakluk Konstantinopel
Dua Sosok Pemuda Anshar Pembela Rasulullah SAW
Mengutip dari buku Ensiklopedi Sahabat (Jilid 3) karangan Mahmud Al-Mishri, dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dikisahkan, Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu anhu bercerita, ketika ia sedang berada di tengah barisan saat perang Badar. Abdurrahman bin ‘Auf melihat 2 pemuda yang masih sangat belia.
Salah seorang dari mereka berkata kepada Abdurrahman bin ‘Auf, “Wahai Paman, tunjukkan kepadaku di mana Abu Jahal?” Abdurrahman bin ‘Auf menjawab, “Wahai anak saudaraku, apa yang akan kau perbuat kepadanya?”
Pemuda itu kembali berkata, “Aku mendengar bahwa ia telah mencela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,” Pemuda itu pun melanjutkan, “Demi Allah Azza wa Jalla yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya aku melihatnya, niscaya debu dan debunya tidak terpisah sampai salah seorang di antara kami mati terlebih dahulu.”
Abdurrahman bin ‘Auf tercengang dengan perkataan pemuda tersebut. Lalu pemuda disebelahnya menyentuh Abdurrahman bin ‘Auf dan mengatakan hal yang senada.
Tidak beberapa lama, Abdurrahman bin ‘Auf melihat Abu Jahal berkeliling di tengah pasukannya. Ia pun memberitahu kedua pemuda tadi, seraya berkata, “Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi.”
Kedua pemuda tadi pun saling berlomba mendatanginya dan menyerangnya dengan pedang sampai akhirnya mereka berhasil membunuh Abu Jahal.
Kemudian, dua pemuda tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah SAW bertanya, “Siapa di antara kalian yang membunuhnya? (Abu Jahal),” Masing-masing dari mereka menjawab, “Saya yang membunuhnya.”
Rasulullah SAW bertanya, “Apakah kalian sudah membersihkan pedang kalian?” Mereka menjawab, “Belum,” kemudian Rasulullah SAW memperhatikan kedua pedang mereka dan bersabda, “Kalian berdua telah membunuhnya.”
Kedua pemuda tersebut ialah Mu’adz bin Amr Al-Jamuh dan Mu’awwidz bin Afra. Sungguh kisah yang sangat mengagumkan, karena kecintaannya kepada Rasulullah SAW, mereka rela berjuang membunuh orang yang telah menghina Rasulullah SAW.
Selain itu, kedua pemuda tadi rela mati karena begitu dalam kecintaannya terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Baca Juga: Khulafaur Rasyidin: Kisah 4 Sahabat Penerus Rasulullah
Rela Mati Demi Rasulullah SAW
Mu’adz bin Amr bin Al-Jamuh mendengar pernyataan orang-orang musyrik pada saat posisi Abu Jahal sudah seperti layaknya sebatang pohon yang bercabang-cabang. Lantaran melihat banyaknya tombak dan pedang kaum musyrikin di sekeliling Abu Jahal, yang terhunus melindungi Abu Jahal. Sampai ketika itu Abu Jahal tidak akan bisa disentuh siapa pun.
Mendengar pernyataan itu, Mu’adz bin Amr pun membidik Abu Jahal sebagai sasaran utama. Dengan sigap Mu’adz bin Amr langsung menghampirinya, segera menyerangnya begitu melihat celah dan mendapat kesempatan untuk menebasnya dari arah bawah. Sehingga setengah kakinya sebatas betis terlempar.
Mu’adz bin Amr berpaling seraya menyeret tangannya dengan memeganginya. Menyadari tangan itu menyusahkannya, Mu’adz bin Amr segera menginjakkan kakinya di atas tangannya, melepaskan dan membiarkan ia tergeletak di medan perang.
Lalu Mu’awwidz bin Afra datang menghampiri Abu Jahal yang sudah tidak berdaya dan menebasnya dengan pedang hingga dia tak berkutik lagi. Orang kafir ini pun ditinggalkan dalam kondisi sekarat. Setelah itu, Mu’awwidz terus bertarung hingga terbunuh.
Sungguh kisah yang dapat menambah keimanan seorang muslim. Kisah yang sungguh heroik serta mempertahankan kebenaran dalam membela Rasulullah SAW. Layaknya generasi muda saat ini dapat menjaga syariat-syariat yang telah Rasulullah SAW wariskan untuk umatnya.
Semoga Allah SWT Selalu meridhoi dalam menjalani kehidupan ini, dengan belajar dari kisah-kisah para tokoh islam yang sholih.
Wallohu A’lam
Oleh Abdullah