Alquran & Hadits

Makna Kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam

TSIRWAH INDONESIA – Islam sebagai agama yang membawa kedamaian, keselamatan, dan kebahagiaan hidup bagi manusia di dunia dan akhirat. Dalam penyebarannya, Islam dapat tumbuh dan dianut oleh masyarakat luas dengan tidak dilakukannya paksaan dan cara-cara kekerasan, melainkan dengan jalan yang damai, bijaksana, dan santun. 

Penyebaran Islam yang dipenuhi dengan nilai-nilai cinta damai dan kasih sayang sejalan seiring dengan misi risalah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Nabi Muhammad SAW merupakan pembawa risalah Islam, penutup para nabi dan rasul Allah di muka bumi.

Nabi Muhammad SAW berhasil membawa manusia dari alam gelap gulita menuju kehidupan berdasarkan tauhid. Nabi Muhammad SAW adalah makhluk paling sempurna dan paling dihormati yang dikirim oleh Allah sebagai pemberi syafaat bagi seluruh umat. 

Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan suatu peristiwa sejarah dalam kehidupan manusia. Kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekedar kelahiran pribadi sebagai manusia utama, tetapi merangkum seluruh segi kehidupan umat manusia dalam menghadapi perkembangan sejarah di masa depan.

Jadi patutlah kecintaan dan penghormatan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun makna kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu:

1. Rahmat Bagi Seluruh Alam

Misi risalah atau tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini tidak lain ialah untuk memberikan rahmat dan kasih sayang kepada seluruh alam semesta. Misi risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW secara tegas disebutkan Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya’ ayat 107, adapun bunyi ayatnya yaitu:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ  

Artinya: ”Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” 

Berdasarkan ayat di atas, Wahbah Zuhaili menjelaskan dalam kitab tafsirnya Al-Munir bahwasanya kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan hanya membawa ajaran, tetapi juga sosok dan kepribadian beliau adalah rahmat yang dianugerahkan Allah SWT kepada beliau. 

Allah mengutus Nabi Muhammad SAW ke muka bumi sebagai rahmat bagi seluruh alam, baik bangsa jin dan manusia di dunia dan akhirat dengan membawa syari’at Al-Qur’an, petunjuk, dan hukum-hukumnya. Bagi mereka yang menerima dan mensyukuri rahmat tersebut maka ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sedangkan, bagi mereka yang mengingkari dan tidak mensyukuri rahmat tersebut maka ia akan merugi di dunia dan akhirat.

Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh manusia juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Saba’ ayat 28, adapun bunyi ayatnya yaitu sebagai berikut:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ  

Artinya: “Tidaklah Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali kepada seluruh manusia sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”

BACA JUGA: 4 Akhlak Baik yang Haram Baginya Tersentuh Api Neraka Kata Rasulullah, Kamu Harus Memilikinya, Apa Saja

2. Penutup Para Nabi

Nabi Muhammad SAW diutus sebagai penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya melalui ajaran Islam yang dibawanya. Hal ini dikarenakan Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT sebagai penutup para nabi dan rasul. 

Rasionalitas di balik misi risalah Nabi Muhammad SAW setidaknya bisa diterangkan melalui dua alasan yaitu ajaran-ajaran terdahulu memang diturunkan untuk kaum tertentu dan zaman yang terbatas serta dalam perkembangan sejarah, ajaran- ajaran terdahulu banyak terjadi perubahan dan penyimpangan.

Adapun ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi dapat ditemukan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 40, bunyi ayatnya yaitu sebagai berikut:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

Artinya: “Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Ayat di atas sudah sangat jelas mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah nabi sekaligus rasul yang dijadikan oleh Allah subhanahu wata’ala sebagai penutup semua nabi dan rasul dengan mempunyai misi untuk menyampaikan risalah dan syari’at Allah kepada umat manusia.

Penyebutan kata “khataman nabiyyin” menurut Ibn ‘Asyur merupakan penyempurnaan dan ungkapan tentang ketinggian derajat beliau sekaligus sebagai isyarat bahwa ketidakadaan anak laki-laki beliau merupakan hikmah yang telah ditetapkan Allah, yakni agar beliau menjadi seperti para nabi yang lalu atau bahkan lebih utama dari mereka dalam semua keistimewaan. 

Para rasul yang lalu anak-anak mereka dianugerahi kenabian, tetapi kedudukan beliau sebagai penutup para nabi mengharuskan beliau tidak memiliki anak-anak lelaki.

Wallohu A’lam
Oleh Ummi Fadhilah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator