Parenting

Montessori: Trend Parenting 2024, Inilah 7 Cara Menerapkannya

TSIRWAH INDONESIA – Memilih dan menerapkan metode parenting yang tepat sangat penting, dan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan, baik perkembangan fisik, maupun mental mereka.

Dalam Islam, parenting adalah salah satu amal yang paling mulia dan berharga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan pentingnya parenting dalam hadits berikut ini:

 عن جابر بن سمرة رضي الله عنه قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم  لأنْ يُؤَدِّبَ الرجلُ وَلَدَه خيرٌ من أن يتصدق بصاع أخرجه الترمذي

Artinya: “Dari sahabat Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: ‘Pengajaran seseorang pada anaknya lebih baik dari (ibadah atau pahala) sedekah satu sha’,” (HR At-Tirmidzi).

Melansir dari hellosehat.com, metode ini menekankan pada kemandirian dan keaktifan anak dengan konsep pembelajaran langsung melalui praktik dan permainan kolaboratif. Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik asal Italia adalah pencetusnya. 

Menurutnya, tujuan metode ini bukanlah menjejali seorang anak dengan fakta-fakta, melainkan menumbuhkan keinginan alami mereka untuk belajar.

Pada dasarnya, metode ini memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih bidang yang mereka minati. Ada berbagai bidang yang menjadi fokus, antara lain practical life (kehidupan sehari-hari), sensorial, matematika, bahasa, dan cultural studies (budaya).

Baca Juga: Beginilah 4 Cara Menghidupkan Al-Qur’an pada Jiwa Seorang Anak

Dalam jurnal Frontiers in Psychology berjudulAn Association Between Montessori Education in Childhood and Adult Wellbeing (Hubungan antara Pendidikan Montessori pada Masa Kanak-kanak dan Kesejahteraan Dewasa) karya Angeline S. Lillard, M. Joseph Meyer, Dermina Vasc,  dan Eren Fukuda, membuktikan bahwa montessori memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan cara tradisional. 

Utamanya dalam hal yang menyangkut kesejahteraan mental anak. Semakin lama seseorang mendapatkan metode ini, semakin meningkat kualitas hidup mereka.

Dengan diberikan kebebasan kepada anak untuk memilih bidang yang mereka sukai, metode ini diharapkan dapat mengembangkan kemandirian pada diri anak. Oleh karena itu, ia juga akan memiliki tanggung jawab terhadap pilihannya di masa depan.

Dalam buku Buku The Montessori Toddler karya Simone Davies, ada beberapa cara yang dapat orang tua lakukan untuk menerapkan metode ini, yaitu:

Pastikan ada area yang cukup bagi anak untuk menjelajah. Anak dapat belajar dan bereksplorasi dari lingkungan mereka sendiri di ruang terbuka tersebut.

Buatlah lingkungan belajar yang ramah, aman, nyaman, bersih dengan aturan yang jelas. Orang tua dapat menghilangkan mainan yang mengeluarkan bunyi bising dan mengganggu konsentrasi anak.

Selain itu, orang tua juga dapat menerapkan aturan yang memberikan kebebasan kepada anak untuk bergerak serta mengeksplorasi lingkungan dengan batasan tertentu, seperti larangan melompat atau merusak bahan belajar.

Merotasi mainan adalah salah satu teknik penting dalam metode ini. Hal ini membantu mereka untuk fokus pada materi pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan individual mereka.

Sebagai contoh, orang tua dapat mengelompokkan mainan berdasarkan tema atau kategori, seperti mainan aktif, seni, bangunan, permainan drama, ilmu pengetahuan, matematika, literasi, musik, logika, dan kendaraan. 

Gunakan kotak penyimpanan yang terorganisir untuk setiap kelompok mainan. Tentukan jangka waktu atau durasi untuk setiap rotasi mainan.

Misalnya, rotasi mainan dapat dilakukan setiap 2-4 minggu sekali. Pajang mainan yang akan digunakan dalam rotasi di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau anak. Hal tersebut akan membuat anak lebih tertarik untuk bermain dengan mainan yang baru.

Gunakan barang-barang yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendidik anak.

Sebagai contoh, orang tua dapat melatih anak menggunakan alat makan atau mengajak mereka untuk belajar mengenal warna dengan memanfaatkan kacang hijau atau beras yang telah diberi pewarna makanan.

Cara untuk memicu imajinasi anak, orang tua bisa memberikan beberapa pertanyaan menarik saat bermain bersama.

Orang tua dapat meminta anak untuk membuat sebuah cerita dan tanyakan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita tersebut. Dengan cara ini, anak-anak dapat mengembangkan imajinasi serta kreativitas mereka.

Orang tua dapat menggunakan benda-benda kreatif seperti kertas, spidol, dan berbagai material lainnya untuk mengajarkan anak pada kemampuan berkreativitas.

Sebagai contoh, Menghias benda-benda seperti botol, wadah, atau benda lainnya dengan cat, stiker, dan bahan lainnya untuk mengajarkan keterampilan kreatif dan motorik anak.

Menerapkan metode ini di rumah dapat meningkatkan kemandirian, mengembangkan kemampuan logika dan motorik serta mengoptimalkan tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

Dengan cara yang sederhana dan efektif, orang tua dapat membantu anak-anak mereka berkembang menjadi individu yang mandiri dan kreatif.

Wallahu A’lam
Oleh Ristanti Kasim

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator