Penaklukan Romawi: Perang Terakhir Rasulullah SAW yang Terjadi pada Bulan Rajab
TSIRWAH INDONESIA – Pada bulan Rajab terjadi perang terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam menaklukkan bangsa Romawi.
Bulan Rajab termasuk salah satu dari empat bulan haram selain bulan Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Pada Bulan Rajab ini terdapat larangan berperang.
Peraturan untuk tidak berperang pada bulan Rajab ini sudah dibuat oleh bangsa Arab sebelum Islam datang. Lalu, setelah Islam datang, aturan ini diperkuat melalui firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 217:
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلشَّهْرِ ٱلْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَكُفْرٌۢ بِهِۦ وَٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِۦ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَٱلْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ ٱلْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَـٰتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ ٱسْتَطَـٰعُوا۟ ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَـٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْـَٔاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa berperang dalam bulan haram merupakan dosa besar, tetapi ada perbuatan-perbuatan lain yang memiliki sifat lebih buruk dan dosa yang lebih besar.
BACA JUGA: Masa Dakwah Tersulit Rasulullah: Benarkah Islam Pernah Diboikot, Simak
Mekkah setelah Ditaklukkan
Umat Islam memiliki posisi yang kuat setelah kota Mekkah berhasil ditaklukan. Semakin banyak orang yang memeluk agama Islam dan tidak ada lagi keraguan terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Saat kedudukan Islam di Jazirah Arab sedang kokoh, ada satu kekuatan militer yang paling besar pada zaman ini. Kekuatan tersebut berasal dari bangsa Romawi.
Umat muslim dan bangsa Romawi memiliki ketegangan sejak terbunuhnya Al-Harits bin Umair, seorang utusan Rasulullah SAW di tangan Syurahbil bin Amr Al-Ghassani. Setelah peristiwa tersebut, pasukan perang yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah bertempur dengan pasukan Romawi pada perang Mut’ah.
Kaisar Heraklius mengakui kekuatan pasukan Muslim pada perang Mut’ah. Kekuatan tersebut dibuktikan dengan banyak klan negara Arab yang meninggalkan kekuasaan Kaisar Romawi, untuk bergabung dengan umat Muslim.
Kaisar Romawi memandang ini sebagai ancaman, karena menilai kekuasaannya di wilayah Arab akan hancur. Ketakutan pada hancurnya kekuasaan di wilayah perbatasan antara Arab dan Romawi, membuat kaisar mulai mempersiapkan pasukan. Kaisar menyiapkan pasukan yang terdiri dari bangsa Romawi dan penduduk wilayah Arab yang masih tunduk di bawah kekuasaannya.
Kafilah yang datang dari Syam memberi kabar bahwa Kaisar Heraklius telah mempersiapkan 40.000 prajurit. Berita ini membuat umat Muslim di wilayah sekitar Mekkah mulai resah.
Keadaan genting ini akhirnya membuat Rasulullah SAW mengumumkan persiapan perang melawan Romawi. Allah SWT menurunkan ayat untuk meneguhkan taqwa umat muslim dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 36:
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَـٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَـٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.”
Surah At-Taubah tersebut turun sekaligus untuk memutus perjanjian dengan kaum musyrikin mengenai peraturan perang di bulan Rajab. Para muslimin di sana lalu berlomba-lomba melakukan persiapan perang seperti menyiapkan diri untuk berjihad hingga menyedekahkan harta bendanya untuk kebutuhan perang.
Perang Tabuk
Hari Kamis pada bulan Rajab 9 Hijriah, Rasulullah SAW dengan pasukannya telah berangkat menuju Tabuk. Pasukan berjumlah 30.000, sembilan ratus ekor unta, seratus ekor kuda, dan perbekalan uang serta makanan yang telah disedekahkan oleh umat muslim, mengiringi perjalanan panjang ini.
Jumlah perbekalan yang dibawa terbilang sedikit untuk memenuhi kebutuhan pasukan yang berjumlah sangat banyak. Delapan belas orang hanya mendapat jatah satu ekor unta, sebagai bahan konsumsi dan mendapatkan air dari kantong penyimpanan unta tersebut. Keadaan ini mengakibatkan pasukan disebut sebagai pasukan usrah, yaitu pasukan yang dalam keadaan sulit.
Saat Rasulullah SAW dan pasukannya telah sampai di Tabuk, pasukan Romawi justru merasa sangat khawatir. Mereka tidak merencanakan serangan tapi malah berpencar kembali ke wilayah asal masing-masing.
Yuhannah bin Ru’bah, seorang pemimpin dari penduduk Ailah datang dan menyatakan perdamaian, juga bersedia membayar jizyah atau upeti. Rasulullah SAW lalu mengutus Khalid bin Al-Walid untuk datang menemui pemipin Dumah, bernama Ukaidir.
Ukaidir sempat menolak kesepakatan bersama Rasulullah SAW, tapi dengan diplomasi yang baik, akhirnya Ukaidir bersedia berdamai dengan umat muslim. Setelah itu, penduduk Dumah, Tabuk, Ailah, dan Taima’ sepakat dengan perjanjian ini.
Pendukung Romawi yang kini berbalik haluan mendukung Rasulullah SAW membuat daerah kekuasaan Islam bertambah dengan cara damai. Perang Tabuk ini adalah perang terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah SAW yang terjadi pada bulan Rajab tanpa adanya pertumpahan darah.
Wallohu A’lam
Oleh Tri Dika Syaidharni