Sirah NabawiyahTokoh & Sejarah

Puasa: Ibadah Tertua dalam Sejarah Manusia, Simak

TSIRWAH INDONESIA Puasa berarti menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Menurut Abduh Muhammad dalam Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial yang berjudul Pensyariatan Puasa, puasa adalah ibadah yang paling terkenal di kalangan umat manusia.

Puasa adalah salah satu dari tiga ibadah tertua selain sholat dan qurban. Puasa sudah dilakukan semenjak Nabi Adam alaihis salam dan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Menurut Al Fitri Johar dalam artikelnya berjudul Menilik Sejarah Kewajiban Puasa Ramadhan, ibadah puasa sudah dilaksanakan semenjak Nabi Adam AS.

Beliau berpuasa selama tiga hari tiap bulan sepanjang tahun. Nabi Adam AS juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram. 

Hal tersebut dilakukan sebagai wujud syukurnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena sudah dipertemukan dengan Siti Hawa.

Menurut Imam Al-Qurthubi dalam buku berjudul Misteri Bulan Ramadhan karya Yusuf Burhanudin, orang yang pertama kali melakukan puasa di bulan Ramadhan adalah Nabi Nuh AS.

Melansir dari laman suaramerdeka.com, Nabi Nuh AS melakukan puasa sebagai tanda syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena diberikan keselamatan dari bencana banjir yang menimpa umatnya.

Ibadah puasa juga dilaksanakan oleh Nabi Musa AS. Beliau berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam dalam rangka persiapan menerima Wahyu dari Allah SWT.

Selain itu, Nabi Musa AS dan kaumnya juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Hal itu dilakukan sebagai wujud syukur karena Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Musa AS dari serangan Firaun.

Menurut Al Fitri Johar dalam artikelnya berjudul Menilik Sejarah Kewajiban Puasa Ramadhan, Nabi Daud AS melaksanakan puasa seumur hidup.

Pengerjaannya setiap dua hari sekali berselang-seling. Sehari berpuasa dan esoknya tidak berpuasa, begitu seterusnya.

BACA JUGA : Perbedaan Awal Ramadhan antara NU dan Muhammadiyah, Ini Alasannya

Sebelum Islam datang, praktik puasa dilaksanakan oleh Siti Maryam. Puasa Siti Maryam tidak boleh makan, minum, dan berbicara.

Hal tersebut termaktub dalam Al-Quran surat Maryam ayat 26:

فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًا ۚفَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًاۙ فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا ۚ

Artinya: “Makan, minum, dan bersukacitalah engkau. Jika engkau melihat seseorang, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar puasa (bicara) untuk Tuhan Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu, aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini’.”

Abduh Muhammad dalam Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial menjelaskan bahwa, pendiri agama Kristen yaitu Yesus Kristus melaksanakan puasa selama empat puluh hari dan juga berpuasa pada hari penebusan dosa.

Orang Nasrani berpuasa karena tujuan tertentu misalnya, berpuasa karena sedang berbelasungkawa, susah, atau sedang tertimpa musibah.

Abduh Muhammad dalam jurnal yang sama juga menyatakan bahwa, orang Yahudi melaksanakan puasa sebagai bentuk belasungkawa. 

Hal di atas didasarkan pada puasa Nabi Daud AS. Beliau pernah berpuasa selama tujuh hari sewaktu anaknya sakit.

Menurut Abduh Muhammad dalam Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial, puasa juga dilaksanakan oleh bangsa Yunani dan Romawi. 

Orang Yunani berpuasa sebelum berkumpul untuk pesta keagamaan. Mereka berpuasa selama satu hari penuh, tidak makan dan tidak minum.

Mereka juga diwajibkan untuk berpuasa selama sepuluh hari berturut-turut apabila ingin mengenal Tuhan.

Bangsa Romawi berpuasa selama setahun setiap lima tahun sekali untuk menghormati Dewa Osiris (dewa maut) Mesir Kuno. Puasa itu diwajibkan pada 193 Sebelum Masehi.

Setelah agama Islam datang, umat islam belum diwajibkan untuk berpuasa. Mereka hanya mengikuti orang-orang terdahulu yang berpuasa setiap tanggal 10 Muharram.

Umat islam juga mengerjakan puasa secara berselang-seling. Puasa tersebut dikenal dengan puasa Nabi Daud AS.

Perintah wajib berpuasa pada bulan Ramadhan turun pada tahun kedua Hijriah, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

َArtinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Turunnya perintah berpuasa juga bertepatan dengan perintah untuk memindahkan kiblat umat islam dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.

Berdasarkan pembahasan di atas, puasa adalah ibadah tertua dalam sejarah manusia. Jauh sebelum islam, umat terdahulu sudah melaksanakan puasa. Akan tetapi, cara mereka berpuasa berbeda-beda.

Wallohu A’lam
Oleh Wilda Febriani

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator