2 Tokoh Ulama yang Mempengaruhi Pemikiran M. Quraish Shihab
TSIRWAH INDONESIA –Â Siapa yang tidak kenal Prof. M. Quraish Shihab, seorang ulama dan cendekiawan muslim terkemuka di Indonesia.Â
Dilansir dari liputan6.com, Quraish Shihab merupakan salah satu tokoh yang mempunyai pengaruh besar di Indonesia.
Pemikiran mendalam dan pendekatan yang moderatnya berhasil menjembatani tradisi Islam dengan dinamika sosial modern.
Biografi Prof. M. Quraish Shihab
Quraish Shihab lahir pada 16 Februari 1944 di Rappang, Sulawesi Selatan. Ia mencintai Al-Quran sejak kecil, sehingga pada masa nya Ia menjadi ahli tafsir Indonesia yang terkenal.
Selain itu, ia juga merupakan sebagai cendekiawan muslim yang mensosialisasikan serta mendakwahkan pemahaman Islam yang moderat dan toleran.Â
Berdasarkan quraishshihab.com, adapun yang mempengaruhi Quraish Shihab mencintai Al-Quran sejak kecil adalah ayahnya sendiri, seorang ahli tafsir dan akademisi.Â
Ayahnya bernama Prof. Abdurrahman, merupakan rektor dari dua kampus di Sulawesi Selatan, yakni IAIN Alauddin dan Universitas Muslim Indonesia.
Quraish Shihab setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang, melanjutkan pendidikan tingkat menengah di Malang, Jawa Timur. Ia belajar dan menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Hadist Al-Faqihiyah selama dua tahun di bawah bimbingan Habib Abdul Qadir Bilfaqih.
Adapun dua ulama yang mempengaruhi keilmuan dan kealiman Prof. M. Quraish Shihab sehingga menjadi Ahli Tafsir Indonesia yang terkenal dan pernah menjadi rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tokoh yang Mempengaruhi Pemikiran Prof. M. Quraish Shihab
1. Habib Abdul Qadir Bilfaqih
Quraish Shihab dalam buku Logika Agama menjelaskan bahwa, tokoh pertama yang mempengaruhinya yakni Habib Abdul Qadir Bilfaqih.
Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih wafat di Malang pada 1962 Masehi di usia 65 tahun. Ia merupakan guru dan mursyid Quraish Shihab, saat ia belajar di Dar al-Hadits al-Faqihiyah, Malang, Indonesia, sejak 1956-1958 M.
Selanjutnya, dalam mukadimah buku tersebut, Quraish Shihab memaparkan bahwa selain ayah dan ibunya, Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih turut menanamkan dasar-dasar ajaran agama ke dalam lubuk hatinya. Ia menambahkan, siapapun yang melihat Habib Abdul Qadir Bilfaqih, maka terkagum oleh wibawa dengan kerendahan hatinya.
Kekaguman bertambah bila mendengar suaranya yang lembut, tapi menghidangkan mutiara-mutiara ilmu hikmah. Tidak berhenti di situ, Quraish Shihab menjelaskan bahwa Habib Abdul Qadir Bilfaqih lah yang selalu mengajarkan secara lisan atau praktik tentang makna keikhlasan dalam menyampaikan ajaran agama.
Keikhlasan itulah yang membuahkan apa yang sering Al-Habib ucapkan bahwa ta’limuna yalsa yaitu pengajaran kami lengket (karena keikhlasan).
BACA JUGA : Mengenal Syekh Khalid Baghdadi, Muslim Wajib Tahu
2. Syekh Abdul Halim Mahmud (1910-1978 M)
Adapun tokoh kedua, yang mempengaruhi Quraish Shihab yakni Syekh Abdul Halim Mahmud yang bergelar Imam al-Ghazali Abad ke-14 Hijriah.Â
Ia merupakan dosen penulis di Fakultas Ushuludin, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya Logika Agama, bahwa tokoh ini sangat sederhana.
Sekembali Syekh Abdul Halim Mahmud dari Prancis, rumah yang sederhana ia tempati. Rumah yang ia huni ketika menjadi Imam kaum muslimin dan pemimpin tertinggi semua lembaga Al-Azhar.Â
Quraish Shihab sering naik naik bus umum bersama Syekh Abdul Halim Mahmud menuju fakultas, baik sebelum maupun sesudah beliau menjabat sebagai Dekan Fakultas 1964 M. Beliau menambahkan pandangan-pandangan tentang hidup dan keberagamaan Syekh Abdul Halim Mahmud sangat mempengaruhinya.Â
Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa gurunya itu, dalam penghayatan dan pengamalan menyangkut nilai-nilai spiritual sungguh sangat mengagumkan. Syekh Abdul Halim Mahmud sangat mengagumi Imam Ghazali sehingga perjuangan dan kegigihannya menjelaskan ajaran-ajaran Islam secara rasional diakui oleh semua pihak.
Meskipun Syekh Abdul Halim Mahmud merupakan seorang pengamal tasawuf yang sangat percaya pada hal-hal yang bersifat suprarasional. Karena kegigihan dan perjuangan Syekh Abdul Halim Mahmud, ia terpilih menjadi Imam al-Akbar, Syaikh al-Azhar, yakni pemimpin tertinggi lembaga-lembaga al-Azhar Mesir (1970-1978 M).
Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Halendra, S.IP.Â