Fiqih & AkidahHikmah & Wawasan

Puasa Ramadhan: Keistimewaannya dan 3 Hal yang Penting untuk Diperhatikan

TSIRWAH INDONESIA – Berpuasa di bulan Ramadhan bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari; akan tetapi dengan puasa, umat Muslim diajarkan untuk meningkatkan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Tujuan akhir dari puasa Ramadhan adalah membentuk pribadi muslim yang bertakwa. Sebagaimana termaktub dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 183 berikut ini:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Keutamaan dan Keistimewaan Puasa Ramadhan, Antara Lain sebagai Berikut:

1. Pahala puasa Ramadhan dilipatgandakan oleh Allah SWT tanpa batas. 

Rasullullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadis qudsi, bahwa Allah SWT berfirman:

كل حسنة بعشر أمثالها إلى سبع مائة ضعف إلا الصيام فإنه لي و أنا أجزي به

Artinya: “Setiap suatu kebaikan dilipatgandakan dengan 10x kebaikan yang semisalnya sehingga sampai 700x lipat, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu dilakukan karena Aku, dan Aku akan membalasnya,” (HR Bukhari).

2. Mereka yang menjalankan puasa Ramadhan akan mendapatkan pengampunan atas dosa-dosanya yang telah dilakukan sebelumnya.

Rasulullah SAW bersabda:

من صام رمضان إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan atas dasar mencari pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu,” (HR Ahmad).

BACA JUGA: 3 Golongan yang Diperbolehkan untuk Tidak Berpuasa Ramadhan

Dua keistimewaan puasa Ramadhan di atas tentu akan membuat umat Muslim bersemangat untuk menjalankannya.

Namun, perlu diperhatikan ada beberapa hal yang membuat puasa seseorang tidak diterima oleh Allah SWT.

Setiap Muslim harus menghindari ketiga hal ini agar seluruh ibadahnya, termasuk puasanya memperoleh pahala dan ridha Allah SWT.

3 Hal yang Membuat Ibadah Tidak Diterima:

1. Tidak didasari dengan keimanan yang benar.

Iman adalah syarat diterimanya amal shaleh. Imam al-Ghazali berkata:

لا تصح العبادة إلا بعد معرفة المعبود

Artinya: “Tidak sah ibadah seorang hamba, kecuali setelah ia mengenal Dzat yang wajib disembah (yakni Allah).”

Seseorang dikatakan beriman apabila ia meyakini dengan keyakinan yang kuat (tanpa adanya keraguan), bahwasanya Allah SWT itu ada dan adanya Allah tidak seperti adanya makhluk.

Allah SWT bukan benda dan tidak disifati dengan sifat benda, Allah ada tanpa tempat, Allah ada tanpa arah.

Disertai dengan keyakinan yang mantap tanpa ragu, bahwa Muhammad bin Abdullah yang berasal dari suku Quraisy adalah hamba dan utusan Allah untuk semua manusia dan jin, dan setiap semua yang beliau sampaikan adalah kebenaran.

2. Tidak berdasarkan ilmu.

Setiap perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan syara’, maka amal itu tertolak.

Rasulullah SAW bersabda:

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

Artinya: “Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan agama kita ini, maka amalan tersebut tertolak,” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Tidak dilakukan secara ikhlas.

Ikhlas artinya beramal karena Allah, bukan untuk mencari pujian manusia.

Rasulullah SAW bersabda:

إن الله لا يقبل من العمل إلا ما كان خالصا له

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal, kecuali amal tersebut dilakukan ikhlas karena Allah,” (HR An-Nasa’i).

Wallahu A’lam
Oleh Fadel Muhammad

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator