Simak 4 Cara Meraih Ridho dengan Ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala
TSIRWAH INDONESIA – Ketentuan Allah dalam istilah populernya disebut dengan takdir (qadha). Takdir secara sederhana bisa diartikan dengan pilihan hidup.
Di antara dalil yang menjelaskan bahwa segala sesuatu tentang ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala baik dari segi rezeki, jodoh, dan usia manusia pun sudah tertuliskan di lauhul mahfudz.
Sebagaimana dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَنْ تؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيوْمِ الآخِرِ وَتؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Artinya: “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk,” (HR. Muslim).
Potongan hadist di atas menjelaskan tentang beriman, salah satunya beriman kepada qadha.
Banyak hal yang sudah menjadi ketentuan-ketentuan dalam kehidupan ini, di antaranya adanya perubahan cuaca, pilihan baik dan buruk, serta pergantian siang dan malam.
Salah satu ciri ridho terhadap ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala adalah berlapang hati atas segala musibah yang menimpanya.
Jika ada manusia yang diberi wajah kurang rupawan, rezeki yang pas-pasan, kesehatan bermasalah, namun ia tetap berlapang dada dengan ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala, maka hal tersebut disebut ridho dengan ketentuan-Nya.
Lantas bagaimana cara meraih ridho dengan ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala tersebut? Berikut penjelasannya:
1. Meraih Ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Ranah Akidah
Cara meraih ridho Allah subhanahu wa ta’ala dalam ranah akidah adalah dengan beriman kepada-Nya, beribadah hanya kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
BACA JUGA: Doa Sapu Jagat: Raup Kebaikan Dunia Akhirat dalam Satu Tarikan Nafas
2. Menyakini Bahwa Musibah dan Ujian Bentuk Cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala
Cara selanjutnya, meraih ridha Allah subhanahu wa ta’ala dengan menyakini bahwa segala musibah dan ujian termasuk salah satu bentuk cinta Allah terhadap hamba-Nya. Sebagaimana Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: إن عِظَمَ الجزاءِ مع عِظَمِ البلاءِ، وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رَضِيَ فله الرِضا، ومن سَخِطَ فله السُّخْطُ.
Artinya: “Anas bin Malik rodiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda, Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya ujian, dan jika Allah mencintai suatu kaum, Dia pasti menguji mereka; siapa yang ridho maka baginya keridhoan (Allah) dan siapa yang murka maka baginya kemurkaan (Allah),” (HR. Ibnu Majah).
3. Menyakini Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Paling Berhak atas Ciptaan-Nya
Seorang pencipta memiliki hak 100 persen terhadap apa yang diciptakan. Sebagaimana Allah berhak 100 persen melakukan apapun yang dikehedaki-Nya atas ciptaan-Nya.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Qur’an surat Al-Hajj ayat 18:
إِنَّ ٱللَّهَ يفْعَلُ مَا يَشَآءُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”
4. Meraih Ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Ranah Muamalah
Di antara cara meraih ridho Allah subhanahu wa ta’ala dalam ranah muamalah adalah dengan menjaga lisan.
Seperti mengucapkan kalimat yang positif, bertutur kata baik dan tidak menyakiti hati orang lain.
Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Muhammad Safari