Hikmah & Wawasan

Ingin Jadi Komunikator Handal, Berikut 5 Unsur Komunikasi Efektif Ala Nabi

TSIRWAH INDONESIA Memiliki keterampilan komunikasi efektif dapat membuat seseorang menjadi komunikator yang handal. Bagi umat islam, rujukan pertama sebagai role model komunikator yang handal adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Nabi Muhammad SAW dikategorikan sebagai komunikator yang handal, karena cara komunikasi beliau memenuhi lima unsur hukum komunikasi efektif.

Adapun lima unsur hukum komunikasi efektif, dikenal dengan istilah The 5 Inevitable Laws of Effective Communication.

Istilah tersebut sebagaimana dilansir dari laman UNTAG (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya) memiliki lima unsur di antaranya: RespectEmpathyAudibleClarityHumble, dan kelimanya biasa dikenal dengan istilah REACH.

Kelima unsur tersebut Nabi Muhammad SAW kuasai dalam berkomunikasi pada masanya. Berikut lima unsur komunikasi efektif ala Nabi Muhammad SAW dalam Hadits.

Respect adalah rasa hormat atau sikap menghargai lawan bicara, menjadi unsur dalam hukum komunikasi efektif yang pertama. Menerapkan rasa hormat, komunikasi akan jauh lebih efektif dan dapat membangun kerjasama antara kedua belah pihak.

Hadits yang mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW menerapkan unsur respect dalam berkomunikasi ialah sebagai berikut:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ بَيَانٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ح و حَدَّثَنِي عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ بَيَانٍ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ بَيانٍ قَالَ سَمِعْتُ قَيْسَ بْنَ أَبِي حَازِمٍ يَقُولُ قَالَ جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ مَا حَجَبَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ وَلَا رَآنِي إِلَّا ضَحِكَ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Khalid bin ‘Abdullah dari Bayan dari Qays bin Abu Hazim dari Jarir bin ‘Abdullah, demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepadaku ‘Abdul Hamid bin Bayan, telah menceritakan kepada kami Khalid dari Bayan dia berkata; Aku mendengar Qais bin Abu Hazim berkata; Jarir bin Abdullah berkata; ‘Sejak saya masuk Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menolak saya untuk bertamu dan berkunjung ke rumah beliau. Dan beliau selalu tersenyum setiap kali (berkomunikasi) menatap saya’,” (HR Muslim).

Empathy adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang tengah dialami orang lain. Empathy dalam berkomunikasi ialah memahami perasaan orang yang diajak berkomunikasi dan ikut merasakan.

Hadits yang mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW menerapkan unsur empathy dalam berkomunikasi ialah sebagai berikut:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَسَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ وَأَبُو الرَّبِيعِ الْعَتَكِيُّ وَأَبُو كَامِلٍ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَشْجَعَ النَّاسِ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At-Tamimi dan Sa’id bin Manshur, Abu Rabi’ Al ‘Ataki serta Abu Kamil lafazh ini dari milik Yahya. Yahya berkata, telah mengabarkan kepada kami. Sedangkan yang lainnya berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling baik, paling pemurah, dan paling berani,” (HR Muslim).

Audible adalah pesan yang disampaikan dalam komunikasi dapat didengar dan dimengerti dengan baik oleh orang lain.

Hadits yang mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW menerapkan unsur audible dalam berkomunikasi ialah sebagai berikut:

حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ الْأَسْوَدِ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْرُدُ سَرْدَكُمْ هَذَا وَلَكِنَّهُ كَانَ يَتَكَلَّمُ بِكَلَامٍ بَيْنَهُ فَصْلٌ يَحْفَظُهُ مَنْ جَلَسَ إِلَيْهِ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Humaid bin Mas’adah telah menceritakan kepada kami Humaid bin Al Aswad dari Usamah bin Zaid dari Az Zuhri dari ‘Urwah dari Aisyah dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berbicara dengan terburu-buru seperti pembicaraan kalian ini, akan tetapi beliau berbicara dengan penjelasan yang terperinci dan dapat dihafal oleh orang yang duduk bersamanya,” (HR Tirmidzi).

Clarity adalah kejelasan pesan yang disampaikan ketika berkomunikasi. Pesan yang jelas, tentu komunikasi yang dilakukan akan berjalan secara efektif.

Hadits yang mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW menerapkan unsur clarity dalam berkomunikasi ialah sebagai berikut:

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ وَأَبُو بَكْرٍ ابْنَا أَبِي شَيْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أُسَامَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللَّهُ قَالَتْ كَانَ كَلَامُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلَامًا فَصْلًا يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Utsman dan Abu Bakar, keduanya putera Abu Syaibah, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Sufyan dari Abu Usamah dari Az Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah, semoga Allah merahmatinya, ia berkata, ‘Ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu jelas hingga dapat dipahami oleh siapa saja yang mendengarnya’,” (HR Abu Daud).

Humble adalah sikap rendah hati (tawadhu’) dalam proses komunikasi. Dengan menunjukan sikap humble, komunikasi dapat menimbulkan kesan yang positif.

Hadits yang mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW menerapkan unsur humble dalam berkomunikasi ialah sebagai berikut:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى غِلْمَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ

Artinya: “Dari Anas radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati beberapa anak kecil, maka beliau mengucapkan salam pada mereka,” (HR Bukhari).

Hadits dalam riwayat lain juga menjelaskan bahwa sikap rendah hati dan tidak sombong merupakan wahyu Allah subhanahu wata’ala kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana dalam hadits berikut ini:

إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

Artinya: ”Sesungguhnya Allah SAW telah mewahyukan kepadaku agar bersikap tawaddhu’ (merendahkan diri), hingga seseorang tidak menyombongkan dirinya di hadapan orang lain dan tidak saling menganiaya,” (HR Muslim).

Itulah lima unsur hukum komunikasi efektif yang Nabi Muhammad SAW miliki dan diterapkan dalam berkomunikasi pada masanya. Berdasarkan hadits-hadits di atas, terbukti bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai komunikator yang handal.

Menerapkan keterampilan komunikasi efektif ala Nabi Muhammad SAW, maka kita dapat menjadi komunikator yang handal.

Wallohu A’lam
Oleh Abdul Latif

Editor: St. Chikmatul Haniah

Aktivis Dakwah, Penulis, Content creator, serta peniti karir akhirat dengan membangun rumah santri virtual melalui media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator