Syawal: Bulan yang Paling Dianjurkan untuk Menikah
TSIRWAH INDONESIA – Bulan Syawal adalah salah satu bulan yang paling dianjurkan untuk menikah.
Melansir dari megasyariah.co.id, bulan Syawal merupakan bulan kemenangan yang penuh dengan keberkahan.
Bulan Syawal adalah momen untuk melanjutkan rangkaian ibadah pada bulan Ramadhan, salah satunya dengan menikah.
Menurut Hafidz Muftisany dalam bukunya berjudul Melejit Bersama Syawal, bulan Syawal dikenal sebagai bulan nikah.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menikahi Aisyah radhiyallahu ‘anha pada bulan Syawal tahun kesepuluh kenabian.
Melansir dari detik.com, Rasulullah SAW menikahi Aisyah RA didasarkan pada wahyu bukan hawa nafsu.
Rasulullah SAW menerima petunjuk langsung dari Allah subhanahu wa ta’ala yang dibawa oleh malaikat Jibril. Hal ini dijelaskan dalam hadis nabi berikut:
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ اﻟﻠﻪِ -ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: ﺃُﺭِﻳْﺘُﻚِ ﻓِﻲ اﻟﻤَﻨَﺎﻡِ ﺛَﻼَﺙَ ﻟَﻴَﺎﻝٍ ﺟَﺎءَ ﺑِﻚِ اﻟﻤَﻠَﻚُ ﻓِﻲ ﺳَﺮَﻗَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺣَﺮِﻳْﺮٍ ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ: ﻫَﺬِﻩِ اﻣْﺮَﺃَﺗُﻚَ ﻓَﺄَﻛْﺸِﻒُ، ﻋَﻦْ ﻭَﺟْﻬِﻚِ ﻓَﺈِﺫَا ﺃَﻧْﺖِ ﻓِﻴْﻪِ. ﻓَﺄَﻗُﻮْﻝُ: ﺇِﻥْ ﻳَﻚُ ﻫَﺬَا ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ اﻟﻠﻪِ ﻳُﻤْﻀِﻪِ
Artinya: “Dari Aisyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Aku bermimpi tentangmu selama tiga malam. Malaikat membawamu dalam sebuah tempat yang terbuat dari sutera. Malaikat itu kemudian berkata, ‘Ini adalah istrimu.’ ‘Aku buka wajahmu ternyata engkau di dalamnya.’ Aisyah berkata, ‘Jika ini datang dari Allah SWT, maka akan berlanjut,” (HR Muslim).
Pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah RA, membantah mitos kesialan menikah pada bulan Syawal yang beredar di kalangan masyarakat Arab pada masa itu.
BACA JUGA : 4 Posisi Anak dalam Alquran, Yuk Cek Posisi Masing-Masing
Zaman jahiliyah, pada bulan Syawal masyarakat Arab terjangkit wabah penyakit sehingga mereka meyakini bulan Syawal adalah bulan yang penuh dengan kesialan.
Muhammad Abror di laman nu.or.id, bulan Syawal adalah bulan Rasulullah SAW menikahi Aisyah RA dan juga menggaulinya. Hal ini dijelaskan dalam hadis nabi berikut:
عن عَائِشَة رَضِيَ اللَّه عَنْهَا قَالَتْ: تَزَوَّجَنِي رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّال، وَبَنَى بِي فِي شَوَّال، فَأَيّ نِسَاء رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْده مِنِّي؟ قَالَ: وَكَانَتْ عَائِشَة تَسْتَحِبّ أَنْ تُدْخِل نِسَاءَهَا فِي شَوَّال.
Artinya: “Dari Aisyah RA berkata, ‘Rasulullah SAW menikahiku di bulan Syawal, dan mulai mencampuriku juga di bulan Syawal, maka istri beliau manakah yang kiranya lebih mendapat perhatian besar di sisinya daripada aku?’ Salah seorang perawi berkata, ‘Dan Aisyah RA merasa senang jika para wanita menikah di bulan Syawal,” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi).
Melansir dari kemenag.go.id, ayat di atas adalah landasan para ulama menetapkan kesunnahan melangsungkan pernikahan di bulan Syawal.
Muftisany dalam bukunya berjudul Melejit Bersama Syawal menuliskan bahwa, Rasulullah SAW juga menikahkan putrinya (Fatimah Az-Zahra) dengan Ali bin Abi Thalib pada tanggal 29 Syawal.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bulan Syawal adalah bulan yang paling baik untuk menikah karena pada bulan ini Rasulullah SAW menikahi Aisyah RA.
Pernikahan itu dilandaskan pada wahyu yang disampaikan Allah SWT melalui malaikat jibril. Hal itu menjadi dasar para ulama dalam menetapkan kesunnahan menikah pada bulan Syawal.
Wallohu A’lam
Oleh Wilda Febriani