Hikmah & Wawasan

Lakukan 3 Hal Ini Jika Ingin Posisi Tinggi di Akhirat

TSIRWAH INDONESIA – Derajat atau posisi tinggi adalah suatu hal yang di dunia saja banyak direbuti oleh manusia, apalagi di akhirat.

Akan tetapi, bagi segelintir orang posisi tinggi di dunia adalah segalanya. Bagi mereka posisi akhirat adalah nomer kesekian dan hanya berpegangan dengan kata “pokoknya saya masuk surga.

Padahal sudah seharusnya kita sebagai hamba Allah lebih mendahulukan akhirat daripada dunia. Imam Ibnu Hajar Al Asqolani menjelaskan dalam kitab Nashoihul Ibad:

و اما الدرجات : فأفشوا السلام و اطعام الطعام و الصلاة بالليل و الناس نيام

Artinya: “Hal-hal yang menjadi sebab seseorang memperoleh kedudukan yang tinggi di akhirat nanti adalah, Membiasakan untuk mengucapkan salam, memberi makan kepada tamu dan orang yang lapar, Sholat malam ketika orang-orang sedang tidur nyenyak.”

Nabi pernah bertanya kepada para sahabatnya tentang perkara apa yang paling ia sukai, maka Sahabat Utsman berkata:

  احب اطعام طعام واكساء السلام و الصلاة الليل و الناس نيام

Artinya: “Saya suka memberi makan kepada orang yang membutuhkan makanan, menyebarkan salam dan sholat malam pada saat orang lain tertidur pulas.”

Berikut ulasannya:

1.       Membiasakan untuk Mengucapkan Salam

Salah satu hak bagi seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah mengucapkan salam ketika bertemu. Hukum mengucapkannya adalah sunah dan menjawabnya adalah wajib.

Allah juga memerintahkan untuk kita menjawab dengan jawaban salam yang lebih baik. Hal ini disebutkan dalam firman Allah surat An-Nisa ayat 86:

وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا۟ بِأَحْسَنَ مِنْهَآ أَوْ رُدُّوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَسِيبًا ﴿٨٦﴾

Artinya: “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.”

BACA JUGA : 4 Golongan yang Dirindukan Surga, Simak Penjelasan Detailnya

2.       Memberi Makan kepada Tamu dan Orang yang Lapar

Umumnya manusia lebih suka menerima daripada memberi, bahkan tidak jarang orang yang sudah waktunya mengeluarkan zakat, ia enggan untuk mengeluarkannya.

Akan tetapi, justru orang-orang yang kekurangan, mereka sangat mudah untuk memberi dan membantu seseorang yang sedang dalam kesulitan, dengan dalih mereka juga pernah merasakannya.

Salah satu adat orang Madura yang sangat diacungi jempol adalah sesusah-susahnya mereka dalam ekonomi, mereka akan tetap menjamu tamunya dengan nasi, walaupun lauknya hanya telur dan indomie.

Allah berfirman dalam surat Al-Insan ayat 5-8 yang berbunyi:

إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا ﴿٥﴾ عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ ٱللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا ﴿٦﴾ يُوفُونَ بِٱلنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُۥ مُسْتَطِيرًا ﴿٧﴾ وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا ﴿٨﴾

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebaikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (Yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.”

3.       Sholat Malam Ketika Orang-orang sedang Tidur Nyenyak

Beribadah saat orang-orang tidur di malam hari merupakan suatu tantangan yang berat, maka pahala yang didapatkan juga berat.

Akan tetapi, bagi orang yang sudah mengamalkannya akan menjadi suatu kenikmatan tersendiri dan merupakan hal yang dinanti-nanti.

Allah berfirman dalam surat Al-Isro ayat 79 yang berbunyi:

وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا ﴿٧٩﴾

Artinya: “Dan pada sebagian malam hari sholatlah tahajud kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-Mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”

Wallohu A’lam
Oleh Ning Nadiyatul Muqaddasah

Editor: Havidz Ramdhani

Aktivis Dakwah, Penulis, Guru Agama, Hafidzul Quran, Web Developer, Graphic Designer, memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan pesantren sesuai relevansi zaman dan teknologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator