Hikmah & Wawasan

7 Keutamaan Menuntut Ilmu, Poin 6 Paling Ditunggu, Simak

TSIRWAH INDONESIA – Manusia memiliki tanggung jawab untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam keilmuan agama Islam. Menuntut ilmu juga merupakan tradisi turun menurun dari para nabi dan orang-orang sholeh. Allah subhanahu wa ta’ala juga memberikan keutamaan menuntut ilmu bagi siapa pun yang bersungguh-sungguh mencarinya.

Keutamaan menuntut ilmu merupakan hadiah yang indah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini disebabkan agar manusia dapat menjalankan ibadahnya dengan benar dan memahami tuntunan agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, hukum menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap umat islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memotivasi para sahabatnya agar terus menuntut ilmu dan tidak berhenti meskipun sudah tua (lanjut usia). Karena menuntut ilmu juga merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia.

Sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapapun yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memudahkan baginya jalan menuju surga,” (HR Muslim).

Sungguh hadits di atas menegaskan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan memudahkan bagi setiap manusia yang semangat menuntut ilmu berupa jalan menuju surga yang begitu indah.

Kemudahan masuk ke dalam surga merupakan bentuk kemuliaan bagi orang yang berilmu untuk meraih puncak kebahagiaan di akhirat kelak. Hadits di atas juga menunjukkan adanya kerugian dan kehinaan bagi orang yang bermalas-malasan dalam mencari ilmu.

Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah juga menjelaskan bahwa dengan menuntut ilmu maka seseorang akan mendapatkan tujuh keutamaan sebagai berikut:

BACA JUGA: Menuntut Ilmu dalam Islam: Ini Sebab Seseorang Bisa Menjadi Seorang Ulama

Orang yang menuntut ilmu merupakan penerus dakwah para nabi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sebagai berikut:

اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Artinya: “Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup,” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Orang yang menuntut ilmu dan dipahamkan agama oleh Allah subhanahu wa ta’ala merupakan orang yang dikehendaki kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sebagai berikut:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

Artinya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama,” (HR Bukhari dan Muslim).

Imam An Nawawi berkata, “yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i, namun lebih daripada itu. Dikatakan faqih, apabila seseorang memahami dari dasar hingga pokok agama Islam, serta yang berkaitan dengan syari’at Allah subhanahu wa ta’ala.”

Orang yang belajar agama harus bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya. Bahkan, begitu banyak para ulama yang menghabiskan waktu hidupnya untuk mempelajari agama sampai Allah subhanahu wa ta’ala mewafatkannya di atas ilmu tersebut.

BACA JUGA: Takut Kepada Allah, Begini Cara Menanamkannya, Simak

Orang yang paling takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala adalah orang yang berilmu. Hal ini disebutkan dalam Alqur’an surah Fathir ayat 28: 

إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟

Artinya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.”

Orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini dijelaskan dalam Alqur’an surah Al-Mujadilah ayat 58:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ

Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Orang yang menuntut ilmu menjadi sebab seseorang mendapatkan hidayah. Kemudian hidayah inilah yang akan mengantarkan manusia ke dalam surga Allah. Hal ini dijelaskan dalam surah Maryam ayat 76: 

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى

Artinya: “Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk.”

Allah subhanahu wa ta’ala akan memudahkan seseorang jalan yang nyata menuju surga yaitu saat melewati shirath (sesuatu yang terbentang di atas neraka menuju surga).

Imam Ibnu Rajab rahimahullah juga menyimpulkan dalam jami’ al-‘Ulum wa Al-Hikam bahwa menuntut ilmu adalah sebab dimudahkan seseorang melintasi shirath (jembatan) dan jalan paling pintas menuju surga-Nya.

Orang yang menuntut ilmu akan Allah subhanahu wa ta’ala tambahkan baginya ketaqwaan yang kokoh. Hal ini dijelaskan dalam surah Muhammad ayat 17:

زَادَهُمْ هُدًى وَآَتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ

Artinya: “Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk (ilmu), Allah menambahkan petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.”

Imam Hasan Al-Basri rahimahullah menasihatkan kepada para murid-muridnya agar senantiasa tidak putus asa dalam menuntut ilmu, di mana pun dan kapan pun.

Keutamaan menuntut ilmu merupakan kemuliaan bagi orang yang Allah subhanahu wa ta’ala kehendaki mendapatkannya. Surga Allah subhanahu wa ta’ala sebagai tempat kembali yang paling istimewa bagi orang-orang yang memiliki keilmuan, keimanan dan ketaqwaan.

Wallohu A’lam
Oleh Yahya Tohari

Editor: Dewi Anggraeni, S.Hum

Aktivis dakwah, jurnalis, interpersonal skill, tim work, content creator, dan emotional management.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator