Jangan Keliru, Inilah Dakwah yang Diajarkan Rasulullah
TSIRWAH INDONESIA – Pada zaman Nabi shalallahu alaihi wasallam, Kaum kafir Quraisy pernah kehabisan akal untuk memutus dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW. Mereka bahkan datang kepada nabi sambil menawarkan hal-hal yang menggiurkan.
Penawaran-penawaran seperti itu mereka ajukan karena mereka mengira bahwa Nabi SAW mendakwahkan agama baru dengan motif harta dan kekuasaan. Padahal, Rasulullah SAW mendakwahkan Islam murni karena Allah subhanahu wa ta’ala. Itulah sebabnya Nabi menolak dengan tegas tawaran pemuka Quraisy itu.
Dakwah yang Diajarkan Rasulullah
Dr. M. Said Ramadhan al-Buthi Dalam Fiqhus Sirah Nabawiyah menjelaskan ada dua poin penting tentang dakwah Islam. Pertama, dakwah Islam harus dilakukan dengan tujuan yang benar tanpa menginginkan harta dunia ataupun kekuasaan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Imron ayat 104:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Kedua, dakwah Islam harus dilakukan dengan cara yang benar. Cara dakwah yang benar adalah setiap cara yang yang baik yang sesuai dengan syariat Islam atau tidak bertentangan dengannya. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
Cara merupakan Kesempurnaan Tujuan
Jadi di dalam dakwah islam, tujuan yang benar saja tidak cukup jika tidak dilakukan dengan cara yang benar. Al-Buthi juga menerangkan bahwa Allah SWT menurunkan syariat Islam satu paket, berupa tujuan dan tata caranya sekaligus.
Itulah sebabnya kenapa Baginda Nabi SAW menolak mentah-mentah ketika ditawari banyak uang dan dijadikan raja oleh kaum Quraisy. Padahal, pikiran pragmatis mungkin akan berandai, bukankah sebaiknya Nabi menerima tawaran tersebut.
Baca juga: Memanfaatkan Bulan Rajab, Inilah Amalan-amalan di Bulan Rajab
Memang, untuk sementara waktu beliau harus menghentikan dakwahnya, akan tetapi setelah posisi beliau sudah kukuh, beliau justru bisa menjadikan uang dan posisi raja tersebut sebagai sarana untuk melanjutkan dakwah.
Namun tawaran itu sama sekali tidak beliau hiraukan. Karena jika itu beliau lakukan, maka akan menjadi contoh atau ajaran yang buruk bagi perjalanan dakwah ke depan.
Perilaku yang dilakukan Rasulullah SAW terhadap tawaran pemuka Quraisy tersebut merupakan teladan bagi kita, juga agar kita lebih berhati-hati dalam memilih cara berdakwah.
Hal ini dikarenakan, sebaik apapun amal perbuatan jika tidak dilakukan dengan cara yang benar tidak akan ada nilainya dihadapan Allah SWT.
Demikian dakwah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya. Cara ini patut ditiru oleh umat islam kini sebagai panutan.
Wallohu A’lam
Oleh Dani Fajar Mujtaba