Ustadz Ahmad Bayu: Inilah 12 Jenis Tangisan dalam Islam, Umat Islam Wajib Tahu
TSIRWAH INDONESIA – Tangisan adalah fitrah bagi manusia dan sebagai pencuci kotoran dalam hati. Menangis bukan hanya diperuntukkan bagi wanita, bahkan lelaki pun sangat berpotensi untuk menangis. Sahabat nabi Umar bin Khattab pernah menangis tersedu ketika membaca surat Yusuf.
Ustadz Ahmad Bayu dalam kajian tasawufnya di Tsirwah Indonesia, membagi tangisan menjadi dua belas jenis, diantaranya:
1. Tangisan karena Rasa Rahmat
Tangisan ini karena kelembutan hati seseorang yang berasal dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Seseorang yang hatinya peka dan mudah bawa perasaan akan mudah menangis. Umat Islam semestinya meratapi makna kehidupan yang terjadi, sebagaimana dalam hadits nabi berikut ini:
يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا وَلَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا
Artinya: “Andaikata kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu semua akan sedikit tertawa dan banyak menangis,” (HR Bukhari dan Muslim).
2. Tangisan karena Rasa Takut
Tangisan ini adalah tangisan yang merasakan takut di masa depan karena khawatir di masa yang akan datang terjadi yang tidak diinginkan. Tangisan ini menjadi penebus dosa yang telah dikerjakan oleh seorang hamba. Maka dari itu, tangisan ini sangat dianjurkan oleh Islam. Dijelaskan dalam hadits nabi berikut ini:
لاَ يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللهِ
Artinya: “Tidak akan masuk ke dalam neraka, seseorang yang pernah menangis karena takut kepada Allah,”(HR At-Tirmidzi).
3. Tangisan Rasa Cinta dan Rindu
Orang yang mempunyai rasa cinta, biasanya ia pun akan merindu. Dampaknya akan menimbulkan rasa kasih dan sayang. Rasa yang mendalam inilah sangat kuat menjadi pendorong keluarnya air mata.
Tangisan ini diperuntukkan bagi perkara yang diperbolehkan oleh syariat Islam, contohnya rindu kepada orangtua, anak, suami dan istri.
4. Tangisan karena Rasa Gembira
Seseorang menangis atau bahagia sesungguhnya bukan karena keinginannya, melainkan itu sudah kehendak Allah SWT. Allah SWT yang menjadikan mereka menangis dan tertawa, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 43:
{ وَأَنَّهُۥ هُوَ أَضۡحَكَ وَأَبۡكَىٰ }
Artinya: “Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.”
Airmata bahagia bersifat dingin dan hatinya gembira, sehingga sesuatu yang menjadikan bahagia disebut qurrotu ‘aini yaitu penyejuk mata.
5. Tangisan karena Rasa Sakit
Ketika seseorang merasa sakit akan mudah sekali menangis, tangisan itu bagai spontan. Bahkan bagi orang yang diberi sakit berat dan merasa dirinya tidak sanggup, air mata tangisan itu akan keluar.
6. Tangisan karena Rasa Sedih
Tangisan kesedihan ini sifatnya panas dan hatinya sedih. Oleh karena itulah sesuatu yang menyedihkan dinamakan dengan sakhinatul ‘ain yaitu Allah SWT yang membuat panas pandangan matanya.
Tangisan karena rasa takut adalah tangisan karena rasa khawatir akan terjadi yang tidak diinginkan di masa depan, sedangkan tangisan rasa sedih yaitu tangisan atas sesuatu yang terjadi di masa lampau.
7. Tangisan karena Rasa Lemah
Seseorang menangis karena merasa tidak mempunyai kemampuan dan tidak berdaya terhadap sesuatu yang semestinya ia punya. Tangisan ini lebih kepada rasa ketiadaan bagi orang yang kurang keberaniannya (pengecut).
8. Tangisan Pura-pura atau Munafik
Tangisan kategori ini adalah tangisan bagi orang yang hatinya keras yaitu karena ingin dipuji oleh orang lain. Sebagaimana hatinya berkata tidak meskipun lisannya berkata iya.
9. Tangisan karena Dibayar
Tangisan ini yaitu tangisan yang dipinjam dan disewakan dan karena dibayar. Sebagaimana yang dikatakan Umar bin Khattab:
تبيع عبرتها وتبكي شجو غيرها
Artinya: “Dia menjual ekspresinya dan menangisi orang.”
10. Tangisan karena Ikut-ikutan
Tangisan kategori ini yaitu seseorang yang melihat orang lain menangis kemudian ia terpengaruh dan ikutan menangis bersama mereka padahal ia tidak mengetahui penyebab yang menjadikan mereka menangis.
11. Tangisan yang Terpendam
Tangisan ini yaitu tangisan yang tidak ingin diketahui oleh orang lain sehingga suaranya ditahan. Seseorang yang menahan tangisannya yaitu karena takut kepada Allah SWT maka dampaknya hatinya akan semakin khusuk. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 109:
{ وَيَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ يَبۡكُونَ وَيَزِيدُهُمۡ خُشُوعٗا۩ }
Artinya: “Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.”
12. Tangisan yang Dipaksa
Ustadz Bayu mengatakan bahwasanya tangisan bisa menjadi terpuji dan sebaliknya menjadi tercela. Jika tangisan itu Dipaksa untuk memancing rasa takut kepada Allah SWT maka itu terpuji, namun jika dipaksa karena ingin mendapatkan pujian dari manusia, maka ini tercela. Berikut ini penjelasannya:
“Tangisan bagaikan cahaya. Kalau seseorang menangis karena menangisi nasib umat, maka Allah SWT akan merahmatinya. Tangisan yang paling baik dari seorang hamba yaitu tangisannya yang menangisi usianya yang telah digunakan dengan sia-sia. Namun jika menangis karena ria, maka ini tercela,” jelas Ustadz Bayu.
Kesimpulan: Apabila tangisan dari seseorang tersebut sesuai dengan syariat Islam maka diperbolehkan, terlebih jika tangisan itu mendatangkan rahmat Allah SWT, maka tangisan seperti ini sangat dianjurkan. Sedangkan tangisan yang hanya mendatangkan mudarat kepada dirinya maupun orang lain sangatlah dilarang oleh islam.
Wallohu Alam
Oleh Ustadzah Dewi Anggraeni