Waktu Mustajab di Hari Jumat, Mari Berdoa
TSIRWAH INDONESIA – Jumat disebut sebagai sayyidul ayyam atau penghulu hari. Allah subhanahu wa ta’ala memberikan berbagai keutamaan di hari Jumat, sehingga menjadi istimewa bagi umat muslim.
Manusia dianjurkan untuk banyak berdoa, memohon ampunan, meminta apa yang dibutuhkan kepada Allah SWT di hari Jumat. Rasulullah shollahu alaihi wa sallam bersabda:
ِوَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ
Artinya: “Pada hari Jumat, terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturahmi,” (HR. Imam Ahmad dan Imam Syafi’i)
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai waktu yang mustajab di hari Jumat, baik kiranya pembaca mengetahui apa itu waktu mustajab. Berikut penjelasannya:
Pengertian Waktu Mustajab
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata mustajab dapat diartikan sebagai lekas, menyembuhkan, mujarab atau manjur.
Sedangkan istilah mustajab dalam bahasa Arab masuk ke dalam isim maf’ul (kata benda) yang berasal dari kata istajaaba (اِسْتَجَابَ) yang memiliki arti dijawab, diterima, atau dikabulkan.
Sedangkan dalam Islam, konsep mustajab sering diasosiasikan pada doa yang dikabulkan oleh Allah SWT sesuai harapan dari orang yang berdoa itu sendiri.
Baca juga: 3 Keutamaan Surat Al Waqiah bagi Pembacanya, Inilah Rahasianya
Waktu Mustajab di Hari Jumat
Ada beberapa pendapat di kalangan ulama dalam menentukan waktu yang mustajab di hari Jumat, antara lain sebagai berikut:
Pendapat pertama, waktu mustajab di hari Jumat yaitu saat imam sholat Jumat naik mimbar untuk khutbah hingga selesainya sholat. Hal tersebut berlandaskan pada hadis Rasulullah SAW, yang berbunyi:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي مَخْرَمَةُ يَعْنِي ابْنَ بُكَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ لِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَأْنِ الْجُمُعَةِ يَعْنِي السَّاعَةَ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ قَالَ أَبُو دَاوُد يَعْنِي عَلَى الْمِنْبَ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami (Ahmad bin Shalih) telah menceritakan kepada kami (Ibnu Wahb) telah mengabarkan kepadaku (Makhramah yaitu Ibnu Bukair) dari (ayahnya) dari (Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy’ari) dia berkata: (Abdullah bin ‘Umar) berkata kepadaku: ‘Apakah kamu pernah mendengar ayahmu mengatakan suatu hadis dari Rasulullah SAW mengenai waktu yang mustajab di hari Jum’at’? aku menjawab: ‘Ya, Aku pernah mendengar dia berkata’ (katanya): ‘aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: (Waktu mustajab hari Jum’at) terjadi antara duduknya imam hingga selesai shalat (Jum’at)’. Abu Daud berkata: ‘Maksudnya duduk diatas mimbar’,“ (HR. Sunan Abu Daud).
Pendapat kedua, waktu mustajab di hari Jumat terletak antara waktu Ashar dan Maghrib. Hal ini berdasarkan dari hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ – يُرِيدُ – سَاعَةً ، لَا يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا، إِلَّا أَتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
Artinya: “Pada hari Jumat ada dua belas, yang beliau maksud adalah dua belas waktu. Tidaklah seorang muslim memohon kepada Allah Azza wa Jalla sesuatu (pada waktu-waktu tersebut) kecuali Allah akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut pada waktu terakhir setelah Ashar,” (HR Abu Daud).
Kesimpulan
Demikian waktu yang mustajab untuk berdoa di hari Jumat menurut pendapat ulama, yakni disaat imam sholat Jumat naik mimbar untuk khutbah hingga selesainya sholat dan antara waktu sholat Ashar dan Maghrib.
Wallohu A’lam
Oleh: Enika Sari