2 Cara Nabi Menerima Wahyu dari Allah, Simak Penjelasannya
TSIRWAH INDONESIA – Setiap muslim wajib mengimani bahwa semua yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu berdasarkan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini dikonfirmasi dalam Al-Quran surat An-Najm ayat 3 dan 4 yang berbunyi:
( وَمَا یَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰۤ (٣) إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡیࣱ یُوحَىٰ (٤
Artinya: “Dan yang diucapkannya itu bukanlah menurut keinginannya.Tidak lain (Al-Qur`an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
Cara Wahyu Sampai Kepada Nabi
Dalam kitab Mabahits fi Ulum Al-Qur’an, Syaikh Manna Al-Qaththan membagi cara nabi menerima wahyu menjadi dua cara:
Pertama, Allah SWT memberikan wahyu kepada nabi SAW tanpa perantara.
Kedua, wahyu sampai kepada nabi melalui perantara malaikat Jibril alaihissalam.
Secara Langsung atau Tanpa Perantara
Adapun cara Allah memberikan wahyu tanpa perantara adalah sebagai berikut:
1. Melalui Mimpi
Sebuah riwayat dari Anas bin Malik menyebutkan:
بينما رسول الله ﷺ ذات يوم بين أظهرنا في المسجد إذ أغفى إغفاءة ثم رفع رأسه مبتسمًا فقلت: ما أضحكك يا رسول الله؟ فقال:»نزلت عليَّ آنفًا سورة”، فقرأ: ﴿بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ﴾
Artinya: “Suatu hari saat Rasulullah saw. berada di hadapan kami di masjid, tiba-tiba beliau tertidur sebentar kemudian terjaga mengangkat kepala sembari tersenyum. Lalu kami bertanya: “Apa yang membuat anda tertawa, wahai Rasulullah?” Nabi menjawab: “Barusan sebuah surat diturunkan kepadaku”. Nabi kemudian membaca Surat Al-Kautsar,” (HR Muslim).
2. Secara Sadar
Adakalanya rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah SWT secara langsung dalam keadaan sadar. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadis isra’ mi’raj. Demikian juga yang dialami oleh Nabi Musa alaihissalam ketika menerima wahyu di bukit Thursina.
Melalui Perantara Malaikat
Sedangkan cara nabi menerima wahyu dengan perantara malaikat Jibril dikategorikan dalam dua bentuk, yaitu:
1. Jibril datang dengan bunyi seperti lonceng
Cara ini merupakan kondisi yang paling berat bagi rasulullah SAW, karena dalam kondisi tersebut wahyu langsung dimasukkan ke dalam hati nabi sehingga beliau langsung menghafal dan memahaminya setelah menerimanya.
Rasulullah SAW menjelaskan kondisi ini dalam sabdanya:
أَحْيَانًا يَأْتِينِى مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ – وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَىَّ – فَيُفْصَمُ عَنِّى وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِىَ الْمَلَكُ رَجُلاً فَيُكَلِّمُنِى فَأَعِى مَا يَقُولُ
Artinya: “Dalam satu waktu, malaikat mendatangiku serupa suara lonceng. Itu adalah keadaan terberat bagiku. Hal itu lalu selesai dan aku telah memahami apa yang ia ungkapkan. Dan dalam satu waktu, malaikat mendatangiku serupa lelaki. Ia mengajakku bicara, lalu aku faham dengan apa yang ia katakan,” (HR Bukhari).
Menurut Manna’ Al-Qaththan, bunyi lonceng tersebut bisa jadi merupakan suara sayap malaikat dan bisa juga merupakan suara malaikat itu sendiri.
BACA JUGA : Abdullah ibnu Mas’ud Bagian dari Mukjizat Rasulullah SAW
2. Jibril datang dalam wujud manusia
Adakalanya Jibril menyampaikan wahyu kepada nabi SAW dengan menyerupai seorang manusia dan berbincang dengan nabi. Sebagaimana diterangkan dalam suatu riwayat bahwa Jibril datang menyerupai seseorang bernama Dihyah Al-Kalbi.
Sebuah riwayat menyebutkan bahwa seseorang yang pakainnya sangat putih dan rambutnya sangat hitam tiba-tiba datang dan duduk di sisi nabi SAW, ia kemudian berbincang dengan beliau di hadapan para sahabat. Di akhir riwayat nabi SAW bersabda:
فإنَّه جِبْرِيلُ أتاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ.
Artinya: “Sesungguhnya dia adalah Jibril, ia datang untuk mengajari kalian tentang agama kalian,” (HR Muslim).
Demikian pula dijelaskan dalam riwayat hadis sebelumnya, yaitu:
وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِىَ الْمَلَكُ رَجُلاً فَيُكَلِّمُنِى فَأَعِى مَا يَقُولُ
Artinya: “Dan dalam satu waktu, malaikat mendatangiku serupa lelaki. Ia mengajakku bicara, lalu aku faham dengan apa yang ia katakan,” (HR Bukhari).
Dalam riwayat lain, nabi SAW menerima wahyu dengan cara ditiupkan ke dalam hatinya, sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik berikut, bahwa nabi SAW bersabda:
إنَّ رُوْحَ القُدْسِ نَفَثَ فِي رُوْعِي أَنَّهُ لَنْ تَمُوْتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا وَأَجَلُهَا
Artinya: “Sesungguhnya malaikat jibril meniupkan dalam hatiku, sesungguhnya seseorang tidak akan mati sampai sempurna rizki dan ajalnya,” (HR Al-Hakim).
Kesimpulan
Ada beberapa cara nabi menerima wahyu dari Allah SWT. Adakalanya secara langsung, dan pada saat yang lain Allah SWT mewahyukan melalui perantara malaikat Jibril.
Semua bentuk pewahyuan di atas terangkum dalam Al-Qur’an surat As-Syura 51 berikut:
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ ٱللَّهُ إِلَّا وَحۡيًا أَوۡ مِن وَرَآيِٕ حِجَابٍ أَوۡ يُرۡسِلَ رَسُولٗا فَيُوحِيَ بِإِذۡنِهِۦ مَا يَشَآءُۚ إِنَّهُۥ عَلِيٌّ حَكِيمٞ
Artinya: “Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Tinggi, Maha Bijaksana.”
Wallahu A’lam
Maksum H. Hubaeib