Begini Gambaran Manusia saat Hari Kebangkitan dalam Alquran, Catat Ini
TSIRWAH INDONESIA – Hari kiamat di dalam Alquran diceritakan dalam banyak peristiwa, seperti: hari kebangkitan (yaumul ba’ts), hari penimbangan (yaumul mizan), dan hari penghitungan (yaumul hisab).
Alquran menyebutkan awal mula terjadinya kiamat dengan tiupan sangkakala yang mematikan seluruh makhluk di bumi maupun di langit. Tiupan kedua menjadi tanda kebangkitan manusia sejak Nabi Adam ‘alaihis salaam sampai manusia terakhir.
Tulisan ini akan menceritakan kondisi manusia pasca ditiupnya sangkakala kedua, berikut ulasannya:
BACA JUGA: Begini Kondisi Manusia pada Hari Kiamat di dalam Alquran, Simak Selengkapnya
Ditiupnya Sangkakala Kedua
Hari kiamat terjadi ketika Malaikat Israfil meniup sangkakala sebanyak dua kali. Tiupan pertama mengguncang langit dan bumi, sehingga memusnahkan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Peristiwa ini tercatat di dalam Alquran surah Az-Zumar ayat 68. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ اِلَّا مَنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرٰى فَاِذَا هُمْ قِيَامٌ يَّنْظُرُوْنَ
Artinya: “Sangkakala pun ditiup sehingga matilah semua (makhluk) yang (ada) di langit dan di bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian, ia ditiup sekali lagi. Seketika itu, mereka bangun (dari kuburnya dan) menunggu (keputusan Allah).”
Tiupan kedua membangunkan seluruh manusia sejak Nabi Adam AS sampai manusia terakhir. Kisah ini diabadikan di dalam surah As-Saffat ayat 19, Allah SWT berfirman:
فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌ فَاِذَا هُمْ يَنْظُرُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan (tiupan sangkakala kedua). Maka, seketika itu mereka (bangun dari kematiannya) melihat (apa yang terjadi).”
Manusia yang dibangkitkan dari kuburnya tidak saling mengenal. Berbeda dengan kehidupan saat ini, umumnya orang memiliki kedekatan emosional maupun kekerabatan.
Kondisi Manusia pasca Dibangkitkan
Pasca ditiupnya sangkakala kedua, manusia dibangunkan dengan tanpa sehelai pakaian. Segala kedekatan dan hubungan yang terjalin semasa di dunia akan hilang.
Hal ini terjadi dikarenakan mereka disibukkah oleh urusannya masing-masing. Keadaan manusia dengan tanpa sehelai kain ini disebutkan dalam suatu hadis. Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُراةً غُرْلًا قُلْتُ: يَا رَسُول اللَّه الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلى بَعْضٍ،؟ قَالَ: يَا عَائِشَةُ الأَمرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُم ذلكَ
Artinya: “Pada hari kiamat akan dikumpulkan orang-orang yang bertelanjang kaki, telanjang, dan tidak disunat. Aku berkata: Wahai Rasulullah, laki-laki dan perempuan semuanya saling memandang? Beliau berkata: Wahai Aisyah, masalahnya terlalu berat bagi mereka untuk memedulikannya,” (HR. Bukhari).
Pada ayat yang lain, kebangkitan manusia ibarat belalang yang beterbangan. Hal ini menandakan betapa banyak manusia yang dibangunkan dalam waktu yang singkat.
Peristiwa ini tercatat di dalam surah Al-Qamar ayat 7. Allah SWT berfirman:
خُشَّعًا اَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْاَجْدَاثِ كَاَنَّهُمْ جَرَادٌ مُّنْتَشِرٌۙ
Artinya: “Pandangan mereka tertunduk. Mereka keluar (berhamburan) dari kubur seperti belalang yang beterbangan.”
Ayat ini dijelaskan dalam Tafsir Alquran Kementerian Agama, manusia yang dibangkitkan akan segera menyaksikan perhitungan amal mereka semasa hidup di dunia.
Pada hari itu, keadilan ditegakkan tanpa celah. Tiap orang akan diganjar sesuai amal perbuatannya dan berapa pun jumlahnya. Peristiwa ini disebutkan dalam surah Az-Zalzalah ayat 7-8, Allah SWT berfirman:
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ، وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
Artinya: “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.”
Oleh sebab itu, termasuk golongan orang merugi adalah yang ringan timbangan amal kebaikannya.
Pads sisi lainnya, termasuk orang celaka ialah orang yang enggan mengimani ajaran Islam. Ungkapan penyesalan orang-orang kafir adalah mereka lebih baik memilih diciptakan sebagai tanah. Perkataan mereka dituliskan di dalam surah An-Naba’ ayat 40. Allah SWT berfirman:
اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرٰبًا
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu akan azab yang dekat pada hari (ketika) manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya dan orang kafir berkata, ‘Oh, seandainya saja aku menjadi tanah’.”
Demikian Alquran menggambarkan manusia saat hari kebangkitan. Beragam ekspresi yang mereka ungkapkan merupakan cerminan amal perbuatannya semasa di dunia.
Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Muhammad Wildan Saiful Amri Wibowo