Hikmah & WawasanKesehatan

Pentingnya Kesehatan Mental dan Keterkaitannya dalam Islam

TSIRWAH INDONESIA – Kesehatan mental adalah kondisi seseorang dapat mengontrol dan merasakan gejala-gejala psikologis, batin dan emosional.

Hal ini menentukan bahwa seseorang dapat mengontrol tekanan stress, gangguan kecemasan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan depresi. 

Kesehatan mental yang baik akan mempengaruhi kondisi batin seseorang dalam keadaan tenang dan tentram.

Begitu juga sebaliknya, jika kondisi mental buruk biasanya emosi tidak akan terkendali, terganggunya suasana hati dan kemampuan berfikir menjadi tidak fokus. 

Bahkan, saat ini banyak orang-orang yang mengabaikan kesehatan mental dirinya sendiri karena dianggap tidak terlalu penting dibandingkan kesehatan fisik. Padahal kesehatan mental sangat berkaitan dengan kesehatan fisik.

Adapun beberapa contoh gangguan kesehatan mental dalam diri seseorang yang mungkin tanpa orang itu sadari yaitu seperti depresi, kecemasan atau sikap was-was, skizofrenia atau gangguan bipolar. 

Jika seseorang sudah memiliki tingkat kesehatan mental yang sangat buruk, maka perlu mendapat dukungan dan perawatan yang tepat. Biasanya mendatangi psikiater atau pihak-pihak medis yang menangani gangguan kejiwaan.

Dalam ajaran islam, menjaga kesehatan mental itu sangat penting untuk keseimbangan tubuh, hati, pikiran dan jiwa. Bahkan, di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan keterkaitan mengenai kesehatan mental meskipun tidak secara spesifik.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-A’Raf ayat 201 yang berbunyi:

اِنَّ الَّذِيۡنَ اتَّقَوۡا اِذَا مَسَّهُمۡ طٰۤٮِٕفٌ مِّنَ الشَّيۡطٰنِ تَذَكَّرُوۡا فَاِذَا هُمۡ مُّبۡصِرُوۡنَۚ‏ ٢٠١

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” 

Ayat di atas menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim yang bertakwa, apabila ditimpa perasaan was-was karena kesalahannya sendiri, maka dirinya akan langsung mengingat Allah SWT dan memohon ampunan-Nya. 

Perasaan was-was merupakan salah satu gejala dari kondisi kesehatan mental. Was-was adalah ingatan buruk yang biasanya muncul dalam hati dan pikiran. 

Adapun prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pentingnya kesehatan mental dalam islam yaitu:

Tawakal merupakan fondasi dari ketenangan jiwa yang memiliki arti untuk mempercayai dan berpasrah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. 

Jika seseorang mengalami kesulitan, kesusahan dan perasaan cemas maka sangat diperlukan untuk selalu bertawakal kepada Allah SWT. Namun perlu diingat, bahwa Allah SWT tidak akan membebani seseorang di luar kesanggupannya.

Hal ini berdasarkan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 286 sebagai berikut: 

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ‏  ٢٨٦

Artinya: ” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa apapun yang terjadi dan sesulit apapun kesulitannya, hendaknya tetap untuk bertawakal dan bertawadhu. 

Sholat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh semua orang muslim. Sholat juga dapat dikatakan sebagai penolong seseorang ketika menghadapi kesulitan, kecemasan dan gangguan mental lainnya.

Tujuan sholat adalah untuk memberikan rasa ketenangan dalam diri kita, baik secara lahir maupun batin.

BACA JUGA: Ikhlas Beribadah: Pentingnya Kesucian Hati, Simak

Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 45: 

وَاسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ؕ وَاِنَّهَا لَكَبِيۡرَةٌ اِلَّا عَلَى الۡخٰشِعِيۡنَۙ‏ ٤٥

Artinya: “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,”

Sesungguhnya sholat merupakan nikmat yang luar biasa sebagai penolong seseorang untuk berkeluh kesah, mencurahkan kesedihan dan kesulitan, menghilangkan kecemasan di saat sujud terakhir atau setelah sholat.

Sama halnya dengan sholat, dengan berdzikir dan membaca Al-Qur’an membuat hati tenang dan menghilangkan pikiran yang gelisah. Hal ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Ar-Rad ayat 28 yaitu:

اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ ؕ‏ ٢٨

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Ayat di atas menjelaskan ketika kita berdzikir dan membaca Al-Qur’an, maka yang diingat pertama kali adalah Allah SWT. Mengingat Allah SWT, akan membuat hati seseorang menjadi tenang tanpa adanya gangguan mental.

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Bahkan, Islam pun mengajarkan bahwa seseorang harus memiliki hubungan yang baik atau bersosialisasi dengan sesama. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam kesehariannya, juga berkerumun dengan orang-orang dari berbagai kalangan.

Adapun bergaul serta berkomunikasi dengan orang lain secara positif dan saling memberi dukungan dapat menjaga kesehatan mental. Sebagai seorang muslim, bergaul atau berinteraksi dengan orang lain harus didasari oleh akhlak yang baik.

Memberikan bagian dari harta kita kepada yang membutuhkan dapat memberikan perasaan kebahagiaan dan kedamaian sehingga tidak memudahkan kita untuk mengalami stress. 

Selain itu, bentuk sedekah tidak hanya tentang harta atau kekayaan melainkan seperti, melakukan perbuatan baik kepada sesama, membantu orang lain, tersenyum kepada orang lain dan lain sebagainya.

Ketika kita melakukan perbuatan baik kepada sesama, tentu membuat hati kita menjadi bahagia dan dijauhkan dari gangguan mental.

Demikianlah penjelasan tentang pentingnya kesehatan mental dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kesehatan mental dalam islam.

Semoga Allah SWT selalu melindungi dan menjauhkan kita dari gangguan mental, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Melyana Adisha

Editor: St. Chikmatul Haniah

Aktivis Dakwah, Penulis, Content creator, serta peniti karir akhirat dengan membangun rumah santri virtual melalui media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator