Fiqih & Akidah

10 Adab Batin Berdoa Menurut Imam Ghazali

 TSIRWAH INDONESIA Doa adalah senjata utama seorang mukmin. Ibarat nafas yang menyatu dengan jiwa dan batin seorang hamba. 

Dalam doa, tidak hanya menyampaikan permohonan, tetapi juga menjalin dialog spiritual dengan Allah subhanahu wata’ala

Jadi tidak sekadar ucapan lisan, doa memiliki dimensi batin yang dalam.  

Imam Al-Ghazali dalam kitab monumental Ihya Ulumuddin juz I menegaskan, “pentingnya menjaga adab batin dalam berdoa. Karena doa bisa menjadi sarana pembersihan jiwa.”

Allah SWT berfirman dalam surat Ghafir 60:

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ  يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina’.”

Berikut ini adalah sepuluh adab berdoa secara batin yang Imam Ghazali jelaskan dalam kitabnya:

Hati harus hadir penuh saat berdoa. Jika sekedar diucapkan dengan lisan, maka doa tersebut tidak akan memberikan bekas sama sekali. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 اُدْعُوا اللّٰهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

 Artinya: “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak sungguh-sungguh.” (HR Tirmidzi).

Dalam doa, seseorang harus merasa lemah di hadapan kebesaran Allah SWT. 

Sikap khusyu’ ini akan membawa kedekatan dengan Sang Maha Kuasa. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anbiya 90: 

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

 Artinya: “Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.”

Sebelum menyampaikan permohonan, awali dengan memuji Allah SWT dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. 

Memuji Allah akan membuka pintu keberkahan, sementara bershalawat menjadi perantara efektif terkabulnya doa.

Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوبٌ حَتَّى يُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ

Artinya: “Setiap doa itu tertahan (tidak terkabul) sampai orang itu bershalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.” (HR Thabrani).

Sikap hati yang merasa butuh dan berharap hanya kepada Allah adalah inti dari doa. 

Jangan sampai dalam doa, seorang hamba merasa bahwa dirinya tidak membutuhkan Allah SWT. 

Allah SWT berfirman dalam surat Fathir 15: 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

Artinya: “Wahai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), lagi Maha Terpuji.”

BACA JUGA : Inilah Doa yang Sering Dibaca oleh Nabi Muhammad

Seorang hamba harus selalu husnudzon kepada Allah SWT. Doa yang beriringan dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik akan lebih mudah Allah kabulkan.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits Qudsi:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

Artinya: “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.” (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Ghazali menegaskan, “pentingnya sabar dan konsisten dalam berdoa, karena Allah mungkin menunda jawaban untuk memberikan yang lebih baik atau menguji kesabaran hamba-Nya.”

Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum 60:

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ

Artinya: “Maka bersabarlah, sesungguhnya janji Allah itu benar. Dan janganlah sekali-kali orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu membuatmu gelisah.”

Salah satu adab batin yang sangat penting adalah menjaga diri dari hal-hal yang haram, baik dari segi makanan, minuman, maupun perbuatan. 

Doa yang diiringi dengan perbuatan haram tidak akan sampai kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda: 

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR Muslim).

Doa harus disertai dengan perasaan takut dan harap (raja’ wa khauf). 

Perasaan takut kepada murka Allah dan harapan akan rahmat-Nya mencerminkan kesadaran akan keterbatasan diri dan kebesaran Allah.

Allah SWT berfirman surat Al-A’raf 55: 

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Ada waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa. Diantaranya sepertiga malam terakhir, saat berbuka puasa, dan antara adzan dan iqamah. Rasulullah SAW bersabda: 

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ

Artinya: “Tuhan kita Tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir.” (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Ghazali mengingatkan, “agar seorang hamba tidak terburu-buru mengakhiri doanya.”

Seorang muslim dianjurkan untuk terus berdoa dengan penuh ketekunan dan pengharapan sampai Allah memberikan jawabannya. Rasulullah SAW bersabda: 

يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ

 Artinya: “Doa seorang hamba akan dikabulkan selama dia tidak memohon sesuatu yang mengandung dosa atau memutus silaturahmi, dan selama dia tidak terburu-buru.” (HR Muslim).

Mengamalkan sepuluh adab batin ini, doa yang panjatkan umat muslim kepada Allah SWT akan lebih bermakna. Semoga bermanfaat, aamiin.

Wallahu A’lam
Oleh Anjaya Wibawana

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator