Tokoh & Sejarah

Asal Usul Sarung yang Mungkin Belum Diketahui Banyak Orang

TSIRWAH INDONESIA – Sarung merupakan salah satu pakaian tradisional yang sangat terkenal di Indonesia, terutama di kalangan umat Muslim. Namun, pakaian ini bukan hanya sebatas busana sehari-hari, kain ini memiliki nilai budaya dan religius yang mendalam.

Artikel ini akan membahas asal usul sarung, serta bagaimana penggunaannya menjadi bagian penting dalam tradisi masyarakat Indonesia dan dunia Islam. Berikut penjelasan asal-usul dan maknanya:

Mengutip dari jurnal The Body and Society: Explorations in Social Theory oleh Turner, secara historis, dugaannya, pakaian ini berasal dari kawasan Timur Tengah dan India. Kata “sarung” sendiri diperkirakan berasal dari bahasa Arab, yaitu sarong, yang berarti pembungkus atau penutup.

Pakaian ini awalnya berguna untuk menutupi tubuh di daerah dengan iklim panas. Kain yang ringan dan nyaman ini, memungkinkan orang untuk tetap sejuk dan leluasa dalam beraktivitas sehari-hari.

Melalui jalur perdagangan internasional, kain ini menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara. Di Indonesia, popularitasnya meningkat bersamaan dengan masuknya agama Islam pada abad ke-13 melalui pedagang dari Gujarat dan Arab.

Selain itu, mengutip dari jurnal Nusa Jawa: Silang Budaya yang ditulis oleh Lombard, para pedagang tidak hanya membawa barang dagangan tetapi juga memperkenalkan sarung sebagai bagian dari busana dan praktik ibadah Muslim.

Jika menelisik lebih lanjut, dalam tradisi Islam sarung memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar pakaian. Di negara-negara seperti Yaman dan Arab Saudi, pakaian ini terkenal sebagai izar dan pria kenakan dalam kegiatan sehari-hari, termasuk saat melaksanakan ibadah.

Di Indonesia, kain ini berkembang menjadi identitas budaya yang kental, terutama di kalangan santri dan ulama. Pakaian ini bukan hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi juga melambangkan kesederhanaan dan ketaatan.

Penggunaan sarung sangat identik dengan momen-momen ibadah seperti shalat dan menghadiri majelis pengajian. Kain ini memudahkan gerakan saat shalat karena tidak membatasi ruang gerak.

Tak hanya itu saja, ia sering dipakai dalam acara-acara penting seperti pernikahan, khitanan, dan upacara adat, yang semakin memperkaya nilai simbolisnya.

BACA JUGA : 6 Alasan Asal Usul Aceh Disebut Serambi Mekah

Di Indonesia, sarung hadir dalam berbagai jenis dan motif sesuai dengan budaya lokal masing-masing daerah. Sarung Samarinda dari Kalimantan terkenal dengan kualitas tenun yang halus dan rapat, sedangkan sarung Gresik dari Jawa Timur memiliki motif sederhana namun elegan.

Pakaian ini tidak hanya dikenakan oleh pria. Di beberapa daerah, wanita juga memakainya dalam kehidupan sehari-hari, terutama di pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa ia adalah pakaian yang fleksibel dan beradaptasi dengan berbagai tradisi dan budaya.

Sarung bukan hanya sekadar kain, melainkan bagian dari sejarah, budaya, dan identitas masyarakat Muslim. Keberadaannya telah melintasi batas geografis dan zaman, dari Timur Tengah hingga Indonesia, dengan membawa nilai kesederhanaan, religiusitas, dan kebersamaan.

Hingga kini, pakaian ini tetap menjadi simbol budaya yang relevan dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari maupun ibadah umat Muslim.

Wallahu A’lam
Oleh: Rizky Ramadhani

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator