Jejak Surga di Kejayaan Andalusia, Simak Selengkapnya
TSIRWAH INDONESIA – Kejayaan Andalusia telah menjadi cahaya bagi seluruh bangsa Eropa selama 800 tahun (711–1492 Masehi) sejak ditaklukan oleh Thariq bin Ziyad pada tahun 711 M. Dilansir dari eramuslim.co.id menyebutkan bahwa gedung dan taman di Andalusia sebagai impian surga dunia di dalam Al-Quran.
Jika seseorang menelusuri jejak Andalusia dari segi arsitektur, maka akan melihat kemegahan Istana Alhambra di Granada, menara Torre Del Oro dan Giralda De Sevilla, Medina Azahara, dan Masjid Cordova yang saat ini disebut Mezquita di Cordova.
Masa Kejayaan Andalusia
Iwan Setiawan dalam jurnalnya Tamaddun yang berjudul Peradaban Ilmu Andalusia: Masa Puncak dan Kehancurannya bahwa Andalusia berkontribusi besar bagi peradaban umat manusia sepanjang zaman dari segala bidang.
Salah satu implementasinya adalah pengolahan sistem irigasi, air, dan desain bangunan yang indah. Kejayaan Andalusia tidak hanya dinikmati oleh kaum muslimin, tetapi juga bangsa Eropa.
Seorang sejarawan Perancis Claude Addas mengatakan, “Alangkah beruntung, wahai engkau yang hidup di Andalusia, dengan air, keteduhan, sungai-sungai, dan rimbun pepohonannya. Taman surgawi hanya ada di bumi pertiwimu dan sekiranya mungkin aku memilih, niscaya akan kupilih negerimu. Janganlah takut masuk neraka kelak, sebab siapa pun yang telah mengenal surga tak akan masuk jahanam.”
Selain itu, Arnold Toynbee yang merupakan salah satu sejarawan asal Inggris pernah mengatakan, “Peradaban Islam di Andalusia adalah salah satu contoh paling murni dari harmoni antara ilmu pengetahuan, seni, dan agama.”
Pada masa kemajuan Andalusia, seseorang akan melihat banyak tokoh ahli di bidang kedokteran, seperti Ibnu Sina dan Al-Hawi dalam kitab Qanun, Ibnu Khatima dan Ibnu Khatib yang membahas penyakit epidemi, dan Ibnu Ja’far Al-Ghafiqi seorang ahli farmasi yang menyusun kitab Al-Adawiyah Al–Mufradah tentang berbagai jenis obat–obatan.
Bahkan, dalam buku Sejarah dan Kebudayaan Islam: Periode Klasik (Abad VII – XIII M) karya Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A., menyebutkan bahwa Raja Don Sancho (955-967 M) dari kerajaan Leon pernah meminta bantuan para dokter di bawah Khalifah Abdurrahman III untuk mengatasi masalah obesitas yang dialaminya.
BACA JUGA: Lubna Al-Qurthubiyah: Sosok Budak Intelektual yang Memajukan Peradaban Eropa
Kontribusi Andalusia terhadap Kemajuan Ilmu Pengetahuan Modern dan Peradaban Barat
Menurut Yazida Ichsan dalam jurnalnya At-Taqaddum yang berjudul Kontribusi Peradaban Andalusia terhadap Barat dan Kontekstualisasi Bagi Pendidikan Islam Masa Kini menyatakan bahwa kejayaan Andalusia telah menjadi dasar perkembangan pengetahuan dan teknologi Eropa sejak masa renaisans terutama pada abad ke-18 M.
Lebih lanjut, Yazida Ichsan juga menegaskan bahwa lahirnya renaisans bersamaan dengan masa kejayaan Islam. Akan tetapi, bangsa Eropa lebih memilih untuk memisahkan agama dari kehidupan (sekularisme) sebagai falsafah kehidupannya.
Mengutip dari buku Henry Kamen yang berjudul The Spanish Inquisition: A Historical Revision (1999) menyatakan bahwa bangsa Eropa telah mengalami penyiksaan berat saat agama Kristen menjadi agama negara dan pendeta sebagai satu–satunya hakim tunggal.
Lebih lanjut, Henry Kamen menjelaskan bahwa program paling kejam di masa ratu Isabella adalah inkuisisi Spanyol. Para pendeta berhak menentukan hukuman berat kepada siapapun. Contohnya, melakukan kejahatan dosa, dan bid’ah (penyimpangan dari ajaran katolik) yang dijatuhi penyiksaan berat sampai hukuman mati yang mencapai ribuan orang.
Padahal, perkembangan keilmuan dan teknologi barat saat ini diakui oleh sejarawan barat sendiri yang mempelajari tentang islam. Montgomery Watt, seorang sejarawan Inggris yang ahli dalam studi Islam pernah mengatakan,
“Peradaban Eropa tidak mungkin mencapai keberadaannya yang sekarang tanpa kontribusi besar dari dunia Islam selama Abad Pertengahan. Ketika Eropa mengalami Abad Kegelapan, peradaban Islam sedang berada di puncak pengetahuannya, baik dalam bidang sains, filsafat, maupun seni.”
Sejarawan sains Inggris Robert Briffault dalam bukunya The Making of Humanity menyatakan:
“Tanpa peradaban Arab, kebangkitan Eropa modern tidak akan pernah terjadi. Bukan hanya karena penemuan-penemuan ilmiah yang luar biasa yang disampaikan oleh mereka, tetapi juga karena peradaban mereka menghidupkan kembali semangat ilmiah dan rasional yang telah lama hilang dari Eropa.”
Kejayaan Islam di Andalusia adalah bukti keberkahan yang Allah subhanahu wa ta’ala turunkan dari langit dan bumi untuk hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa di negeri tersebut.
Hal ini sesuai dengan keterangan firman Allah SWT dalam surat Al-Quran surat Al-A’raf ayat 96 yaitu:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Artinya: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Kejayaan Islam di Andalusia merupakan bukti jejak surga yang menyinari peradaban umat manusia. Islam mempelajari aspek keilmuan dan teknologi, tetapi juga tidak meninggalkan syariat Allah SWT yang ditetapkan. Berbeda halnya dengan Eropa yang menjadikan keilmuan dan teknologi sebagai satu–satunya tolak ukur kemajuan bangsanya.
Wallohu A’lam
Oleh Berlian Gangga Ayodyah