Lubna Al-Qurthubiyah: Sosok Budak Intelektual yang Memajukan Peradaban Eropa
TSIRWAH INDONESIA –Â Lubna Al-Qurthubiyah merupakan sosok perempuan yang sangat berpengaruh dalam sejarah dunia pada abad ke-10. Sosoknya dikenal sebagai muslimah pejuang literasi di dunia Eropa.
Lubna adalah wanita yang terlahir dari kalangan budak. Lubna tumbuh dewasa dalam istana Bani Umayyah di Cordoba.
Lubna dimerdekakan oleh Khalifah Abdurrahman III, karena ia melihat sosok Lubna tidak seperti budak pada umumnya. Lubna sangat cerdas dan memiliki banyak kepiawaian.
Setelah Lubna merdeka, bakat-bakatnya pun semakin terlihat. Antusiasnya terhadap dunia pendidikan semakin tinggi. Di usianya yang masih muda, ia diangkat menjadi juru tulis di istana. Bukan tugas yang mudah, tapi Lubna bisa melakukannya.
Setelah Abdurrahman III wafat, sosok Lubna tidak dilupakan begitu saja, namanya tersohor dipenjuru istana saat ia diangkat menjadi sekretaris pribadi oleh Al-Hakam II, putra dari Abdurrahman III.
BACA JUGA: Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid: Pendamping Dakwah Pertama Rasulullah
Al-Hakam II memimpin Andalusia dari 961-976 M. Ia merupakan sosok pemimpin yang sangat terdidik dan cinta perdamaian. Al-Hakam II sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan.
Al-Hakam II menggalakkan gerakan pendidikan, ia membangun sekolah bebas biaya untuk anak-anak yang tidak mampu. Alhasil gerakan ini mampu melahirkan para intelektual.
Selain membangun sekolah gratis, Al-Hakam II juga mengembangkan perpustakaan Cordoba yang sudah ada sebelumnya. Al-Hakam II mempercayakan sosok Lubna Al-Qurthubiyah sebagai pustakawan yang bertugas mengelola perpustakaan.
Tidak hanya mengelola perpustakaan, Lubna juga menulis ulang buku-buku yang ada di perpustakaan dan menterjemahkannya.
Dalam catatan sejarah, sosok Lubna Al-Qurthubiyah berhasil menterjemahkan banyak teks-teks Yunani dan diletakkan di perpustakaan.
Lubna Al-Qurthubiyah juga dipercaya oleh Al-Hakam II untuk melakukan perjalanan ke Kairo, Damaskus, dan Baghdad untuk membeli dan menyalin manuskrip melengkapi koleksi buku di perpustakaan.
Selama melakukan perjalanan, Lubna mengumpulkan berbagai jenis buku dari segala penjuru. Alhasil selama kepemimpinannya, perpustakaan berhasil menampung lebih dari lima ratus ribu judul buku.
Buku-buku yang dikumpulkannya terdiri dari buku agama, sastra, matematika, astronomi, dan geografi.
Banyaknya buku-buku yang dikumpulkan oleh Lubna, menjadikan perpustakaan Cordoba sebagai perpustakaan terbesar di dunia kala itu. Tidak ada perpustakaan lain yang bisa menandingi perpustakaan Cordoba selain perpustakaan di Baghdad.
Selain menjadi pustakawan, Lubna mahir dalam bidang matematika, sehingga ia dijuluki seorang ahli matematika.
Lubna sering mengajarkan anak-anak di Cordoba belajar matematika, khususnya bagian persamaan matematika. Kepandaiannya mengajar, membuat anak-anak nyaman belajar dengannya, alhasil ia sering diikuti oleh anak-anak hingga tembok pembatas istana Umayyah.
Lubna juga mahir dalam ilmu tata bahasa, Ibnu Basykawal dalam kitab Al-Silla menyebutkan bahwa Lubna Al-Qurthubiyah mahir dalam membuat puisi.
Ibnu Basykawal menggambarkan sosok Lubna Al-Qurthubiyah sebagai perempuan yang sangat mahir dalam bidang kepenulisan. Tidak ada seorangpun yang lebih mulia dari dirinya pada masa itu.
Lubna Al-Qurthubiyah wafat pada tahun 984 Masehi. Belum ada catatan sejarah yang menjelaskan secara pasti kapan ia lahir dan apa penyebab ia meninggal dunia.
Wallohu A’lam
Oleh Wilda Febriani