Alquran & HaditsHikmah & Wawasan

Ikhlas dalam Perspektif Hadits: Kunci Sukses dalam Beramal

TSIRWAH INDONESIA – Pengertian Ikhlas menurut Yusuf al-Qardhawi dalam buku ‘Risalah Ikhlas dan Tawakal,’ adalah menghendaki keridhoan Allah subhanahu wa ta’ala dalam amalan-amalan yang dilakukan, serta membersihkannya dari segala pamrih pribadi atau lebih cenderung kepada duniawi.

Ikhlas merupakan salah satu dari sekian amalan hati, bahkan ikhlas merupakan ujung tombak dari amalan-amalan yang ada di dalam hati. Ikhlas juga menjadi kunci seseorang sukses dalam beramal.

Ikhlas apabila ditinjau dari perspektif Hadits, maka Rasulallah shallalahu ‘alaihi wasallam pernah beberapa kali membahas ikhlas dengan para sahabat.

Berikut ini hadits-hadits terkait pembahasan Ikhlas:

Dijelaskan dalam kitab Ar-Risalatul Qusyairiyyah Fi ‘Ilmi At-Tashawwufi, sahabat Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu menuturkan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

ثَلاَ ثٌ لاَ يَغُلُّ عَلَيْهِمْ قَلْبُ مُسْلِمٍ: إِخْلاَصُ الْعَمَلِ اللهِ تَعَالَى, وَمُنَاصَحَةُ وُلاَةِ الأُمُوْرِ, وَلُزُومُ جَمَاعَةِ المُسْلِمِنَ (أخرجه أحمد,عن أبي بكرة)

Artinya: “Belenggu tidak akan masuk ke dalam hati seorang muslim jika ia menetapi tiga perkara: Ikhlas beramal hanya bagi Allah subhanahu wa ta’ala, memberikan nasihat yang tulus kepada penguasa, dan tetap berkumpul dengan masyarakat muslim,” (HR Ahmad).

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Ia berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda:

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu, dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu,” (HR Muslim).

Berdasarkan hadits yang diterima dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al Juhani, bahwasanya Rasulallah SAW pernah bersabda:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِلُ بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

Artinya: “Tidaklah salah seorang dari kalian yang berwudhu, dan menyempurnakan wudhunya kemudian sholat (sunnah) dua raka’at dengan menghadapkan hati dan mukanya (khusyu’ dan ikhlas), melainkan ia berhak mendapatkan surga,” (HR Abu Daud).

Ikhlas menjadi kunci sebuah amalan bernilai pahala, sebagaimana yang dijelaskan Rasulallah SAW dalam hadits berikut ini:

كَانَ رَجُلٌ لَا أَعْلَمُ أَحَدًا مِنْ النَّاسِ مِمَّنْ يُصَلِّي الْقِبْلَةَ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ أَبْعَدَ مَنْزِلًا مِنْ الْمَسْجِدِ مِنْ ذَلِكَ الرَّجُلِ وَكَانَ لَا تُخْطِئُهُ صَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ فَقُلْتُ لَوْ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا تَرْكَبُهُ فِي الرَّمْضَاءِ وَالظُّلْمَةِ فَقَالَ مَا أُحِبُّ أَنَّ مَنْزِلِي إِلَى جَنْبِ الْمَسْجِدِ فَنُمِيَ الْحَدِيثُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ عَنْ قَوْلِهِ ذَلِكَ فَقَالَ أَرَدْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ يُكْتَبَ لِي إِقْبَالِي إِلَى الْمَسْجِدِ وَرُجُوعِي إِلَى أَهْلِي إِذَا رَجَعْتُ فَقَالَ أَعْطَاكَ اللَّهُ ذَلِكَ كُلَّهُ أَنْطَاكَ اللَّهُ جَلَّ وَعَزَّ مَا احْتَسَبْتَ كُلَّهُ أَجْمَعَ

Artinya: “Ada seseorang yang menurut pengetahuan saya, tidak ada seorang pun di antara penduduk Madinah yang mengerjakan sholat menghadap kiblat, yang paling jauh rumahnya dari masjid dari pada orang itu. Dia tidak pernah ketinggalan satu sholat pun di masjid. Saya berkata:‘Alangkah baiknya seandainya kamu membeli seekor keledai, yang dapat kamu tunggangi ketika matahari terik dan gelap.’ Maka orang itu berkata: ‘Saya tidak suka kalau rumahku berada di dekat masjid,’ Lalu hal ini sampai kepada Rasulallah SAW, lalu beliau bertanya kepada orang itu tentang perkataannya itu,maka orang itu menjawab; ‘Wahai Rasulallah, saya menginginkan supaya dicatat pahala kepergian saya ke masjid dan pahala kepulangan saya kepada keluarga setelah saya pulang,’ Rasulallah SAW bersabda: ‘Semoga Allah memberikan semua itu kepadamu, semoga Allah memberi semuanya itu kepadamu sesuai keikhlasanmu’,(HR Abu Daud).

Hadits-hadits terkait ikhlas di atas, menjelaskan bahwa amalan ikhlas adalah kunci sukses seorang hamba dalam beramal. Dengan ikhlas, seseorang dapat terbebas dari belenggu hati, amalannya bernilai pahala, dan dimasukan ke dalam surga oleh Allah SWT.

Wallohu A’lam
Oleh Abdul Latif

Editor: St. Chikmatul Haniah

Aktivis Dakwah, Penulis, Content creator, serta peniti karir akhirat dengan membangun rumah santri virtual melalui media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator