Teladan dan Kisah Syekh Abdul Qadir Al Jailani, Rajanya Para Wali
TSIRWAH INDONESIA – Syekh Abdul Qadir Al Jailani, seorang ulama besar yang namanya telah abadi sepanjang masa di kalangan muslimin. Beliau juga memiliki karomah dari Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga mendapatkan julukan sebagai Rajanya Para Wali.
Ada banyak sekali teladan dari kisah Syekh Abdul Qadir Al Jailani, khususnya dalam hal pendekatannya kepada Allah SWT. Melalui karya-karyanya, beliau mampu memberikan ibrah kepada umat Islam dalam bertindak dan berperilaku sesuai syariat.
Mengenal Syekh Abdul Qadir Al Jailani
Merangkum dari salah satu penelitian berjudul Penafsiran Syekh Abdul Qadir Al Jailani tentang Ayat-ayat yang Berkaitan dengan Tazkiyat Al-Nafs karya Ajeng Nuraeni, Syekh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang ulama besar yang dikenal sebagai Sulthonul Auliya, atau Raja Para Wali. Beliau lahir pada tanggal 1 Ramadhan 471 Hijriyah di wilayah Gilan, Persia. Syekh Abdul Qadir Al Jailani menjadi seorang ahli fikih bermazhab Hambali dan tokoh sufi besar.
Beliau juga merupakan pendiri Tarekat Qadiriyah, salah satu tarekat sufi yang paling luas pengaruhnya di dunia islam. Ajaran-ajarannya menekankan pentingnya keikhlasan, ketakwaan, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Kesibukannya dalam upaya ruhaniah membuat Syekh Abdul Qadir Al Jailani terlambat menikah, hingga usianya mencapai 51 tahun. Meskipun demikian, beliau tetap menjalankan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan menikah dan memiliki empat istri yang sholehah. Dari pernikahannya, beliau memiliki 49 anak, terdiri dari 20 putra dan sisanya putri.
Melalui warisan tarekat yang beliau ajarkan, kini setiap tahun umat islam di berbagai penjuru dunia rutin mengadakan peringatan manaqib dan haul untuk mengenang jasa-jasa Syekh Abdul Qadir Al Jailani. Peringatan tersebut menjadi salah satu bentuk penghormatan dan cinta kepada beliau.
Baca Juga: Mengenal Wali Qutub Kiai Haji Bahri Bin Pandak, Ulama Nusantara
Karomah Syekh Abdul Qadir Al Jailani
Mengutip dari nu.or.id, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Sholeh Darat, karomah adalah sesuatu yang nulayani adat atau berbeda dari yang lazim terjadi. Para wali yang dianugerahi karomah selalu menunjukkan kepribadian yang baik dan meneladani Rasulullah SAW dalam perilaku dan keyakinan.
Ayat yang menggambarkan kedudukan para wali dan karomah mereka terdapat dalam Syarah Nadzam Jauharut Tauhid Syekh Ibrahim Allaqani, yang berbunyi:
واثبتن للاوليإ الكرامة ٭ ومن نفاها انبذن كلامه
Artinya: “Dan tetapkanlah karamah bagi para wali. Dan siapa yang menolaknya, maka tinggalkanlah perkataannya”.
Syekh Abdul Qadir Al Jailani merupakan salah satu dari waliyullah yang diakui keistimewaannya oleh banyak ulama. Salah satu kisah yang sering diceritakan adalah bagaimana beliau bisa mengetahui kesucian para santrinya tanpa diberitahu.
Melansir dari jabar.nu.or.id, ada seorang santri yang belum bersuci setelah mimpi basah dan mengikuti kegiatan mengaji Al-Qur’an. Kemudian, santri tersebut langsung ditegur oleh Syekh Abdul Qadir Al Jailani, agar pergi mandi sebelum melanjutkan pengajian.
Keistimewaan Syekh Abdul Qadir Al Jailani tidak hanya berhenti di situ. Mengutip dari www.detik.com, karomah Syekh Abdul Qadir Al Jailani lainnya: berpuasa sejak bayi, tidak tergoda oleh godaan setan, dan mampu menghidupkan hewan mati.
Karomah yang dimilikinya menjadi bukti dari kedekatan beliau dengan Allah SWT dan merupakan pengingat bagi umat islam untuk selalu menjaga hubungan dengan-Nya melalui ketaatan dan keimanan.
Karya-karya
Syekh Abdul Qadir Al Jailani meninggalkan warisan intelektual yang sangat berharga melalui karya-karyanya. Karya-karya beliau mencakup berbagai bidang keilmuan, mulai dari tasawuf, tafsir, hingga fikih.
Berdasarkan penelitian Ajeng Nuraeni yang merangkum beberapa karya dari Syekh Abdul Qadir Al Jailani, antara lain dalam bidang tafsir dan akidah, seperti terlihat dalam karya Tafsir Al-Jailani dan Sirr Al-Asrar fi Ma Yahtaj ilayh Al-Abrar.
Karya-karya beliau yang lain, seperti Futuh Al-Ghaib dan Jalla Al-Khatir, juga menunjukkan keahlian beliau dalam memberikan ceramah dan nasihat yang penuh dengan hikmah.
Sebagai Sulthonul Auliya, Syekh Abdul Qadir Al Jailani tidak hanya dikenal melalui karomah dan ajarannya yang mendalam, tetapi juga melalui karya-karyanya. Karya-karya beliau menjadi sumber ibrah yang tak ternilai bagi umat islam hingga akhir zaman.
Wallohu A’lam
Oleh Nurul Fauziah