4 Pesantren Terbesar Kabupaten Jombang: Kontribusi Tak Ternilai
TSIRWAH INDONESIA – Jombang terkenal sebagai kabupaten yang melahirkan tokoh besar, baik itu ulama maupun tokoh nasional. Gus Dur, Cak Nur, dan Hadratu Syaikh Hasyim Asy’ari adalah contoh kecil dari sederet tokoh yang lahir dari tempat ini.
Lahirnya para tokoh besar tersebut tidak terlepas dari peran besar pondok pesantren, sebagai Lembaga keagamaan pelayan umat. Tulisan ini secara khusus mengulas empat pesantren terbesar di kabupaten Jombang, berikut ulasannya:
1. Ponpes Tebuireng
Mengutip laman kabarJombang.com, Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur, didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 3 Agustus 1899. Pesantren ini awalnya berupa rumah bambu yang digunakan sebagai tempat mengajar dan tempat tinggal KH Hasyim bersama istrinya, Nyai Khodijah.
Nama Tebuireng berasal dari kata ‘kebo ireng’ yang artinya kerbau hitam. Nama tersebut diambil dari sebuah dusun kecil di wilayah Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sebagaimana pesantren salaf pada zamannya, pesantren ini mengajarkan Al-Qur’an, Ilmu-ilmu syari’at dan kitab salaf klasik. Terbukti banyak tokoh besar lahir dari pesantren ini yang memiliki spesialiasi keilmuan yang beragam.
Keberagaman ini di antaranya seperti Kiai Romly Tamim, seorang mursyid besar Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandi. Kiai Dahlan Cholil, salah seorang pemegang sanad Al-Quran terkemuka pada zaman itu. Syaikh Umar Hamdan, seorang ahli hadis di Makkah.
Kini, pesantren yang telah berusia 125 tahun ini memiliki lima ribu santri sebagaimana mengutip dari mojokerto.inews.id dan tiga belas lembaga pendidikan:
● SD Islam Ir. Soedigno
● MTs Salafiyah Syafi’iyah
● MTs Sains Salahuddin Wahid Kesamben, Jombang
● SMP A. Wahid Hasyim
● SMP Sains
● MA Salafiyah Syafi’iyah
● SMA A. Wahid Hasyim
● SMA Trensains
● MA Sains Salahuddin Wahid Kesamben
● SMK Khoiriyah Hasyim
● Madrasah Muallimin Hasyim Asy’ari
● Ma’had Aly Hasyim Asy’ari
● Universitas Hasyim Asy’ari
2. Ponpes Darul Ulum Rejoso
Dikutip dari Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rejoso berlokasi di Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Lahan pesantren ini seluas sekitar 42,5 hektar dan terletak di salah satu sudut kota Jombang.
Mengutip laman suaraJombang.com, Kyai Haji Tamim Irsyad mendirikan Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rejoso pada tahun 1885 bersama menantunya, Kyai Haji Cholil Al-Juraemi. Jadi, terhitung dari tulisan ini dibuat, pesantren tersebut telah berusia 140 tahun.
Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rejoso memiliki jumlah santri sekitar 13.036 orang, dengan data terbaru dari Maret 2020.
Oleh sebab beragamnya Pendidikan yang ditawarkan, pesantren ini memberikan kesempatan kepada para santrinya untuk memilih keahlian sesuai bidang yang mereka minati, baik itu dalam bidang agama maupun umum.
Lembaga yang kerap kali terkenal dengan sebutan pondok Njoso ini memiliki lima belas Lembaga Pendidikan formal, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi, baik itu keagamaan, maupun umum, pendidikan formal maupun informal. Mengutip laman, p2k.stekom.ac.id berikut ini rinciannya:
● Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Jombang
● Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Darul Ulum
● Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Jombang
● SMP Darul Ulum 1 Unggulan
● SMP Negeri 3 Peterongan EX-RSBI
● SMA Darul Ulum 1 Unggulan BPPT
● SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT CIS ID 113
● SMA Darul Ulum 3 Unggulan Bilingual
● Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jombang
● Madrasah Aliyah Unggulan Darul ‘Ulum STEP-2 Kemenag RI-IDB
● SMK Darul Ulum 1 (Teknik Mesin, Teknik Sipil)
● SMK Darul Ulum 2 (Administrasi)
● SMK Telkom Darul Ulum (Teknik Komputer dan Jaringan, Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak)
● Universitas Darul ‘Ulum (UNDAR) di Kota Jombang
● Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (UNIPDU) di Komplek Pondok Pesantren Darul Ulum (Rejoso)
● Ma’had ‘Aly Darul Ulum
● Madrasah Diniyah Tafaqqih fi Al-Din
BACA JUGA : Berikut Gambaran Hancurnya Gunung di Hari Kiamat dalam Alquran, Simak
3. Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas
Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Ulum Tambakberas adalah salah satu pondok pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur, Indonesia. K.H. Abdul Salam yang terkenal dengan sebutan Kiai Soihah mendirikan pesantren ini pada tahun 1838 M.
Pondok pesantren ini awalnya dikenal sebagai pondok selawe (dua puluh lima) karena didirikan oleh 25 orang pengikut Kiai Soihah.
Mengutip laman smktiannajiyah.sch.id, Nama “Bahrul Ulum” (Lautan Ilmu) dipilih pada tahun 1965 oleh K.H. Abdul Wahab Hasbulloh, yang juga merupakan inisiator berdirinya Nahdlatul Ulama. Lambang pondok pesantren ini berdasarkan ayat Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 109.
Menurut laman detik.com, pesantren dengan 19 lembaga Pendidikan tersebut memiliki santri sebanyak 11.200 santri. Adapun Lembaga Pendidikan yang dikelola mulai dari jenjang paud sampai perguruan tinggi, sebagaimana tertera pada laman resmi tambakberas.com:
● PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Al-Firdaus
● TK Muslimat 2 Bahrul Ulum
● MI Bahrul Ulum
● MTs Plus Bahrul Ulum
● SMP Bahrul Ulum
● SMU Bahrul Ulum
4. Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar
Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang adalah sebuah lembaga pendidikan islam yang didirikan oleh K.H. Bisri Syansuri pada tahun 1917 M. Beliau merupakan murid Hadratu Syaikh Hasyim Asy’ari sekaligus salah satu pendiri ormas islam terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama’.
Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar berada di Desa Denanyar, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ponpes ini mulanya berasal dari sebuah surau dengan empat murid pertama dan berkembang menjadi pondok pesantren yang besar.
Pada tahun 1919, K.H. Bisri Syansuri mendirikan kelas khusus untuk santri perempuan, yang merupakan hal yang belum lazim pada masa itu. Hal ini berkontribusi pada perjuangan emansipasi wanita di Indonesia, sebagaimana mengutip dari asadenanyar.com.
Keempat pondok pesantren ini memiliki kekerabatan melalui jalur ilmu maupun pernikahan. Dari segi ilmu, baik itu Kiai bisri Syansuri, Kiai Wahab Hasbullah maupun Kiai Romly Tamim pernah belajar secara langsung kepada Kiai Hasyim Asy’ari.
Sama seperti tiga pesantren sebelumnya, pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar mengelola enam Pendidikan formal dan empat Pendidikan non formal:
a. Pendidikan Formal
● PAUD Mambaúl Maárif
● Madrasah Tsanawiyah Mambaúl Maárif ( Mu’allimin / Mu’allimat )
● Madrasah Tsanawiyah Negeri
● Madrasah Aliyah Mambaúl Maárif ( Mu’allimin / Mu’allimat )
● Madrasah Aliyah Negeri
● SMK Bisri Syansuri
● Madrasah Diniyah Mamba’ul Ma’arif
b. Pendidikan Non Formal
● LBAI ( Lembaga Bahasa Arab dan Inggris )
● SAKAL ( Sekolah Kaligrafi Al – Qurán )
● Taman pendidikan Al – Qurán ( TPQ )
Itulah empat pesantren terbesar di Kabupaten Jombang: Tebuireng, Darul Ulum, Bahrul Ulum, dan Mambaul Maarif. Dengan berbagai macam lembaga pendidikan formal dan non formal yang mereka kelola, serta sejarah panjang keilmuannya, mereka terus berperan penting dalam pendidikan islam.
Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Muhammad Wildan Saiful Amri Wibowo