5 Cara Mengelola Keuangan ala Rasulullah, Nomor 2 Sering Lupa
TSIRWAH INDONESIA – Mengelola keuangan merupakan sebuah skill yang seharusnya dimiliki setiap manusia. Karena mengelola keuangan dengan baik dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kemampuan mengelola keuangan harus dilakukan agar menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan ini bisa digunakan agar dapat mengetahui ke mana pengeluaran yang dikeluarkan.
Mengelola Keuangan ala Rasulullah
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam merupakanrole model dalam menjalani kehidupan. Tidak hanya soal ibadah, tetapi juga bagaimana Rasulullah SAW mengelola keuangan.
Berikut ini 5 cara mengelola keuangan ala Rasulullah menurut haibunda.com:
1. Membuat Pos Keuangan
Rasulullah SAW membagi keuangannya menjadi tiga kategori, yaitu makanan, pakaian yang dikenakan atau barang, serta sedekah. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis:
يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِى مَالِى إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلاَثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ
Artinya: “Hamba berkata, ‘Harta-hartaku.’ Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan,” (HR Muslim).
2. Mencacat Pengeluaran
Mencatat pengeluaran sering dianggap kegiatan yang kurang menarik dalam mengelola keuangan. Padahal dengan mencatat pengeluaran, bisa mengetahui ke mana dan digunakan untuk apa saja uang tersebut. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis:
أَخْبَرَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُرَيْجٍ عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَا فَعَلَ بِهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ
Artinya: “Telah mengabarkan kepada kami (Aswad bin Amir) telah menceritakan kepada kamu (Abu Bakar) dari (Al A’masy) dari (Sa’id bin Abdullah bin Juraij) dari (Abu Barzah Al Aslami) ia berkata: Rasulullullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Dua kaki manusia tidak bergeser (dari tempat berdirinya) di hari kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya apa yang telah dilakukannya, tentang hartanya dari mana ia dapatkan serta untuk apa ia belanjakan, dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan’,” (HR Sunan Darimi).
Baca Juga: 7 Tips Jitu Kelola Keuangan Syariah, Bebas Riba dan Hati Tenang
3. Fokus Menabung
Menabung merupakan hal yang sudah sering diajarkan sejak kecil. Kebiasaan menabung sudah tertanam sejak kecil. Rasulullah SAW juga menyisihkan hartanya untuk ditabung. Hal ini disampaikan dalam hadis berikut:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ كَعْبٍ قَالَ سَمِعْتُ كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ مِنْ تَوْبَتِي أَنْ أَنْخَلِعَ مِنْ مَالِي صَدَقَةً إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ فَإِنِّي أُمْسِكُ سَهْمِي الَّذِي بِخَيْبَرَ
Artinya: “Telah bercerita kepada kami (Yahya bin Bukair) telah bercerita kepada kami (Al Laits) dari (‘Uqail) dari (Ibnu Syihab) berkata telah bercerita kepadaku (‘Abdur Rahman bin ‘Abdullah bin Ka’ab) bahwa ‘Abdullah bin Ka’ab berkata: Aku mendengar Ka’ab bin Malik radliyallahu ‘anhu: Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya untuk melaksanakan taubat aku berkehendak mengeluarkan seluruh hartaku sebagai shadaqah di jalan Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Maka Beliau berkata: “Simpanlah sebagian hartamu karena itu lebih baik bagimu.’ Aku berkata lagi: ‘Sesungguhnya aku menyimpan hartaku yaitu bagianku yang ada di tanah Khaibar’,” (HR Bukhari).
4. Hindari Hutang
Dalam Islam berhutang adalah hal yang tidak dianjurkan jika tidak mendesak. Namun, jika keadaan mendesak orang yang berhutang wajib untuk mengembalikan sesuai dengan nominal yang telah dipinjam.
Apabila tidak, Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan ganjaran yang setimpal.
5. Menghindari Sifat Boros
Dalam ajaran Islam sangat tidak menganjurkan kepada siapa pun untuk memiliki sifat boros. Bahkan Allah SWT mengibaratkan orang yang boros itu sebagai saudara setan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 27:
إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَـٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًۭا
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Kesimpulan
Rasulullah SAW sudah mencontohkan bagaimana cara mengelola keuangan. Diawali dengan membuat pos keuangan, mencatat pengeluaran, fokus menabung, menghindari hutang, dan juga menghindari sifat boros.
Semoga umat muslim dapat mengikuti tauladan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Wallahu A’lam
Oleh Lokeswara Daegal