Fiqih & Akidah

5 Hal yang Wajib Dilakukan Sebelum Melaksanakan Sholat, Simak Ulasannya

TSIRWAH INDONESIA – Sholat merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi sebelum melaksanakan sholat, ada beberapa ketentuan dan aturan yang mesti diperhatikan, tidak boleh asal-asalan dalam menunaikannya.

Sebelum melaksanakan sholat terlebih dahulu kita harus memenuhi syarat sah sholat, yaitu mengerjakan dan menyempurnakan setiap syarat yang sudah ditentukan.

Adapun syarat-syarat yang wajib dilakukan sebelum melaksanakan  sholat ada lima, yaitu:

1. Kebersihan

Orang yang hendak melaksanakan sholat terlebih dahulu harus mensucikan diri dari  hadas dan najis, baik dari hadas kecil dan hadas besar, begitu juga dengan najis, harus bersih dari najis ringan, najis sedang dan najis berat.

Dalam bahasa Arab kebersihan diistilahkan dengan an-nadzofatu, yaitu sebelum melaksanakan sholat kebersihan badan, pakaian yang akan digunakan saat melaksanakannya, dan juga tempat sholat harus diperhatikan.

2. Berwudhu atau Tayammun

Berwudhu merupakan syarat kedua yang harus dilakukan sebelum mengerjakan sholat, jika memiliki udzur maka diperbolehkan bertayammun. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6: 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَا غْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَ يْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَا فِقِ وَا مْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَ رْجُلَكُمْ اِلَى الْـكَعْبَيْنِ ۗ وَاِ نْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَا طَّهَّرُوْا ۗ وَاِ نْ كُنْتُمْ مَّرْضٰۤى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَآءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَآئِطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَآءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَا مْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَ يْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰـكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَ لِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”

3. Menutup Aurat

Dalam melaksanakan sholat menutup aurat merupakan salah satu yang menjadi penentu sah atau tidaknya sholat tersebut. Apabila seseorang tidak sempurna dalam menutup auratnya, maka sudah jelas sholatnya tidak sah. Sehingga kita yang muslim harus tahu, apa saja yang menjadi aurat kita saat melaksanakan sholat.

Bagian antara aurat laki-laki dengan perempuan berbeda. Adapun aurat laki-laki yang harus diperhatikan dan tidak boleh terlihat saat melaksanakan sholat, adalah bagian tubuh dari pusar sampai lutut. Sedangkan yang menjadi aurat bagi perempuan  adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.

4. Menghadap Kiblat

Kiblat merupakan bangunan Ka’bah. Para ulama bersepakat bahwa menghadap kiblat saat melaksanakan sholat  merupakan salah satu syarat sah sholat, kecuali bagi orang  udzur yang menyebabkannya tidak bisa mengarah kiblat. Seperti orang sakit, orang yang sholat dalam kendaraan, dan lain sebagainya. Madzhab Imam Syafii mengatakan yang dinamakan menghadap kiblat adalah mengarah secara tepat ke bangunan Ka’bah.

5. Masuk Waktu

Masuk waktu merupakan salah satu  yang menjadi syarat sahnya sholat, kita tidak bisa melaksanakan sholat di luar waktunya. Setiap sholat khususnya yang fardhu memiliki waktu tersendiri, kita tidak boleh melakukan sholat Subuh saat waktu sholat Maghrib.  

Waktu Dzuhur dikerjakan mulai dari tergelincirnya matahari sampai bertambah bayang-bayang dari pada aslinya.

Waktu Ashar boleh dikerjakan setelah habisnya waktu Dzuhur sampai terbenam matahari.

Waktu Maghrib mulai dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (mega merah).

Waktu Isya‘ hanya bisa dikerjakan mulai dari hilangnya mega merah sampai terbitnya fajar.

Waktu Subuh mulai dari terbit fajar sampai munculnya matahari.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Isra‘ ayat 78:

اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰ نَ الْـفَجْرِ ۗ اِنَّ قُرْاٰ نَ الْـفَجْرِ كَا نَ مَشْهُوْدًا

Artinya: “Laksanakanlah sholat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula sholat) subuh. Sungguh, sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”

Menurut para ahli tafsir, ayat ini menyebutkan  waktu sholat yaitu sesudah matahari tergelincir, yang  merupakan waktu sholat Dzuhur dan Ashar. Sedangkan gelap malam adalah sholat Maghrib dan Isya` dan qur`anal fajri yaitu sholat Subuh.

Wallohu A’lam
Oleh Nurmiana Siregar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator