Alquran & HaditsTajwid & Tahsin

Al-Mad dan Al-Qashr dalam Ilmu Qira’at, Simak Penjelasannya

TSIRWAH INDONESIA  Al-mad dan al-qashr adalah dua istilah yang sering dipakai, baik dalam ilmu tajwid maupun ilmu qira’at.

Pembahasan al-mad dan al-qashr dalam ilmu qira’at, pada tulisan ini akan disusun secara sistematis mulai dari definisi mad, qashr, pembagian mad, contoh ayat, dan kaidah para imam qira’at sebagai berikut:

BACA JUGA: 2 Jenis Kaidah dan Hukum Mim Jamak dalam Ilmu Qira’at

Definisi Mad dan Qashr

Mad menurut bahasa maknanya bertambah dan memanjang.

Sedangkan menurut istilah ilmu qira’at, mad adalah memanjangkan suara dengan salah satu huruf mad ketika bertemu dengan hamzah atau sukun.  

Qashr menurut bahasa artinya pendek, kebalikan dari kata thul (panjang).

Sedangkan menurut terminologi ilmu qira’at, qashr adalah memanjangkan suara dengan ukuran dua harakat, jika sedang membahas ukuran panjang mad.

Menurut Imam Hafsh, salah satu contoh qashr adalah mad badal. Artinya, panjang mad badal adalah dua harakat.

Huruf Mad

Huruf mad ada tiga:

Pertama, alif (ا) sukun terletak setelah fathah.

Kedua, wau (و) sukun yang terletak setelah dhammah.

Ketiga, ya (ي) sukun terletak setelah kasrah.

Ketiganya terkumpul di dalam kata .(نُوْحِيْهَا)

Kaidah Mad dan Qashr

Sayyid Lasyin Abu Al-Farh dan Khalid bin Muhammad dalam kitab Taqrib al-Ma’ani membagi mad menjadi dua, yaitu: mad ashli/thabi’i (mad yang tidak bergantung pada sebab sukun atau hamzah) dan far’i (mad yang keberadaannya bergantung pada suatu sebab sukun atau hamzah).

Berikut penjelasan mengenai mad yang bergantung pada suatu sebab hamzah:

Pertama, mad muttashil yaitu apabila ada huruf mad dan hamzah sesudahnya, dalam satu kata.

Contoh lafaz: شاء، سوء، جيء.

Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Al-Kahf ayat 29:

فَمَنْ شَاۤءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَاۤءَ فَلْيَكْفُرْ

Adapun perbedaan bacaan imam qira’at pada lafaz ayat di atas, yaitu:

1.  Warsy dan Hamzah membaca dengan at-thul (panjang mad enam harakat).

2.  Baqil qurra’ mereka adalah: Qalun, Ibn Katsir, Abu ‘Amr, Ibn ‘Amir, Ashim, dan Al-Kisa’i membaca dengan at-tawassuth (panjang mad empat atau lima harakat).

Kedua, mad munfashil yaitu apabila ada huruf mad pada akhir kata dan hamzah sesudahnya, tidak dalam satu kata.

Contoh lafaz: .في أمها، وأمره إلى، يأيها

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qashash ayat 59:

حَتّٰى يَبْعَثَ فِيْٓ اُمِّهَا رَسُوْلاً

Adapun perbedaan bacaan imam qira’at pada lafaz ayat di atas adalah:

1.  Qolun dan Ad-Duri membaca dengan al-qashr dan at-tawassuth.

2.  Ibn Katsir dan As-Susi membaca dengan al-qashr.

3.  Warsy dan Hamzah membaca dengan at-thul.

4.  Baqil qurra’ mereka adalah: Ibn ‘Amir, ‘Ashim dan Al-Kisa’i membaca dengan at-tawassuth.

Ketiga, mad badal disebut mad pengganti karena asal kalimat ada dua hamzah, yang pertama berharakat, yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua diganti dengan jenis huruf/harakat yang sama dengan hamzah yang pertama.

Misal lafaz:.ءامن، رءوف، للإيمان    

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 37:

فَتَلَقّٰٓى ءَادَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ

Adapun perbedaan bacaan imam qira’at sebagai berikut:

1.  Warsy membaca dengan tiga wajah (model bacaan) yaitu al-qashr, at-tawassuth, dan ath-thul populer disebut dengan tsalatsatul badal.

2.  Baqil qurra’ mereka adalah: Qalun, Ibn Katsir, Abu ‘Amr, Ibn ‘Amir, Ashim, dan Al-Kisa’i membaca dengan al-qashr.

Keempat, mad layyin adalah apabila ada huruf ya dan wawu yang sukun, sebelumnya berharakat fathah dan sesudahnya berupa hamzah.

Contoh lafaz: .استيئس، كهيئة، شيئا، سوءة، شيئ

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 49:

كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ فَاَنْفُخُ فِيْهِ فَيَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِ اللّٰهِ

Adapun perbedaan bacaan imam qira’at pada lafaz ayat di atas, yaitu:

1.  Warsy membaca dengan tsalatsatul badal.

2.  Baqil qurra’ sebagaimana poin ketiga di atas membaca dengan al-qashr.

Wallahu A’lam
Oleh Anni Kholidah Ritonga

Editor: Havidz Ramdhani

Aktivis Dakwah, Penulis, Guru Agama, Hafidzul Quran, Web Developer, Graphic Designer, memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan pesantren sesuai relevansi zaman dan teknologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator